14

343 53 8
                                    

Banyak para dosen dan mahasiswa yang mati bergeletakan dimana-mana.

Mereka yang masih hidup sibuk kesana kemari mencari tempat yang sekiranya aman.

Seungcheol dan beberapa orang memperhatikan area sekitar.  Mereka menemukan ada cukup banyak orang mengenakan pakaian serba hitam bersenjata.

"Sial! " Seungcheol menatap pintu yang tertutup.  Itu lah satu-satunya jalan keluar.

Seungcheol mencari kesempatan untuk bisa mendekati pintu itu untuk membukanya.

"Gimana gue bisa kesana dengan aman? "

Hoya merangkak mendekati Seungcheol yang berlindung dibalik kursi.

"Heh! "

"Paan?! "

"Lo liat itu meja dorong? "

Seungcheol mengikuti arah tunjuk jari hoya.

"Gue liat. Ah gue!-"

"Bener!  Ayo kita lakuin. "

Seungcheol dan Hoya ngangguk mengerti .

"Kita butuh pancingan. "Seungcheol mengedarkan pandangannya. Dia berpikir apa yang harus dilakukannya untuk mengalihkan perhatian para pembunuh itu.

Satu persatu orang-orang jatuh bersimbah darah.

"Awas! " Bogeom menarik tangan Irene dan ia selamat dari satu peluru yang hampir mengenainya.  Bogeom menarik Irene mendekati pintu.  Bogeom berusaha membuka pintu itu. Dibantu oleh Irene.

"AA! "

Satu peluru mengenai bahu kiri Bogeom. Bogeom menahan napas.  Pintunya berhasil dibuka.

Bogeom mendorong Irene keluar sebelum dia roboh.

"Bogeom-a! "

"Lari! "

Seungcheol dan Hoya segera lari menuju pintu itu dan membukanya hingga lebar.

Semua yang selamat berhamburan menuju pintu. Berdesakan untuk keluar. Seungcheol membopong Bogeom dibantu oleh Irene dan membawanya ke satu ruang kelas.  Pintu kelas itu dikunci.

Yang selamat berlarian menuju gerbang kampus.

Shit!!

Mereka yang lebih dulu memegang pintu gerbang langsung tersengat listrik.

Sebagian yang lainnya langsung mundur perlahan.

Tak pikir panjang lagi.  Mereka berlarian kesana kemari mencari jalan lain.

....

Jiyeon.  Myungsoo. Dan Jimin berlari menuju lab komputer. Mereka bersembunyi disana.

"Gua yakin ini suruhan orang yang sama. Mereka kelompok yang nyulik lo Myung. " ucap Jimin.

"Mereka pake cara yang sama.  Gerbang dialiri listrik.  Kita harus lapor polisi. " Jiyeon mengambil ponsel disakunya. "Shit !"

"Napa kak? " tanya Myungsoo.

"Gada sinyal."Jiyeon menggoyang kan ponselnya.  Berharap akan muncul sinyal.

Jimin dan Myungsoo memeriksa ponselnya juga.

"Sial!  Pasti mereka pasang alat.  Semua sinyal terganggu. "

"Ini udah direncanakan dengan baik. " Jimin meyakini tebakannya.

"Kalo kayak gini.  Kita gak bisa menghubungi orang luar. "

"Ini kenapa masih lanjut sih ah. " Jiyeon menitikkan air mata nya.

Bad  [Infinite + Park Jiyeon ] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang