11

359 57 4
                                    

Setelah pulang dari kantor polisi pasca introgasi seputar kejadian yang dialaminya di villa.  Jiyeon kembali ke rumahnya bersama ibunya dan supir keluarganya.

Dalam perjalanan pulang,  Jiyeon hanya diam menatap jajaran gedung pencakar langit yang dilewatinya.

Sesampainya di rumah . Jiyeon langsung menghampiri ayahnya yang ada diruang kerjanya.

BRAK

Jiyeon membuka pintu ruang kerja ayahnya dengan kasar.

"Jiyeon-a.  Kamu gapapa sayang? " Pak Park langsung menghampiri Jiyeon dan memeluk anak semata wayangnya. "Syukurlah kamu selamat nak. "

Jiyeon melepaskan pelukan ayahnya dengan paksa

"Ayah!  Itu apa sih yah?  Kenapa villa kita jadi menakutkan begitu ayah?! " tanya Jiyeon frustasi.

"Ayah tidak tau apa-apa Jiyeon-a. "

"Tidak tau apa-apa bagaimana ayah?! Temen temen aku jadi korban pembunuhan ayah!  Aku hampir mati disana ayah! "

"Ayah minta maaf Jiyeon-a.  Ayah ayah-"

"Aku ada disana ayah!  Aku bersama teman-teman aku disana! "

"Jiyeon-a.  Ayah-"

"Aku benci ayah! "

BRAKK

Jiyeon menutup pintu itu dengan keras.  Ia lari menuju kamarnya.

Jiyeon menghempaskan tubuhnya di atas ranjangnya. Air mata nya mulai mengalir membasahi pipinya.  Jiyeon teringat kejadian yang dialami olehnya di villa.  Ia teringat saat Wonwoo roboh dihadapannya.  Iya teringat saat tubuh salah satu temannya jatuh menimpa meja dihadapannya sehingga darah segar itu mengenainya.  Ia pun ingat bagaimana dua tubuh temannya yang lain jatuh di lantai sehingga tubuh itu sedikit hancur.

Jiyeon teringat bagaimana saat dia dikejar oleh salah satu pembunuh itu.  Ia masih sangat ingat sorot mata yang menatap dirinya penuh kebencian.

Dan.  Ia ingat bagaimana saat pembunuh itu menancapkan pisau diperut Myungsoo saat itu.

"Myungsoo.  Bagaimana keadaan kamu Myung. "

Jiyeon menghubungi Sohyun untuk mencari tau keadaan teman-temannya.

" kalian dimana sekarang? "

"Kita di rumah sakit Ji.  Myungsoo masuk UGD.  Sekarang dia mau menjalani operasi. Kamu gapapa kan Ji? "

"Aku gapapa Hyun.  Sorry,  gue gak ada disana sekarang Hyun. Gue-"

"Gapapa Ji.  Lo istirahat aja Ji.  Disini ada banyak orang Ji.  Lo bisa dateng kesini nanti sorean.  Kita dateng ke pemakaman temen-temen kita ya Ji. "

"Iya Hyun.  Sekali lagi sorry gue ga sama kalian.  Gue malah langsung balik.  Gue akan kesana nanti Hyun.  Salam gue buat semuanya ya Hyun. "

"Iya ji.  Lo sekarang istirahat aja dulu Ji.  Udah dulu ya Ji,  polisi nemuin korban lainnya. Gue mau samperin mereka. "

"Mereka siapa Hyun? "

"Ga tau Ji.  Tar gue kabarin deh. Dah ya.  Bye! "

Sohyun memutuskan sambungan telepon itu. Jiyeon duduk ditepi ranjang. 

"Gue gak boleh disini.  Gue jahat banget kalo gue disini. "

Jiyeon menuju pintu kamarnya.  Saat akan membuka pintu kamarnya itu.  Pintu kamarnya dikunci dari luar.

Jiyeon berkali-kali mencoba membuka pintu itu dengan paksa.

"SHIT! "

DUG DUG DUG DUG

Jiyeon menggedor pintu kamarnya

"BUKA!!  AYAH!  IBU!  BUKA PINTUNYA AYAH.  IBUUU.  AYAAAH! "

Jiyeon terus menerus berusaha membuka pintu kamarnya.

