37 - TAMAT.

11K 1.6K 343
                                    

Jujur, gue pribadi lupa jalan ceritanya HAHA.

SAPA YG KANGEN INI FF NGAKU!!

ew pede bat gue

🙌🙌🙌

Gue dan ka jihoon udah sampe di rumah dengan selamat. Barusan banget sampe, guanlin udah ngajakin ke tempat tahanan tante quanyi.

"ka, gue pergi lagi ya"

"kemana" jawab ka jihoon yang geletak di sofa depan tv.

"tahanan"

"sama?"

"guanlin"

"tiati"

Gue pergi setelah ka jihoon ngelambaiin tangannya ke arah gue.

Tepat di depan pager rumah tetangga, guanlin sudah siap dengan mobil sport nya.

"dah siap?"

"cus"

🙌🙌🙌

Singkatnya, gue sudah di ruang jenguk tahanan.

Gue dan guanlin diem aja. Tante quanyi di balik kaca sebelah sana juga menatap kami dalam diam. Dengan suasana hening seperti ini, bisa gue denger deru napas guanlin yang tidak teratur.

Tangan gue meraba raba angin, sampai akhirnya menemukan tangan guanlin yang ternyata dingin meski terbalut sarung tangan yang biasa ia kenakan.

Tanpa gue sadari, guanlin mengeratkan genggaman kami dan menarik napas panjang.

"nyonya... Quanyi?" katanya pelan.

Kaca penghalang kami dengan tante quanyi memiliki lubang lubang kecil, berfungsi untuk menghantarkan suara agar tetap terdengar dari sebelah sana.

"ada apa kalian kemari" jawabnya dingin.

"ada yang harus kami bahas dengan anda..."

"hm"

"langsung saja pada intinya. Apakah saya anak anda?"

"saya rasa anda sudah tau jawabannya"

"baiklah nyonya--"

Belum sempat guanlin melanjutkan pembicaraannya, tante quanyi memotongnya.

"kalau kamu sudah tahu bahwa saya ibumu, lantas kenapa tidak memanggil saya dengan panggilan mama?"

Guanlin tersenyum miring.

"mama yang saya akui bukan pembunuh seperti anda" katanya.

Agak kaget juga gue denger guanlin ngomong gitu. Berani banget sat woy degdegan sendiri gue dengernya.

Berbeda dengan tante quanyi, raut wajahnya tetap tanpa ekspresi.

"oke nyonya... Satu lagi"

"katakan segera"

"dimana kakakku?"

"ka- kakakmu?"

"iya. Lai guolian. Anak laki laki kecil yang anda tinggalkan di taman bermain, seolah olah mengajaknya bermain petak umpet"

OCDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang