03

593 70 4
                                    

Park Jimin

"Jiyeon-a.  Thanks ya lo udah ngajak gue kesini.  Gue nyadar kok hubungan kita gak terlalu deket.  Tapi gue mau ucapin makasih buat lo.  Buat temen temen semuanya.  Buat semua kenangan kita selama kuliah.  So.  Ini bukan lah perpisahan.  Ini hanyalah penutup bab kehidupan mahasiswa kita.  Besok kita mulai dengan bab baru.  Kehidupan yang sesungguhnya.  Gue harap kita tetap menjaga hubungan baik ini.  Gue tau setelah ini kita akan sibuk masing-masing.  Tapi pasti akan ada saatnya dimana kita akan bertemu.  Tolong sapa gue jika kita ketemu nantinya. "

Kim Sunggyu

"Makasih semuanya.  Makasih udah mau jadi temen gue.  Udah mau bareng bareng sama gue.  Sorry banget kalo selama ini gue punya salah sama kalian.  Baik itu gue sengaja atau enggak udah nyakitin hati kalian.  Gue dengan tulus mohon maaf banget sama kalian semuanya. "

Kim Mingyu

"Ah!  Kok gue jadi melow gini si.  Ah shit!  Hmm...  Gue gak bisa banyak ngomong.  Gue blank anjir kalo udah moment kayak begini.  Pokoknya gue ucapin makasih buat kebersamaan kita selama ini.  Dan ini bukan perpisahan.  Kita tetep bersama. "

Beberapa orang saling mengucapkan perasaannya masing-masing selama menjadi mahasiswa.  Mengungkapkan perasaannya dalam kebersamaan.  Mereka semua larut dalam suasana yang intim seperti ini.

Irene

"Gue ucapin selamat buat kita semuanya.  Kita lulus dengan hasil yang pasti memuaskan kan.  Semoga ilmu yang kita dapat selama perkuliahan ini dapat bermanfaat untuk banyak orang.  Gue ma-"

"Ren.  Kita yang lulus.  Lo gagal sidang.  Gak lulus! " Hoya yang berdiri diantara Mingyu dan Jungkook senyum mengejek.

Semua orang sontak menatap Hoya dengan pandangan yang "lo diem aja anjing. "

Irene yang berdiri di atas podium mini hanya tersenyum yang terlihat begitu dipaksakan.

"Iya.  Iya gue belum lulus. Tapi gue-"

"Lo gagal ya lo gak pantes ngomong kayak gitu tau lo! " Hoya kembali memotong kalimat Irene.

"Ren.  Lo turun aja udah.  Jangan malu maluin diri lo. " ucap Jiyeon.

"Turun sini.  Daripada lo makin malu gara-gara anak gak tau diri. " tambah Jiyeon.

Irene merasakan matanya mulai basah.  Ia langsung lari meninggalkan podium dan masuk ke dalam villa.  Ia masuk ke dalam kamarnya.

"Heh!  Lo jangan kayak gitu dong!  Kasian dia anjing! " ucap Jimin Sarkas.  Ia mulai kesal dengan kelakuan Hoya yang memang suka menghina orang lain di depan umum.

"Udah udah. "

"Semuanya.  Kita nikmatin aja acaranya. Biarin si Irene.  Biarin dia tenang dulu.  Besok baru kita samperin dia. " ucap Woohyun.

.....

Myungsoo masih memperhatikan pintu gerbang depan villa.  Ia berharap ada celah yang bisa dia lewati.

"Myung ih!  Lama bat dah. Buruan napa. " Saeron mulai kesal.

"Ish.  Bentar atuh. "

"Kalian ngapain disini? " tanya seseorang dari belakang Saeron.

Saeron kaget dengan ucapan orang itu yang tiba-tiba dan ia reflek langsung memegang tangan Myungsoo.

"Oh.  Saya mau masuk.  Tapi bingung. Di gembok. " jawab Myungsoo.

"Kalian bagian dari acaranya perpisahan? " tanya laki-laki  itu.

"Iya. " Myungsoo mengangguk.  Begitu juga dengan Saeron.

"Oh.  Kenalin.  Aku Cha Eunwoo.  Jalannya lewat belakang.  Ayo sini. "

Laki-laki yang bernama Cha eunwoo itu melangkahkan kakinya menuju bagian belakang villa.  Myungsoo dan Saeron mengikuti dari belakang.

"Masih mau gelantungan di tangan gue? " ucap Myungsoo.

"Hehe.  Kaki gue masih sakit."

Myungsoo membiarkan Saeron memegang tangan kirinya.  Saeron melangkah kakinya dengan sedikit pincang.

Mereka bertiga tiba di Taman belakang villa.  Suasananya ramai.  Ada beberapa meja yang terdapat banyak macam makanan.  Minuman.  Ada beberapa orang yang sedang memanggang sosis daging dan lainnya.  Ada yang sedang sibuk makan.  Mengoplos macam macam jenis minuman. Ada yang asyik senda gurau.  Ada juga yang hanya diam mematung.

"Myung.  Rame ih.  Malu gue. "

"Gue cari abang dulu.  Lo tunggu disini. "

Saeron hanya mengangguk. Ia duduk disalah satu kursi pinggir Taman.

"Hei! "

Seorang laki-laki berdiri di depan Saeron.

"Lo?  Gue baru liat lo. "

"Oh.  Iya kak.  Gue kesini cuma mau nganterin obat doang. "

"Oh.  Siapa? "

"Bang Sunggyu. "

"Bukan.  Maksud gue nama lo siapa? "

"Saeron.  Kim Saeron. "

"Gue jungkook.  Jeon jungkook. "

"Oh. "

"Lo kesini sama siapa?  Jauh loh tempat ini.  "

"Berdua kok kak. "

"Udah samperin Sunggyu nya? "

"Gak.  Gue disini aja.  Yang ngasiin obatnya bang Gyu itu adeknya. "

"Oh.  Trus lo siapanya?  Setau gue Sunggyu cuma punya satu adek. "

"Gue calon adek iparnya. "

"Oh.  Eh.  Lo laper?  Yuk gabung sana.  Makan. "

"Boleh.  Laper juga sih. Hehe. "

Saeron berdiri dari kursinya. "Aw! "

"Eh eh.  Lo gapapa? "

"Kaki gue keseleo kak.  Tadi jatoh pas jalan kesini. "

"Aduh kasian.  Jalannya emang jelek sih.  Tadi sempat ujan bentar.  Licinkan jalannya. "

"Iya kak. "

"Saeron-a.  Kaki lo gapapa? " Sunggyu datang bersama Myungsoo.

"Sakit bang.  Gapapa gimana elah.  Ngilu bang kaki aku. "

"Istirahat aja dulu di kamar.  Yuk masuk.  Kamar gue  aja.  Kamu bisa istirahat disana.  Kasian kakinya itu. " ucap Kim Sohyun.

"Iya kak. " Saeron diajak masuk ke dalam villa.  Ke  kamar Sohyun yang ada di lantai dasar.

"Abang.  Laper abang. "

"Lo masuk dulu.  Tar abang bawain makan. " ucap Sunggyu.

Myungsoo ikut membopong Saeron masuk ke dalam villa.

Jiyeon yang melihat beberapa orang berkumpul dibuat penasaran apa yang terjadi. Dia lantas menghampiri jungkook yang ada disisi paling luar kerumunan itu.

"Kook.  Ada apaan? "Tanya Jiyeon.

"Itu calon adek iparnya si Sunggyu keseleo.  Dia kesini bilangnya mau nganterin obat asma nya si Sunggyu. "

"Oh.  Di dalem ada P3K tuh, bawain. "

"Dalem mana?  Gak tau anjir.  Villa lo gede banget gini. Tadi aja gue ke toilet nyasar dulu. "

"Ck. Minggir! " Jiyeon masuk ke dalam Villa.  Ia mengambil kotak P3K untuk diberikan kepada seseorang yang sedang terluka itu.

Bad  [Infinite + Park Jiyeon ] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang