Jeno mengerutkan dahinya menatap meja makan yang kini telah terisi oleh beberapa masakan untuk sarapan, namun tak seorang pun ia lihat di rumahnya.
Ia terbangun tanpa renjun disampingnya dan saat dirinya mencari namja itu, ia tak menemukannya dimanapun. Begitu pula guanlin yang sudah tak ada di kamarnya.
Matanya menatap kearah secarik kertas berwarna krem yang tertempel di pintu kulkas dan refleks tangannya terulur untuk menarik kertas itu.
To : lee jeno
Sarapan sudah aku siapkan kau tinggal makan dan berangkat ke kantormu. Jika kau bertanya aku dimana, maka aku hari ini ada urusan. Guanlin sudah kuantarkan ke sekolahnya, aku usahakan akan pulang sebelum makan siang.
.huang renjun.
Jeno meletakkan kertas tadi diatas kulkas dan kembali ke arah meja makan.
"Kemana sebenarnya renjun itu" guman jeno sembari menatap makanan di depannya.
.
.
.
.
"Mommy kerumah nenek? Yah aku ingin ikut" ucap guanlin sembari mengerucutkan bibirnya , renjun tersenyum dan mengusap pucuk kepalanya."Guanlin kan harus sekolah, lain kali mommy akan mengajak guanlin kok" ucap renjun.
Guanlin mengangguk pada akhirnya lalu melepaskan seatbelt nya dan bersiap akan turun.
"Apa perginya dengan daddy juga nanti?" renjun terdiam sejenak.
"Heum jika daddy tidak sibuk, sekarang guanlin berangkat" ucap renjun sembari tersenyum.
"Hm ne" ucap guanlin lalu mengambil tasnya dan mendekatkan diri pada renjun untuk mencium pipi renjun seperti biasanya.
"Bye mommy" renjun tersenyum dan mengangguk sembari membalas lambaian tangan guanlin.
Renjun meraih ponsel nya dan menatapnya cukup lama. ia membuang nafas nya
"Winwin ge masih disini tidak ya, dan lagi dia sudah menikah atau belum " monolog renjun lalu memilih meletakkan ponsel nya dan melajukan mobil nya menjauh.
.
.
.
.
Jeno berkali kali menatap pada ponselnya dan berkali kali pula dirinya menghela nafas panjang. renjun sedari tadi tak memberi nya kabar sedikitpun dan itu cukup untuk membuatnya penasaran kemana namja itu pergi."jeno-ya kau mendengarkanku?" jeno mendongak menatap kedepan. Dirinya bahkan lupa jika ia tengah berada bersama siyeon, klien perusahaannya.
"Ya maaf ada apa?" ucap jeno memilih untuk meletakkan ponselnya di saku.
"Aku tadi bilang, ayahku mengajak mu makan malam sebagai partner kerja nya" ucap siyeon,
"Oh begitu, kapan?" ucap jeno
"Besok, di blue ocean restourant. apa kau bisa?" ucap siyeon. jeno tampak menimbang sejenak sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan dan membuat siyeon tersenyum.
.
.
.
renjun memandangi rumahnya yang tampak tak berubah kecuali cat nya yang sepertinya diperbarui, selain itu semuanya masih sama.Kakinya melangkah mendekati pintu rumah nya dan masuk kedalam.
"Eomma?" ucapnya, kakinya melangkah masuk ke bagian rumah yang lebih dalam hingga terdengar suara orang tengah bercakap cakap.
"eomma? Appa?" ucap renjun membuat dua orang yang tengah duduk di ruang tengah rumahnya menoleh
"Eh renjun? Ada apa? Kenapa tak bilang pada eomma? Sudah lama?" ucap eomma renjun dengan ekspresi terkejut. renjun tersenyum dan memeluk eommanya.
"Aku rindu eomma" ucap renjun lalu melepaskan pelukannya dan melirik appanya.
"Aku juga rindu appa" ucap renjun dan beralih memeluk appanya yang hanya tersenyum dan membalas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read