Renjun menggeliat nyaman dalam tidurnya saat merasakan hangat melingkupi dirinya.
Ia mengerjap merasakan sebuah tangan kekar tengah memeluk dirinya posesif dan juga dirinya yang tidur menghadap pria yang jauh lebih besar darinya itu.
Saat tersadar sepenuhnya, renjun mendorong dada pria itu dan beranjak bangun
"Yak! Siapa kau!" teriak renjun pada orang yang kini wajahnya tertutup bantal dan mencoba membiasakan matanya dengan cahaya.
Tampan, tapi..
Renjun menggelengkan kepalanya cepat saat namja itu menatap dirinya dengan pandangan-
Heran.
Dia juga memandang namja itu heran. Kenapa wajahnya malah terlihat familiar dimata renjun. Seperti seseorang yang telah lama dikenalnya tapi dalam versi dewasa.
"Kau- lee jeno?" ucap renjun hati hati. Orang itu menatap datar pada dirinya.
"Ya, dan siapa kau? Apa yang kau lakukan dikamarku?" ucap namja itu kelewat datar.
"Kamarmu? Jelas jelas ini kamar-" ucapan renjun berhenti seketika saat menatap ruangan yang ditempatinya.
"-ini bukan kamarku" lanjut renjun.
"Ini juga bukan kamarku" sahut lee jeno.
"Kau siapa?" ucap jeno.
Renjun menoleh dan baru menyadari jika sedaritadi orang didepannya ini tidur dengan bertelanjang dada. Wajahnya memanas saat menatap sekilas tubuh atletis milik jeno.
"S-setidaknya pakai b-bajumu" ucap renjun gugup dan mengalihkan pandangannya ke segala arah.
Jeno menatap dirinya sendiri dengan dahi berkerut. Sejak kapan dirinya tidur dengan bertelanjang dada begini?.
Jeno beranjak dan mendekati sebuah lemari besar yang ia asumsikan sebagai lemari pakaian dan mengambil sebuah sweater panjang dan memakainya.
Cklek
Baik renjun dan juga jeno menoleh saat pintu terdengar berbunyi dibarengi dengan suara parau anak kecil yang masuk kedalam dengan masih mengucek mata.
"Mommy" ucap anak itu.
"Iya sayang" balas renjun refleks. Dirinya juga terkejut saat bibirnya mengucapkan hal itu. Hell bagaimanapun dia itu masih sekolah dan lagi belum menikah ataupun punya anak, dan kini seseorang memanggilnya mommy. Yang benar saja.
Anak itu melirik sekilas pada jeno yang menatapnya datar.
"mommy aku bermimpi buruk" ucap anak itu lalu naik keatas ranjang dan memeluk renjun.
Renjun memperhatikan wajah anak itu dengan seksama.
"Guanlin?" ucap renjun saat menyadari jika wajah anak itu sangat mirip dengan guanlin.
"Ya mommy? kenapa memanggilku?" ucap anak itu, dan menatap renjun dengan pandangan polos.
"Namamu guanlin?" ucap renjun.
Anak itu memiringkan kepalanya menatap 'mommy' nya bingung
"Iya namaku guanlin, lee guanlin. Kan mommy sendiri yang memberiku nama kata daddy" ucap guanlin.
"Daddy?" ucap renjun bingung
Guanlin, anak itu mengangguk dan menunjuk jeno yang tengah memperhatikan keduanya.
"Kenapa kalian berdua sepertinya bingung?" ucap guanlin polos.
"E-eh tidak tidak apa apa. Kau tidak sekolah? Ini sudah jam berapa? Sana mandi" ucap renjun pada guanlin yang sepertinya masih berusia 5 tahun itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read