4'th

14.7K 1.9K 121
                                    

Renjun mengerjapkan matanya mencoba membiasakan cahaya yang masuk ke matanya. Matanya menerawang keatas sejenak mencoba mengumpulkan nyawanya.

Ia melirik kearah jam diatas nakasnya lalu bergegas beranjak dan berlari kekamar mandi saat jarum jam menunjukan pukul 7:00.

"Sialan lele kenapa tak membangunkanku" gerutu renjun sembari cepat cepat memakai seragamnya dan menyambar tasnya dan juga mengambil serta ponselnya.

"Ge aku berangkat duluan, maaf tak bisa membangunkanmu. Aku berangkat pagi.    -chenle" renjun membaca sejenak post it yang ditinggalkan chenle diatas meja.

Ia bergegas melangkah atau lebih tepatnya berlari tanpa memikirkan sarapan. Jarak rumahnya dan juga sekolah sebenarnya tak terlalu jauh, hanya butuh 15 menit jika berjalan kaki.

Tapi ini bahkan sudah jam 7:25 dimana lima menit lagi gerbang sekolahnya ditutup.

Renjun berlari sekuat tenaga, meminta maaf jika tak sengaja menabrak orang yang dilaluinya lalu melirik sekilas kearah jam yang melingkar manis ditangannya.

Langkahnya melambat saat matanya menatap gerbang yang ternyata sudah tertutup. Renjun segera menghirup oksigen sebanyak banyaknya karena lelah berlari.

"Aku telat 9 menit" gumam renjun lalu melangkah mendekati gerbang. Langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sangat dikenalnya juga tengah menunggu didepan gerbang.

Lee jeno
.
.
.
"Mana hyung?" ucap jeno sembari mengambil sebuah roti yang telah diolesi selai dan memakannya.

"Oh, hyungmu sudah berangkat dari tadi. Dia bilang ada urusan" balas yoona sembari menuangkan jus di gelas jeno.

"Tumben" gumam jeno.

"Ah iya satu hal lagi, hyungmu bawa mobilnya dan kau-" .

"Aku bawa mobil eomma" ucap jeno memotong ucapan ibunya.

"Hei siapa bilang? Eomma ada janji pagi ini. Kau bawa motor hyung mu" ucap yoona.

"Hn" gumam jeno.

"Aku berangkat" jeno menyambar tasnya dan melangkah keluar setelah mengambil kunci motor hyungnya.

"Heh dasar anak itu "

Jeno menyalakan mesin motor sport merah milik hyungnya, taeyong lalu melajukannya meninggalkan kawasan rumahnya.

Dan sialnya baru beberapa menit ia melaju dari rumahnya, ban motor hyungnya bocor dan memaksanya untuk meminggirkan motornya.

"Sial bocor" ucap jeno lalu melirik kearah jamnya.

"Telat" ucapnya lalu menghela nafas sejenak dan mengambil ponselnya dan menelepon eommanya.

"ya jeno ada apa?"

"Eomma ban motor hyung bocor, aku tinggal disini. Tak jauh dari rumah nanti panggilkan bengkel ne"

"Haish iya iya"

"Ok"

jeno mematikan ponselnya dan mencabut kunci motornya. Ia melangkah menuju halte bis terdekat dan memilih naik bus untuk sampai kesekolahnya walaupun dia tau pasti saat ia sampai ia akan telat. Tapi siapa peduli.
.
.
.
"Kau telat juga" ucap renjun yang kini duduk disamping jeno dengan ogah ogahan.

Dia sudah berusaha membujuk satpam penjaga gerbang agar meloloskan nya tapi tak berhasil dan memilih menunggu guru bk datang dan menerima hukumannya.

"Hn" dan itu jawaban dari jeno yang didapatnya

"Tak punya kata lain selain 'hn'?" ucap renjun tanpa mau menatap jeno

rival (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang