"Mommy cepat" guanlin menggembungkan pipinya sedangkan jeno hanya tersenyum tipis disampingnya.
Renjun melangkah tergesa dari arah atas dan segera menghampiri keduanya.
"Aigoo iya iya. Sudah ayo" ucap renjun lalu menggandeng tangan guanlin.
"Jeno kunci pintu" ucap renjun setelah berjalan mendahului jeno, meninggalkan jeno yang menatap datar kearahnya.
"Kenapa jadi dia yang memerintahku?" gumam jeno tapi masih tetap mengunci pintu rumah nya.
"Daddy nanti sepulang dari rumah haelmoni dan haraboji kita pergi ke taman bermain ya?" ucap guanlin begitu jeno masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin.
"Daddy~ boleh ya?? Kita jarang pergi bersama bahkan hampir tak pernah" ucap guanlin.
Jeno menoleh kearah kursi belakang dimana guanlin tengah menatap penuh harap padanya.
Benarkah dirinya hampir tak pernah pergi dengan keluarganya?
"Boleh ya?? Selama ini aku hanya ditemani mommy saja" ucap guanlin sekali lagi.
Jeno menoleh menatap renjun yang hanya membalas dengan senyuman dan anggukan. Jeno terpaku sejenak sebelum wajah renjun kembali menatapnya datar.
"Baiklah, tapi gunlin yang tunjukkan jalannya nanti " ucap jeno akhirnya lalu mulai melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.
"Benarkah? Kita bisa pergi kemanapun?" ucap guanlin dengan nada antusias membuat renjun tak bisa menyembunyikan senyum nya
"Iya, nanti sepulang dari sana kita akan pergi" ucap renjun pada guanlin yang kini tersenyum lebar.
Setidaknya itu membuat dirinya sedikit mengurangi kegugupannya hari ini.
"Kau masih ingat rumahmu kan?" bisik renjun, jeno melirik nya sekilas dan mengangguk.
"Baguslah, guanlin bilang kau melewati jalan ke rumah kita kemarin" ucap renjun dan yang ia dengar hanyalah dengusan dari jeno.
mereka berhenti sejenak didepan gerbang hingga seorang satpam menghampiri mobil mereka dan membukakan gerbang.
"Tak banyak berubah" ucap jeno pelan, hampir mirip gumaman, namun masih bisa didengar renjun.
Renjun tentu masih ingat rumah ini meskipun diri nya hampir tak pernah kemari lagi dulu.
"Ayo turun" ucap jeno. Renjun hanya mengangguk lalu keluar dan membukakan pintu belakang dan menggandeng guanlin.
"guanlin?"
"Haraboji!!!!" guanlin melepas genggaman renjun dan berlari kearah seseorang yang ia panggil haraboji tadi.
"Aigoo cucu haraboji sudah besar" ucap donghae, ayah jeno sembari menggendong guanlin.
"Apa kabar appa" ucap jeno, dirinya merasa sedikit aneh karena baru beberapa hari saja ia tak bertemu dengan ayah nya dan kini ia menyapanya seolah sangat jarang bertemu.
"Baik tentu saja" ucap donghae.
"ayo masuk, kakak mu dan juga ibumu pasti senang" ucap donghae lalu melangkah dengan guanlin di gendongan nya.
"guanlin, sama mommy saja ne? Haraboji pasti lelah" ucap renjun, donghae tertawa kecil sedangkan guanlin merengut.
"Tak apa renjun, lagipula kita jarang bertemu kan? Aku juga belum terlalu tua" ucap donghae.
"Tapi-"
"Sudah ayo" ucap donghae lalu kembali berjalan.
"Ikuti saja" ucap jeno lalu menggenggam tangan renjun untuk berjalan disampingnya mengikuti ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read