Bagian 20

113K 9.2K 301
                                    

Sidney benar-benar menjalankan pesan yang Newt berikan sebelum pria itu pergi. Seseorang memang datang ke sini beberapa saat setelah Newt meninggalkan penthouse. Dan kini, Sidney tengah bersama bocah laki-laki yang berusia enam tahun yang mengaku sebagai anak Newt.

Awalnya Sidney tidak percaya dan menganggap apa yang dikatakan pria paruh baya yang membawa anak itu ke sini hanyalah bualan, tetapi mengingat Newt yang menyuruhnya untuk menuruti perkataan tamu yang nantinya akan berkunjung ke sini, Sidney tak bisa apa-apa.

Kenyataan bahwa Newt telah memiliki seorang anak benar-benar mengganggu pikiran Sidney sedari tadi. Pertanyaan yang terus berputar di dalam otaknya tentulah tentang siapa ibu dari bocah yang bernama Cliff ini. Dan nama yang pertama kali terlintas di benaknya adalah Louisa. Mungkinkan wanita itu?

Sidney menjalankan pandangannya ke sisi kiri, menatap Cliff yang sibuk dengan tablet di tangannya. Apalagi kalau bukan sedang bermain game.

"Jangan menatapku," ucap Cliff tanpa mengalihkan matanya dari tablet.

Sidney hanya mampu mendengus. Lantas, memutar kembali tatapannya ke depan. Ia sudah bilang belum kalau Cliff sama menyebalkannya dengan Newt? Demi Tuhan, duduk berdua dalam beberapa menit bersama Cliff membuat kekesalan dalam tubuhnya ingin segera membebaskan diri.

Cliff memang masih enam tahun, tapi mulut cerdasnya itu seperti orang dewasa kalau sudah berbicara. Belum lagi raut datar yang selalu tampil di wajahnya, membuat Sidney ingin sekali mengacak-acaknya. Coret kata menggemaskan untuk Cliff. Bocah itu tidak seperti anak umur enam tahun kebanyakan.

"Apa Daddy masih lama?" tanya Cliff yang akhirnya buka suara.

Sidney mengedikkan bahunya tidak acuh dan hanya meilirik Cliff sekilas. Niatnya ingin balas dendam karena bocah itu pun memperlakukannya dengan tidak baik pula.

"Tidak tahu."

Cliff memerhatikan Sidney dari atas sampai bawah. "Kau tidak sopan sekali."

Mendengar perkataan itu, Sidney jelas tak terima dan segera memutar pandangannya ke arah Cliff dengan mata yang mendelik tajam. "Siapa yang tidak sopan, hah? Dasar, bocah nakal."

Cliff memutar malas kedua bola matanya. "Kau asisten rumah tangga di sini, kan?"

Pupil Sidney semakin besar. Seperti ingin copot dari tempatnya. "Sialan! Aku bukan pembantu!"

Sungguh, Sidney tak bisa menahan dirinya untuk tak berteriak. Persetan kalau dirinya baru saja meneriaki anak di bawah umur. Toh, Cliff juga tidak seperti anak yang lainnya.

"Oh."

Tanggapan Cliff hanya sebatas kata oh. Dan Sidney rasanya ingin meledak detik ini juga. Bocah itu membuatnya emosi, tetapi dia malah terlihat begitu tenang. Ini tidak adil.

"Kau sebenarnya siapa, hah?" tanya Sidney. Nada suaranya terdengar kasar.

"Cliff," jawab Cliff ringkas. Kini, bocah itu sudah kembali fokus pada tablet di pangkuannya.

"Oh, ya, Tuhan!" Sidney mendesah keras. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sebelum menghempaskan tubuhnya untuk bersandar pada sofa.

Saat ini, Sidney benar-benar percaya kalau Cliff adalah anak Newt. Sifat menyebalkannya sama dengan milik pria itu. Cliff adalah duplikat Newt dalam bentuk yang lebih kecil.

"Kau sudah di sini rupanya."

Suara lain yang masuk ke telinga Sidney membuat gadis itu lekas menyingkirkan tangannya dari wajahnya dan mendapati Newt di sana. Ia kemudian menarik napas panjang sebagai bentuk kelegaan. Setidaknya ia tidak harus berurusan dengan Cliff lagi.

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang