Hoya dan Pak Sehun menuju ruang kesehatan yang ada dilantai atas. Mereka harus mengambil tindakan pada luka-luka pada dirinya.
Mereka menaiki setiap anak tangga dengan penuh kehati-hatian.
Selama perjalanan, mereka tak menemukan seseorang yang masih hidup. Yang mereka temui semua sudah dalam keadaan tak bernyawa.
"Pak. Apa bapak tau mereka semuanya siapa? "Tanya Hoya.
"Saya tidak tau. Saya tidak mengenal satu pun dari mereka. Tapi saya sempat mendengar mereka menyebutnya nama yang saya pikir tak asing. Tapi saya lupa siapa. Saat itu saya mendengarnya saat saya sedang menahan sakit pada luka dikaki saya. " terang pak Sehun.
"Nama seseorang? Korban? "Tanya Hoya.
"Hmm bukan. Nama itu adalah seperti seseorang yang mereka segani. Aku pikir dia adalah bos mereka. " tebak pak Sehun.
"Oh. "
Pak Sehun mendengar sayup sayup seseorang mengerang.
"Kamu dengar? Sepertinya ada seseorang. "Pak Sehun menajamkan pendengarannya.
Hoya menajamkan pendengaran dan matanya juga.
"Pak. "Gumam Hoya.
"Apa?
"Sepertinya saya melihat sesuatu pak. "
"Apa? "
"Dia masih hidup pak. "Hoya berlari menuju seseorang yang tergeletak cukup jauh di koridor itu. Pak Sehun segera menyusul.
Hoya mendapati Mingyu yang dalam keadaan sangat lemah.
"Ming. Lo selamat Ming. Ini gue. "
Minggyu menggerakan bibirnya, namun tak terdengar suara sedikitpun.
"Gapapa Ming. Lo aman sekarang. "Hoya membopong Minggyu. Pak Sehun membantu setelah ia membuka pintu ruang kesehatan itu sebelumnya.
Minggyu dibaringkan di ranjang pasien. Hoya mencari sesuatu untuk bisa memberikan pertolongan pada Minggyu.
Pak Sehun memperhatikan ruangan itu.
"Ada beberapa orang yang sudah kesini. Mereka pasti kesini untuk mengobati luka atau apapun itu. "Tebak pak Sehun.
Terlihat ada noda darah dan perlengkapan medis yang berantakan. Itu menjelaskan orang-orang menggunakan tempat ini dengan terburu-buru.
"Lo tenang Ming. Gue bantu lo. "
Hoya yang mendapatkan beberapa gulung perban dan obat luka segera memberi tindakan pada Minggyu. Pak Sehun mengawasi sekitar berjaga bila ada seseorang atau sesuatu yang mencurigakan.....
Di gedung olahraga. Woohyun masih dalam keadaan terikat kuat. Pembantaian masih dilakukan oleh orang-orang itu.
Lantai gedung olahraga itu sudah dilapisi darah.
"Selesai disini. Kita semuanya gabung ke aula belakang kampus ini. Mereka semuanya ada disana."ucap salah satu dari pria-pria bersenjata itu.
Dalam keadaan panik pada dirinya. Woohyun mencari sesuatu yang dapat dia gunakan untuk memotong tali yang mengikat dirinya.
Woohyun mengedarkan pandangannya. Pandangannya terhenti pada sebuah benda kecil yang ada tak jauh dari tubuh Chanyeol. Disana ada sebuah pisau kecil.
Woohyun harus mendapatkan pisau itu. Pisau itu terletak jauh dari dirinya. Bagaimana ia bisa mengambilnya?
....