"Ada apa ren?" ucap jaemin begitu dirinya meletakkan cangkir kopinya diatas meja dan menatap kepada Renjun didepannya
"Tidak, hanya sedang bosan dirumah saja" ucap renjun lalu menatap keluar ruangan yang dibatasi tembok kaca transparan.
Jaemin menaikkan sebelah alisnya menatap renjun.
"Eh? Tumben. Ada masalah dengan jeno?" ucap jaemin. Renjun hanya menggeleng kecil setelah itu menghela nafas nya.
"Bukan dengan jeno-" ucap renjun sengaja menggantungkan ucapanya
"Tapi guanlin" jaemin mengerutkan dahinya.
"Guanlin? Apa maksudmu?" ucap jaemin dengan nada bingung.
"Apa mark hyung pernah memberi tahu padamu jika kami, aku dan jeno yang sekarang adalah kami sepuluh tahun lalu?" ucap renjun. Jaemin tampak berfikir keras lalu mengangguk mengiyakan sembari ber oh ria dan menjentikan jarinya.
"Benar masalah rumit itu? Jadi itu benar benar? Dan bukan karangan nya minhyung hyung saja?" ucap jaemin dan dibalas anggukan dari renjun
"Jadi?" ucap jaemin dan terdengar seperti pertanyaan bagi renjun.
"Guanlin yang dulu pernah sekelas dengan kita, jangan menyela dengan mengatakan tak ada yang bernama guanlin dikelas kita dulu. Adalah guanlin anak ku yang sekarang ini" jelas renjun dan butuh beberapa menit bagi jaemin untuk mencerna kata katanya.
"Tunggu, aku bingung" ucap jaemin.
"Huhh aku juga" ucap renjun lalu menyesap kopinya yang sedari tadi belum sempat ia sentuh
"Tunggu aku mengerti, jadi maksudmu guanlin keponakanku pergi kemasa dimana mommy dan daddy nya masih sma begitu?" renjun mengangguk
"Setidaknya itu yang kutemukan dibukunya" ucap renjun
"Tunggu? Buku?" ucap jaemin dan dibalas anggukan oleh renjun
"Ah sudahlah ceritanya panjang. Jadi intinya ada masalah apa antara aku dan jeno hingga guanlin datang ke masa lalu. Tak mungkin jika ia mau repot repot kesana hanya untuk piknik bukan?" ucap renjun.
Jaemin terlihat berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk menyetujui perkataan renjun.
"Kau tau sesuatu jaem? Antara aku dan jeno?" ucap renjun.
"Setahuku kalian tak ada mas- eh tunggu" ucap jaemin. Renjun menatapnya antusias.
"Park siyeon? Kau kenal dia? Kupikir wanita itu tengah mendekati jeno, terbukti dia mau menjadi guru di sekolah guanlin meskipun dirinya adalah anak ceo dari perusahaan tetangga keluarga lee" renjun terdiam beberapa saat.
"Siyeon?"
.
.
.
.
"Siyeon-ssi?" ucap jeno, haechan menatapnya dan juga wanita dibelakangnya bergantian."Kalian saling mengenal?" ucap haechan
"Dia guru di sekolah anakku" ucap jeno dan haechan mengerutkan dahinya.
"Guru?" Ucap haechan bingung karena setahunya-
"Ah ternyata ini adalah perusahaan anda jeno-ssi" ucap siyeon masih tersenyum.
"Ah ne"
"Kalau begitu aku permisi dulu" ucap haechan lalu berlalu dari ruangan jeno
"Silahkan duduk" ucap jeno berusaha sopan.
"Terimakasih" ucap siyeon lalu mengambil tempat duduk di seberang meja kerja jeno.
"Kupikir anda seorang guru" ucap jeno
"Ah soal itu ya, aku menyukai anak anak jadi aku melamar pekerjaan menjadi guru disana. tapi karena perusahaan ayahku tengah sibuk maka aku berhenti dan memilih untuk di tempatkan di perusahaannya saja" jelas siyeon. Jeno hanya ber oh ria.

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
Fiksyen PeminatI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read