Renjun tak bisa untuk tak tersenyum. Pagi pagi sekali ibunya dan juga ibu jeno datang untuk menjenguk guanlin.
Dirinya bahkan sangat terbantu dengan kedatangan mereka, setidaknya ia bisa pulang ke rumah sejenak untuk membersihkan diri dan juga mengecek rumah nya.
Jeno juga sudah berangkat kekantornya. Lelaki itu benar benar menjaga guanlin semalaman, hingga renjun khawatir jeno akan kelelahan.
"Renjunie" renjun tersentak dan menoleh kearah yoona sembari tersenyum
"Ne eommonim?" ucap renjun.
"Kau sudah makan?kau pasti kelelahan menjaga guanlin semalaman, kau istirahat saja" ucap yoona, renjun tersenyum dan menggeleng kecil.
"Aniya eommonim, yang menjaga guanlin semalam penuh adalah jeno, justru aku yang khawatir padanya" ucap renjun
"Benarkah? Wah ternyata anak bungsu ku benar benar menjadi kepala keluarga yang baik" ucap yoona dengan kekehan di akhir kalimatnya.
"Ne?" renjun mengernyitkan dahinya menampilkan wajah bingung.
"Jeno itu, aku masih tak percaya jika anak itu adalah ayah dari satu anak sekarang. di awal pernikahan kalian saja dia masih keras kepala seperti saat kalian masih sma dulu-" ucap yoona, renjun bertambah bingung dengan semua ucapan ibu jeno.
"benar, apa kau ingat saat kita memberitahu mereka berdua kalau mereka akan menikah. bahkan renjunie kabur ke rumahnya jaemin saat itu" sambung eomma renjun diakhiri kekehan keduanya. membiarkan renjun diam dalam kebingungan.
"t-tunggu eomma. kau bilang tadi- ah ahni maksudku-" ucap renjun bingung.
Eomma nya menatap dengan penuh tanda tanya.
"Apa maksud kalian. kami di jodohkan? Aku dan jeno?" ucap renjun.
Baik eomma nya maupun eomma jeno saling pandang dengan raut wajah bingung.
"Renjunie, apa kau lupa?" ucap eomma nya.
"A-aku" renjun mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Sudah, itu juga sudah lama. wajar jika kau lupa kan. yang terpenting sekarang kalian sudah saling menerima karena ada guanlin. haha aku bahkan masih ingat raut wajah jeno yang bisa di bilang bahagia saat mendengar renjun mengandung. dasar anak itu" kekeh yoona.
Renjun terdiam, terlalu banyak fakta yang mengejutkan dirinya yang masuk kedalam pikirannya hingga ia sendiri kalut.
"a-aku permisi sebentar" ucap renjun lalu keluar dari dalam kamar inap guanlin.
ia merasa harus bertemu dengan mark karena lelaki yang berstatus sebagai kakak ipar nya itu yang dulu berkata jika mereka berdua, ia dan juga jeno menikah karena keinginan mereka sendiri, namun kenyataannya justru jauh dari hal itu.
Haruskah ia beritahu jeno juga?
.
.
.
.
"hei haechan" haechan menoleh dan menaikkan sebelah alisnya menanggapi panggilan jeno yang sedaritadi sibuk mengobrak abrik lacinya."Kau lihat buku kecil berwarna biru yang ku letakkan disini? " haechan mengerutkan dahinya bingung.
"Tidak, buku apa maksudmu?" ucap haechan
"Note kecil" ucap jeno pada akhirnya menyerah dan menyandarkan tubuhnya di kursi.
"Benar kau tak tau?" ucap jeno sekali lagi. haechan menatapnya datar dan memutar bola matanya malas.
"Eh tunggu dulu" Jeno menegakkan tubuhnya menatap pada haechan
"kemarin saat kau izin berangkat siang, siyeon kemari" ucap haechan, jeno menaikkan alisnya

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read