Extra Part II

142K 7.9K 264
                                    

"Itu bukannya istri Newt Hamilton, ya? Si pengusaha kaya itu?"

"Sepertinya iya."

"Benar kan dugaanku. Dia itu tidak cantik sama sekali. Lihat kakinya, dia pendek sekali."

"Aku setuju! Dia makin jelek saat dia hamil besar seperti itu."

"Dan kau tahu, dari yang aku dengar, dia tidak pintar sama sekali. Bahkan, nilai kuliahnya saja pas-pasan. Kasihan sekali orang seperti Newt Hamilton harus mendapatkan istri seperti dia."

"Permisi, Nyonya."

Kedua wanita yang membicarakan Sidney sejak tadi dikejutkan dengan kehadiran Cliff. Mereka langsung berbinar saat bertemu dengan Cliff yang cukup terkenal karena wajahnya sering mengisi halaman di beberapa majalah di Amerika Serikat sebagai seorang model. Belum lagi dirinya yang merupakan anak seorang Newt Hamilton dan membuat ketenarannya kian meroket.

"Kau Cliff Hamilton, kan? Aku boleh minta tanda tanganmu? Anak gadisku sangat menyukaimu." Salah satu dari dua wanita itu mengambil buku dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Cliff dengan antusias.

"Maaf." Cliff tidak menerima buku itu dan membiarkannya menggantung di udara. Bahkan, seorang Cliff yang dikenal murah senyum, kini hanya memasang raut datar di wajahnya. "Aku ke sini bukan untuk menebar pesona kepada kalian. Aku hanya ingin mengingatkan untuk tidak menilai orang lain hanya dari penampilannya saja."

Kedua wanita itu mengedipkan matanya pada Cliff. Awalnya tampak bingung, tetapi sadar ketika lelaki itu adalah putra Newt, yang juga putra seorang wanita yang barusan mereka jelek-jelekkan. Hilang sudah ekspresi ceria di wajah mereka yang sekarang malah bertransformasi menjadi raut penuh kaget.

"Wanita yang di sana," Cliff menunjuk ke arah Sidney, yang langsung diikuti oleh kedua wanita itu. Sedang Sidney yang tidak berada jauh dari mereka hanya melambaikan tangannya pada dua wanita itu dengan satu sudut bibir yang terangkat, "dia adalah Ibuku. Kalian sudah menjelek-jelekkannya, dan tentu saja aku tak terima. Kalian berdua terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Asal kalian tahu saja, bagiku dan Ayahku, wanita tercantik di dunia ini adalah Ibuku."

Kalimat panjang lebar dari Cliff berhasil membuat kedua wanita itu terdiam. Namun, sepertinya ia belum puas karena setelahnya ia kembali berbicara.

"Mungkin kalau kalian yang menjadi Ibuku, aku tidak akan mengatakan kalau kalian adalah wanita tercantik di dunia meskipun kalian merupakan Ibuku. Kenapa? Karena aku tahu hati kalian tidak secantik paras kalian. Berbeda dengan Ibuku. Kecantikannya semata-mata bukan hanya tentang rupanya saja, tetapi hatinya bahkan lebih cantik dari apa yang terlihat di mata. Aku rasa kalian juga tahu kalau aku bukanlah anak kandungnya, tapi lihatlah aku sekarang, aku tumbuh menjadi remaja yang seperti sekarang ini berkat Ibuku."

Skak mat! Kedua wanita itu bahkan tak sanggup hanya untuk memasang eskpresi lain di wajahnya selain raut tercengang. Keduanya juga merasa tertampar akan kalimat Cliff.

"Uhm ... jadi kau punya anak gadis, ya?" tanya Cliff seraya mengambil buku dari salah satu wanita itu dan membubuhkan tanda tangannya di sana. "Bagaimana kalau anakmu itu menerima ujaran kebencian dari orang lain meski dia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun pada orang yang menghujatnya? Apa kau akan terima?" Cliff mengembalikan buku tersebut setelah selesai. Ia lalu mengukir senyum sebelum kembali melanjutkan kalimatnya yang belum selesai. "Jadi, aku harap kalian tidak mengulanginya lagi."

Setelah merasa puas menasihati kedua wanita itu dengan caranya sendiri, Cliff berderap meninggalkan mereka dan berjalan menghampiri Sidney yang sudah menunggu Cliff dengan senyuman.

"I am so done with them, Mom." Cliff memutar kedua bola matanya setelah tiba di dekat Sidney. Ia benar-benar kesal dengan kedua wanita itu. Mereka bahkan sudah cukup berumur untuk menjelek-jelekkan orang yang tidak mereka kenal secara langsung.

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang