17'th

11.8K 1.6K 155
                                    

Renjun mendudukkan dirinya di sofa, minhyun dan juga seonho sudah pulang beberapa menit yang lalu dan kini guanlin sudah tidur siang di kamarnya.

Tangannya meraih ponsel miliknya dan membuka salah satu aplikasi chat. Dirinya tersenyum begitu melihat chat dari gege nya yang mengirimkannya sebuah foto yang berisi gege nya sendiri dan juga seseorang lagi yang ia tebak adalah suami gege nya.

"Sedang melihat apa?" renjun terlonjak kaget dan menatap kaget pada jeno yang kini duduk tepat di samping nya dengan melipat tangan, ikut menatap layar ponsel nya.

Renjun mengerjapkan matanya dan meletakkan ponselnya dan kini jeno mengalihkan atensinya pada wajah renjun yang hanya berjarak beberapa centi darinya.

"Apa?" renjun buru buru mundur dan mengalihkan pandangannya dari jeno

"K-kapan kau pulang?" ucap renjun gugup.

"Sejak kau sibuk menatap ponselmu" ucap jeno, tangannya tergerak untuk mengendurkan dasi yang sedari tadi terasa mencekiknya.

"Kenapa sudah pulang?" ucap renjun lagi.

"Kenapa kau banyak bertanya? Aku merindukan mu makanya aku pulang" ucap jeno dan kini menatap renjun sembari tersenyum menggoda.

Dan tanpa sadar kedua pipi renjun bersemu. Dengan segera dirinya mengalihkan wajahnya dari jeno jika tak ingin di tertawakan karena blushing didepan jeno.

"Guanlin dimana? Sudah tidur ya?" ucap jeno

"Hm, begitulah tadi minhyun sunbaenim dan juga anak nya, seonho kemari menjenguknya" ucap renjun dan dibalas oh oleh jeno.

"Eh? Seonho itu anaknya minhyun sunbaenim?" ucap jeno, renjun mengangguk mengiyakan.

"Jeno banyak bicara sekarang" gumam renjun dalam hati, menatap jeno yang kini sibuk dengan ponselnya.

"Oh iya renjun" renjun tersentak dan buru buru mengalihkan pandangannya pada jeno

"Kenapa kaget seperti itu? ah iya ini" jeno melemparkan buku kecil bersampul biru ke pangkuan renjun.

"Kenapa lama sekali?" ucap renjun, mengangkat buku itu dan membuka random halamannya.

"yah sebenarnya kemarin sempat hilang" renjun dengan cepat menoleh pada jeno dan menatap nya tajam. Jeno meringis

"Tapi sudah ketemu, ternyata di ambil seseorang yang iseng" ucap jeno tanpa memberitahu jika siyeon lah yang mengambilnya.

"Kau sudah membaca semuanya? Apa isinya?" ucap renjun

"Eh sebenarnya belum aku baru membaca awal dan akhirnya saja. Karena guanlin semangat sekali menulisnya hingga berlembar lembar" ucap jeno.

Renjun meliriknya tajam dari ujung matanya dan sukses membuat jeno menciut karenanya

"Hh sudahlah, kau sudah makan siang? Jam makan siang kantor sudah habis" ucap renjun dengan menatap jam tangan nya.

"Ah iya kau benar" jeno merapikan kembali dasi nya dan beranjak

"Aku pergi dulu"

Cup

Renjun membeku di tempat, sedangkan jeno kini telah melangkah keluar dengan senyum di wajahnya.

Sebelah tangan renjun menyentuh dahi nya yang tadi sempat di kecup singkat oleh jeno. Matanya mengerjap beberapa kali, memandang pintu yang menjadi objek terakhir yang dilihatnya setelah jeno pergi.

"Dia itu-"

"Kenapa?"
.
.
.
.
"Aaaarrrgghh aku benci sekali pada si huang itu!!" geram siyeon sembari sekali lagi melemparkan apa saja yang dapat di jangkau tangan nya ke segala arah.

rival (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang