Prolog

3.5K 267 26
                                    

Denting waktu terus berlalu, mencetak kegelapan dalam kesunyian yang mencekat. Samar-samar terdengar langkah kaki semakin mendekat dikeheningan malam yang mencekam. Memasuki sebuah gedung kosong yang tak terurus. Disana, sosok pria tua dengan pakaian lusuh dan tubuh kecilnya terbaring lemah dengan sisa nafasnya.

Ia terus merintih dengan pilu, merasakan sakit yang teramat pada sekujur tubuhnya. Dadanya pun semakin sesak dan nafasnya semakin tersengal-sengal, seolah sesuatu akan keluar dari tubuh rentah itu.

"Cepatlah keluar, ini tidak akan sesakit itu jika kau dulu menjadi manusia yang baik." Sosok pria dengan wajah menawan dan pandangan yang tajam segera berjongkok disamping tubuh pria tua yang kini sedang berjuang untuk tetap hidup. Jika manusia normalnya akan membawa pria tua itu kerumah sakit atau melakukan apapun untuk pertolongan pertama tapi sangat berbeda dengan pria ini. Karena ia bukanlah manusia, ia adalah malaikat kematian yang akan mencabut dan membimbing sesosok roh untuk masuk ke dimensi lain.

"Aish! Apa harus aku yang mengeluarkanmu? Aku bahkan memperlihatkan wajah menawan ku dihadapanmu sekarang! Harusnya kau sedikit menurut dengan ku." Keluhnya sambil terus memandang sosok pria tua yang mulai kehilangan kesadarannya. Para malaikat kematian ini biasanya memiliki dua wujud, yang pertama wujud yang menawan akan ia nampakkan bagi orang yang meninggal dengan memiliki amal perbuatan yang baik, namun wujudnya akan sangat menyeramkan jika ia menghadapi seseorang dengan amal perbuatan yang buruk.

"Aku tidak menakutimu karena beberapa kebaikan yang kau lakukan pada anjing itu."

GUGGG

Suara gonggongan anjing memecahkan kesunyian. Semenjak tadi anjing itu sudah berada di samping pria tua itu, ia hanya terdiam ketika menyadari kehadiran malaikat kematian. Selang beberapa detik tubuh tua rentah itu tak bergerak lagi dan hembusan nafasnya tak terdengar lagi. Sesosok pria yang hampir mirip dengan pria itu keluar dari jasad tersebut. Ia memandang datar pria muda yang kini tengah berdiri tak jauh darinya.

"Bang Taek Hyun, umur 80 tahun meninggal karena Paru Obstruktif Kronis. Minumlah teh ini dan berjalannya menuju pintu itu." Seketika sebuah pintu muncul begitu saja dihadapan mereka. Pria tua itu terlihat enggan untuk meminum Teh yang bahkan sekarang melayang-layang dihadapannya.

"Wae? Kau tidak mau?" Sinis malaikat muda tersebut.

"Kenapa aku harus mati sekarang? Aku tidak boleh mati sekarang!" Bentak roh pria tua itu yang seketika membuat geram malaikat muda tersebut.

"Jadi kau ingin hidup lagi?" roh pria tua itu mengangguk cepat.

"Pabo! Kau tidak akan bisa hidup! Jadi menyerahlah brengsek!" Malaikat muda itu terlihat marah dengan cepat menyerang roh pria tua dan membuatnya terpental beberapa meter.

"Yak! Jeon Jungkook, kau harus mengendalikan emosimu." Sesosok malaikat lain muncul dengan duduk diantara tumpukan barang dan menggelengkan kepalanya seolah tak menyetujui tindakan temannya ini.

"Kau terlalu berlebihan pada pria tua yang rentah ini." Sosok malaikat lain hadir, dengan meminumkan teh penghilang ingatan pada pria tua itu.

"Diamlah kalian!" Jawab Jungkook malas.

"Masuklah, selagi kami berbaik hati." Ucap malaikat yang menyodorkan teh tadi. Perintahnya terkesan santai tapi tatapannya terlihat menakutkan. Pria tua itu segera memasuki pintu gaib tersebut dan segera setelah ia memasukinya pintu itu pun menghilang.

"Yak hyung! Kenapa kalian datang kemari?" Protes Jungkook.

"Kami?" Tuding malaikat yang masih duduk diatas tumpukan barang rongsokan tersebu.

"Tentu saja mengunjungimu haha..." Gelak tawa malaikat yang menyuruh pria tua itu masuk segera memenuhi gedung kosong membuat Jungkook menghela nafas kesal.

JEOSEUNGSAJA | SinKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang