special chap: guitar

12.5K 1.5K 88
                                    

Renjun menatap malas pada jeno yang kini sibuk sendiri dengan laptop dan tugas tugasnya, mengabaikan dirinya yang terlantar di kamar jeno.

Sebenarnya tak terlantar juga, karena dihadapannya sudah tersedia berbagai jenis snack juga minuman kaleng yang bahkan belum ia sentuh sama sekali.

Dan ini adalah hari minggu, dimana seharusnya mereka berdua pergi keluar atau sekedar menghabiskan waktu bersama malah tersita dengan tugas tugas jeno. Iya, seorang lee jeno bisa lupa mengerjakan tugas bahasa inggris yang seharusnya di kumpul besok.

Renjun menghela nafas, menyandarkan dirinya pada sisi ranjang jeno. Memperhatikan punggung tegap itu yang tengah serius menatap ke layar monitor dan juga buku secara bergantian.

"Jeno aku pulang saja ya" ucap renjun pada akhirnya, tak tahan dengan segala keheningan di kamar jeno.

Dan otomatis jeno berbalik masih dengan kacamata yang bertengger manis di hidung bangir nya, menatap renjun yang kini sudah berdiri.

"Jangan, aku sebentar lagi selesai" ucap jeno datar. renjun melongok menatap ke belakang jeno dan mengerucutkan bibirnya.

"sebentar lagi apanya, itu bahkan masih setengah nya" ucap renjun. Jeno tak menggubris ucapannya dan memilih untuk membalikkan badannya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.

Renjun berdecak kesal dan memilih untuk membaringkan tubuhnya diranjang jeno. Kepalanya menoleh kesamping dan atensinya teralihkan pada sebuah benda putih yang tersandar di samping rak buku jeno.

Ya, itu gitar putih milik jeno yang telah dimiliki namja itu sejak dia smp. Renjun menegakkan kembali tubuhnya dan menatap punggung jeno yang masih sibuk dengan dunianya.

"Jeno" panggil renjun pelan.

"Hm?" renjun mengerucutkan bibirnya untuk yang kesekian kalinya karena kini jeno hanya berdehem dan tak menoleh padanya.

"Eum setelah tugasmu selesai, bisa mainkan gitar itu untukku? Aku- ingin mendengar permainan gitarmu" ucap renjun, namun jeno tak bersuara untuk beberapa saat.

"jeno" panggil renjun lagi.

"Renjun, kalau kau lelah kau bisa pulang sekarang. Sepertinya tugasku akan lebih lama selesai" ucap jeno dan masih tanpa menoleh kearah renjun.

Renjun menatap horor punggung tegap milik jeno dan menggerutu tanpa suara, hingga dirinya akhirnya beranjak dan melangkah menuju pintu kamar jeno.

"Kalau mau mengusir terus terang saja. Dasar tukang php, katanya tadi sebentar lagi ish" renjun menutup pintu kamar jeno sedikit keras, membuat jeno sedikit tersentak dan melirik kearah pintu kamarnya dan menghela nafas pelan.

"Loh renjunie? Tidak jadi pergi dengan jeno nya?" ucap yoona yang berpapasan dengan renjun di ruang tengah.

Renjun mempoutkan bibirnya dan menggeleng.

"Jeno nya php. Dia kencan dengan tugasnya" ucap renjun, membuat yoona tertawa anggun dan mengusak surai halus renjun.

"Yang sabar ya, jeno memang seperti itu. ah ya, mau makan kue bersama eomma tidak?" ucap yoona, renjun tersenyum dan menggeleng.

"Gomaowo eomma, tapi renjun ingin pulang saja. Hehe maaf ya eomma mungkin lain kali" tolak renjun halus, yoona tersenyum cantik dan mengangguk.

"Kalau begitu hati hati pulangnya ya" ucap yoona, renjun mengangguk dan melambaikan tangannya sembari melangkah keluar.

Sedangkan yoona masih berdiri dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Dasar jeno" gumam nya kesal pada anaknya sendiri.

rival (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang