Renjun tengah sibuk mengurus guanlin yang hari ini akan keluar dari rumah sakit. Sesekali dirinya tersenyum saat guanlin tersenyum riang karena akan segera pulang dari tempat ini.
"Guanlin tak sabar ya?" guanlin mengangguk dengan semangat, membuat renjun kembali mengulas sebuah senyum manis di wajahnya.
"Tunggu sebentar ya, mommy akan mengurus berkas nya dulu" guanlin mengangguk semangat lalu setelahnya renjun melangkah keluar untuk menemui staf rumah sakit.
Sepeninggal renjun, guanlin turun dari ranjangnya dengan sedikit susah payah karena ranjangnya yang tinggi. Kaki kecilnya melangkah menuju tas yang tadi dibenahi renjun.
Tangan nya mulai membuka satu resleting tas dan mulai menggeledah isinya, sebelum akhirnya bibirnya merengut kecil karena tak mendapatkan apapun.
Suara langkah kaki terdengar mendekat dan dengan segera dirinya kembali menutup tas itu dan dengan segera melangkah menuju jendela.
"Eh? Guanlin sedang apa?" ucap renjun begitu melihat anak semata wayang nya tengah menatap keluar jendela.
"Ahniya mommy, sejak kemari aku belum pernah melihat keluar dari jendela ini" ucap guanlin dan diangguki renjun
"Sudah? Ayo kita pulang sekarang" ucap renjun, guanlin berbalik dan melangkah mendekati renjun yang dengan segera meraih tangannya dan menggandengnya keluar.
"Daddy dimana?" ucap guanlin begitu keduanya sampai di depan gedung rumah sakit.
Renjun berhenti sejenak dan menatap guanlin sembari tersenyum manis.
"Daddy bekerja sayang, Sudah ayo. Apa kau lelah? Mau mommy gendong?" ucap renjun namun dibalas gelengan oleh guanlin.
"Ya sudah ayo kita pulang"
.
.
.
.
"Baik apa ada masukan lagi?" ucap jeno didepan semua staf kantornya yang kini hening."ok kalau begitu saya anggap semua sudah deal, kita akhiri meeting sampai disini" ucap jeno finish dan dengan segera semua staf membenahi berkas di meja dan membungkuk pamit sebelum keluar dari ruangan meeting.
Jeno sendiri memilih untuk tetap duduk disana dengan beberapa berkas didepannya yang butuh tanda tangannya.
Namun matanya teralihkan fokusnya pada ponsel miliknya yang tergeletak disamping berkasnya.
Dan dengan segera tangannya dengan cekatan membuka kunci nya dan menscroll layar nya mengingat hari ini guanlin seharusnya sudah pulang.
"Yeoboseyeo" Ucap seseorang diseberang telepon begitu telepon tersambung.
"apa kalian sudah pulang dirumah?" ucap jeno to the point. Namun dirinya langsung dapat mengambil kesimpulan sebelum orang di seberang sana menjawab saat dirinya mendengar bunyi klakson dan juga kendaraan.
"Sedang dalam perjalanan, ada apa?"
"Tak ada, hati hati dijalan. Renjunie. aku usahakan akan pulang lebih awal" ucap jeno yang tanpa sadar sudut bibirnya terangkat saat mengucapkan hal itu.
"Aku tutup telepon nya. aku sedang di jalan" ucap renjun.
"Ya sudah, sampai jumpa" ucap jeno lalu menutup telepon nya.
Tok tok
"Ya masuk" ucap jeno.
"Permisi tuan, ada clien anda yang ingin bertemu" ucap salah satu bawahannya. Jeno menaikkan sebelah alisnya.
"Siapa?"
"Nona siyeon"
"Ah dia lagi" ucap jeno dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
rival (End)
FanfictionI want to meet someone better than you, but it's impossible. Warn! This is yaoi don't like don't read