"Mommy yang ini bagaimana?" ucap guanlin yang kini tengah mengerjakan pr nya di ruang kerja renjun.
Renjun yang menyuruhnya mengerjakannya disana agar dirinya bisa mengajarinya sekaligus mengerjakan pekerjaannya
"Yang mana?" ucap renjun, guanlin mendekat dan menunjukan bukunya pada renjun.
"Oh guanlin harus menambahkan yang ini dulu" ucap renjun. Guanlin mengangguk dan kembali ke tempatnya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Renjun tersenyum sejenak lalu kembali memfokuskan pandangannya pada setumpuk kertas dihadapannya.
"Mommy aku sudah selesai," renjun menoleh dan mendapati guanlin yang merapihkan buku bukunya dan hendak beranjak.
"Benarkah?" ucap renjun, guanlin mengangguk dan mendekatinya.
"Kalau begitu guanlin main saja ya tapi jangan keluar rumah. Mommy akan meneruskan ini dulu" ucap renjun guanlin mengangguk patuh dan keluar dengan tangan membawa beberapa bukunya dan peralatan tulisnya.
Renjun kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya sesaat setelah guanlin keluar.
Lembar terakhir ia letakkan bersamaan dengan lenguhan lega terdengar dari bibir tipisnya. sudut matanya melirik kearah jam yang terletak di depan mejanya dan tanpa terasa dirinya telah berada disana selama berjam jam.
Tangan tangannya dengan cekatan mulai merapihkan meja kerjanya dan beranjak dari kursinya.
"Eh? Buku guanlin?" ucap renjun saat matanya menangkap sebuah buku kecil berwarna biru dongker di tempat dimana guanlin mengerjakan pr nya tadi.
Ia meraihnya dan membuka halaman pertama dari buku yang besarnya bahkan hanya setelapak tangannya -yang sebenarnya dirinya sendiri bingung kenapa anaknya menyimpan buku yang bahkan tak tampak menarik sama sekali-
"Ini-"
"Mommy sudah selesai belum?" renjun sedikit tersentak dan dengan segera menutup buku kecil itu dan memasukkannya kedalam sakunya saat memdengar suara guanlin.
"Ne, " jawabnya lalu segera keluar dari ruang kerjanya
.
.
.
.Jeno turun setelah memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. sebelah tangannya dengan segera mengendurkan dasi yang seakan mencekiknya seharian ini.
Tangannya terulur untuk membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam.
"Aku pu-"
"Daddy!" pekik guanlin sembari berlari menghampiri jeno yang baru saja beberapa langkah masuk kedalam rumah.
Jeno hanya membalas guanlin dengan senyuman. Matanya menangkap renjun yang baru saja muncul dari arah dapur.
"Kau sudah pulang" ucap renjun, jeno mengernyitkan dahinya mendengar nada suara renjun yang terdengar serius namun tetap mengangguk sebagai jawaban.
"Sebaiknya kau mandi dulu nanti setelah itu makan malam. Ada yang harus kubicarakan" ucap renjun sembari mendekat pada jeno.
"Guanlin cuci tangan saja dulu ya, nanti tunggu mommy dan daddy disana" ucap renjun lembut pada guanlin yang hanya mengangguk patuh dan segera berlari ke belakang.
"Ada apa?" ucap jeno
"Bagaimana hari mu dikantor?" ucap renjun. Jeno mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan renjun
"Baik tak seburuk yang kukira. Tapi aku tau bukan itu kan yang ingin kau bicarakan" ucap jeno dan yang ia dengar selanjutnya adalah helaan nafas kecil yang keluar dari bibir renjun.
"Kurasa kau harus mandi Dulu. Kita bicarakan ini setelah makan malam" ucap renjun lalu melangkah meninggalkan jeno Yang juga ikut melangkah untuk masuk kedalam kamarnya.
.
.
.
.
Aroma sup dan juga segala jenis masakan menyeruak kedalam indera penciuman jeno begitu kakinya melangkah ke area ruang makan dimana renjun dan juga guanlin tengah duduk menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read