Chenle mati matian untuk melarang renjun agar tak usah datang ke sekolah dulu karena demi apapun demam renjun masih tinggi, tapi gege nya itu malah bersikeras ingin masuk karena alasan ulangan fisika.
Beruntung pagi tadi jaemin sempat mampir dan renjun menurut untuk tak datang meskipun dengan berat hati.
"Le, kau tak kesekolah?" ucap renjun saat melihat chenle yang masih saja dirumah padahal jam menunjukan angka 7:15
"Ahni, hari ini sekolah diliburkan" ucap chenle lalu membawa nampan mendekat keranjang renjun.
"Makanlah ge, dan minum obatmu. Menyusahkanku saja" ucap chenle, renjun mempoutkan bibirnya namun tetap mengambil nampan itu.
"Ternyata fans mu banyak juga ya ge" ucap chenle yang kini duduk di ranjang renjun yang cukup luas sembari menggeser layar ponselnya.
"Lihat ini, mereka mengucapkan semoga cepat sembuh padamu" chenle menunjukan layar ponselnya pada renjun yang tengah mengunyah makanan.
"Mereka baik sekali" ucap renjun setelah menelan makanannya.
"Eh apa ini? Ge lihat" ucap chenle saat menscroll ke bawah.
"Aku bacakan saja ne" ucap chenle dan renjun mengangguk.
" 'wah jeno oppa dan renjun oppa sama sama absen karena sakit, apa ini kebetulan? Ahh mungkin mereka jodoh' " ujar chenle membacakan salah satu pesan dan diakhiri tawa melengking darinya. Renjun tersedak makanan yang tengah dikunyahnya dan terburu mengambil air minum.
"Jodoh apanya" gerutu renjun.
"Kenapa juga orang itu ikut ikutan tak masuk" gerutu renjun lagi lalu mengambil pil nya dan menelannya.
"Eh hyung bukankah jika ia tak masuk, maka kalian impas? " ucap chenle.
"Impas apanya? Itu berarti besok aku juga harus ujian ulang di kantor bersamanya" ucap renjun lalu menaruh nampan nya diatas nakas.
"Ck, kau sakit saja masih bisa mengomel ge" chenle beranjak dari ranjang renjun dan melangkah keluar.
"Ah iya ge, aku pergi ke toko buku. Kau tak apa kutinggal sendiri?" ucap chenle sebelum benar benar keluar.
"Ya, pergilah" ucap renjun.
.
.
.
"Ck aku hanya sedikit terkilir tak usah berlebihan" gerutu jeno."diam dan berbaring saja ne, jika kau mencoba kabur Eomma akan mengurungmu jika sampai ketahuan" ucap eommanya, yoona.
"Jangan berlebihan eomma aku bukan anak kecil." protes jeno walaupun nadanya masih terdengar datar meskipun dengan eommanya.
"Kau ini anaknya siapa sih sebenarnya? Kenapa jika bicara datar sekali. Hah bagaimana eomma nanti bisa punya menantu jika kau saja seperti itu" omel yoona dan jeno memutar bola matanya jengah.
"Ah iya masih ada si manis itu ya. eomma suka sekali padanya tapi sayangnya eomma jarang melihatnya lagi. Ajak dia kesini jika sempat ya" ucap yoona. Jeno memilih kembali berbaring dan menarik selimutnya hingga dagu.
dia tau siapa yang dimaksud eommanya. Heol membawanya kerumah? Dekat saja pasti akan ricuh. Ya dia, siapa lagi jika bukan si huang itu.
"Mencoba mengabaikan eomma ya?" ucap Yoona lalu membuang nafas berat saat jeno bahkan tak mengatakan satu kata pun.
"Kau tidak bisu lee jeno. Itulah mengapa eomma suka anak itu, dia bisa mencairkan es dirumah ini" ucap Yoona sebelum akhirnya suaranya teredam dan terdengar menjauh meninggalkan suara pintu ditutup dan jeno yang membuka lebar selimutnya.
"hah bagaimana ulanganku" gumam jeno pelan. Matanya melirik pada layar Ponselnya yang berkedip menampilkan notifikasi pesan masuk.
Tangannya meraih ponselnya dan menggeser layarnya untuk mengecek.

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read