Ia dapat menebak dengan mudah bahwa ayahnya lah yang mengunci pintu kamarnya. Dan ibunya diperintahkan untuk tidak membuka pintu kamarnya.

"Gue harus pergi dari sini. "

Jiyeon mengambil dompetnya dan ia membuka jendelanya.  Jiyeon pergi dari rumahnya melalui jendela.

.....

Jiyeon mendatangi prosesi pemakaman teman temannya yang menjadi korban pembunuhan di villa milik keluarganya.

Tangis pilu mewarnai selama proses pemakaman itu.

Setelah prosesi pemakaman itu selesai,  Jiyeon mendatangi supermarket untuk membeli beberapa makanan dan buah-buahan untuk mengunjungi teman-temannya yang ada di rumah sakit.

Setelah membayar di kasir,  Jiyeon menghentikan taxi dan menuju rumah sakit.

Tak butuh waktu lama untuk sampai rumah sakit.  Saat Jiyeon hendak membayar,  Jiyeon melihat tiga orang dokter terlihat sedang terburu-buru.  Jiyeon membulatkan matanya saat melihat tiga orang dokter itu menggotong tubuh seseorang dengan terburu-buru.  Jiyeon kaget saat ia melihat seseorang yang dimasukkan ke dalam mobil itu adalah Myungsoo.  Myungsoo yang dalam keadaan tidak sadarkan diri dimasukkan ke dalam mobil secara paksa.

"Pak.  Ikutin mobil itu pak."

Jiyeon menghubungi Sohyun dan memberitahu apa yang dilihatnya.  Jiyeon yakin ada yang tidak beres saat melihat kejadian itu.  Dokter itu memperlakukan pasiennya dengan kasar.  Jiyeon langsung yakin tiga orang itu bukannya dokter sungguhan.

....

Sohyun lari menuju ruangan dimana Myungsoo dirawat.  Ia menemukan Jungkook dan Mingyu terlihat tidak tenang diantara dokter yang sedang menangani Sunggyu yang masih tidak sadarkan diri.

Terlihat juga Seungcheol yang sedang sibuk dengan ponselnya.  Sohyun dapat menebak Seungcheol sedang mencoba menghubungi seseorang.

"Gaes. Gue dapat kabar dari Jiyeon soal Myungsoo. "

Semua orang langsung menghampiri Sohyun dan menanyakan apa yang diketahuinya.

"Jiyeon menghubungi gue.  Dia tadi ada diluar mau kesini.  Dia melihat tiga orang membawa Myungsoo dengan mobil.  Sekarang Jiyeon sedang ngikutin kemana mereka membawa Myungsoo. Jiyeon menyalakan GPSnya.  Kalian susul mereka. "

"Ok.  Cheol.  Lo sama gue nyusulin Jiyeon.  Kita lapor polisi buat kejar mereka.  Kook. ming.  Lo bedua disini.  Jaga yang lainnya.  Jangan sampe ada kejadian yang sama.  Lo pastiin keadaannya Irene sama Eunwoo.  "Ucap Jimin memberi instruksi.

Jungkook dan Mingyu mengangguk mengerti.  Seungcheol dan Jimin  langsung menuju parkiran untuk menggunakan mobil milik Jimin. Seungcheol mengaktifkan GPSnya dan ia menemukan sinyal GPS milik Jiyeon.

"Min.  Mereka belum jauh. "

Jimin langsung menjalankan mobilnya.  Ia mengikuti arahan dari Seungcheol kemana arah yang harus mereka ikuti.

Seungcheol menghubungi Jiyeon untuk jangan sampai kehilangan jejak mobil yang membawa Myungsoo.

Jiyeon memberi tahu Seungcheol jenis mobil dan nomor plat mobil itu.

Seungcheol langsung menghubungi polisi . Melaporkan bahwa mereka sedang mengikuti mobil yang membawa temannya.  Mereka meminta bantuan dari kepolisian.

Bad  [Infinite + Park Jiyeon ] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang