1'st

25.3K 2.5K 236
                                    

"Renjunie anyeong," ucap seorang namja cantik dari dalam kelas dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Ne, anyeong nana-ya. Ada apa? Kenapa sepertinya ceria sekali?" ucap renjun dengan senyuman manis seperti biasanya.

"Tak ada, hanya ingin sepertimu saja, selalu ceria. Kan kau yang mengajarkan," ucap jaemin lalu merangkul bahu kecil renjun

"Aigoo dasar anak pintar," kekeh renjun, tapi tak berlangsung lama.

"Cih masih pagi sudah tebar pesona." renjun melirik tajam kearah suara berat yang sangat sangat dikenalnya, lee jeno.

Senyumnya seketika luntur digantikan wajah datar saat jeno berhenti tepat didepannya dan menatap remeh padanya.

"Apa kau lihat lihat? Dasar kecil," ucap jeno datar namun sarat akan ejekan

"Mwo? Kecil katamu?" ucap renjun bersungut lalu-

Dug

-Menendang tulang kering jeno yang sekarang agak berlutut dan sedikit meringis. Karena meskipun renjun itu kecil, renjun masih lah seorang namja yang walaupun menurut jeno tendangan tadi tidak ada apa apanya.

"Kau-" geram jeno lalu balas menatap renjun tajam.

"Apa? Kau mau apa hah? Balas memukulku?" tantang renjun dengan masih bersungut sungut.

Jeno kembali ke posisinya berdiri dengan wajah yang ia buat datar sedatar datarnya dan juga aura dingin sedingin dinginnya saat dirasa hampir satu kelas melihat kearahnya dan juga renjun.

"Kenapa? Kau tak mau membalasku Hah?" ucap renjun lagi

"Renjunie sudahlah ayo," ucap jaemin berusaha menengahi keduanya

"Shireo," tolak renjun tanpa melihat kearah jaemin yang berdecak kesal.

'Selalu saja seperti ini, bahkan ditahun ke 10' ucap jaemin dalam hati sembari melangkah meninggalkan keduanya yang sebenarnya adalah sahabat kecil nya.

"Jujur ya lee jeno, aku ini bosan berada dikelas yang sama dengan mu terus-"

"Aku lebih bosan harus bertatap muka denganmu terus," potong jeno dengan nada datar.

"Cih dasar kau ini-"

"Lee jeno dan huang renjun lagi, aku yang lebih bosan melihat kalian berdua seperti ini setiap hari." potong seorang namja yang sebenarnya setahun lebih muda dari keduanya tapi memiliki tinggi diatas rata rata.

"Apa? mau kudoakan kalian berdua berjodoh sekalian?" ucap namja itu lagi saat keduanya menatapnya tajam.

"Kau-"

"Guanlin-"

Lai guanlin namja asal china itu bersmirk saat renjun dan juga jeno hampir berbarengan memanggilnya.

"Wae? Ah mungkin kalian memang jodoh. Hingga memanggilku saja berbarengan," ucap guanlin dengan nada polos dan sedikit memiringkan kepalanya yang membuat siapapun yang melihatnya sekilas akan memujinya imut atau apalah itu terkecuali kedua orang didepannya.

"Hentikan omong kosongmu," ucap jeno final lalu berjalan melewati renjun dan juga guanlin yang masih tersenyum miring kearah bangkunya.

"Guanlin dengar meskipun kita berada dikelas yang sama, kau tetaplah lebih muda dariku jadi tolong panggil aku dengan embel embel hyung ataupun gege ne?" ucap renjun lembut lalu smirk diwajah guanlin berubah menjadi senyum polos khas anak kecil disertai anggukan yang membuat renjun gemas.

"Satu hal lagi aku tak mau berjodoh dengan orang itu," ucap renjun sebelum akhirnya ia melangkah ke tempat duduknya menyusul jaemin yang kini terlarut dalam buku bacaannya.

rival (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang