Jeno berlari disepanjang lorong rumah sakit, tanpa mempedulikan beberapa orang yang tak sengaja ia tabrak. Tujuan nya hanya satu. Ruang dimana renjun sedang ditangani sekarang.
"Jeno" ucap taeyeong begitu jeno datang dengan nafas terengah juga bekas air mata yang masih terlihat samar.
"Renjun-" ucap jeno terhenti sejenak, meraup udara sebanyak banyak nya dan menatap kearah hyung nya.
"Bagaimana keadaannya?" ucap jeno.
Jaehyun yang juga ada disana maju untuk menepuk bahu jeno, mencoba untuk menenangkan adik ipar nya itu.
"Dia akan baik baik saja, dokter sedang menanganinya sekarang" ucap jaehyun lembut. Jeno terdiam, kedua bahu nya turun melemas.
Jeno menundukkan kepalanya, mengeratkan kepalan tangannya hingga buku jari nya memutih.
.
.
.Jeno masih tersenyum dengan handphone masih di telinganya. Matanya menerawang memandang layar monitor didepannya dengan masih mendengarkan ucapan renjun di seberang sana.
"Heum sejujurnya aku sendiri tak tau, kau tau aku saja malah berharap kalau hari ini tak ada meeting. kau tau? Aku lelah juga lama lama" ucap nya, masih menunggu orang diseberang nya menjawab. namun nihil.
"Renjun? Kau masih disana?"
"yeoboseyo?" jeno menegakkan tubuhnya, tersirat rasa khawatir pada orang yang berstatus sebagai istrinya itu.
"Ren-"
Brak!
Jeno tersentak kaget bersamaan dengan wajahnya yang menampilkan raut khawatir yang terpancar jelas. Berharap tak terjadi sesuatu pada istrinya.
"renjun?"
"Hallo, renjun suara apa.itu tadi?"
"Halo? Renjun"
"Huang renjun jawab aku"
Jeno memilih untuk mematikan sambungan telepon nya, mengecek lokasi renjun yang terhubung dengan gps di handphone nya. Dan setelah dirinya mendapatkan lokasi istrinya itu, ia meraih jas nya dan bergegas akan pergi.
"Haechan, aku pergi dulu. masalah kantor aku percayakan padamu" ucap jeno, dan tanpa bertanya apapun haechan mengangguk mengiyakan.
Jeno melangkahkan kakinya dengan cepat di lobby, hendak menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. namun langkahnya terhenti saat handphone nya berbunyi dan menampilkan nama renjun dilayarnya.
Dan dengan segera dirinya menggeser layarnya dan menempelkan handphone nya didekat telinga.
"Hallo? Renjun? Kau baik baik saja?"
"Oh maaf, apa anda suami atau kerabat korban? jika iya, dia sekarang sedang dibawa ke rumah sakit xx." ucap sebuah suara asing dari seberang sana.
Bahu jeno melemas begitu saja. Pandangan nya mengabur oleh air mata yang sudah berada di pelupuk. Dan setelah tersadar, dirinya mengusap kasar air matanya dan segera berlari ke parkiran. Hanya satu tujuan nya, rumah sakit tempat renjun sekarang.
Jeno mengumpat kasar disaat dirinya terjebak ditengah kemacetan panjang.
"Kenapa harus sekarang sialan!" teriak nya frustasi, dan tanpa berfikir lagi dirinya meraih ponsel nya dan keluar, berlari meninggalkan mobilnya ditengah kemacetan.
Jeno berlari sekuat tenaganya mengabaikan berapa jauh lagi jarak nya dengan rumah sakit itu kini.
Jeno memelankan langkahnya saat melihat hyungnya sudah ada disana dan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read