Hai! Kalo misalnya ada part yang kosong, coba hapus dulu dari library ya. Entar add lagi. Muuci😘
••••
Sehari sebelumnya...
Newt memfokuskan pandangannya pada wajah Sidney yang tidur dalam damai. Meski ia tahu gadis itu-ah tidak, maksudnya wanita itu sedikit kelelahan karena penyatuan mereka yang cukup menguras tenaga sebab Newt tak dapat menahan hasratnya dan berubah menjadi sedikit brutal walau hanya sesaat.
Tangan Newt menyelinap di bawah leher Sidney lalu merapatkan tubuh mereka hingga tiada jarak lagi yang tersisa. Satu tangannya ia gunakan untuk membelai sisi wajah Sidney, memberi kenyamanan lebih dalam tidur gadis itu.
Dan dalam beberapa saat, kedua mata Newt terasa begitu berat. Aroma yang menguar dari tubuh Sidney membuat Newt terlena dan rasanya ia ingin bergabung bersama gadis itu dalam mimpi yang indah.
Demi Tuhan, Newt benar-benar jatuh cinta pada si Kuning kesayangannya ini.
Lalu, dering ponsel yang menggema kuat di dalam kamar mau tidak mau membuat Newt meninggalkan sejenak kegiatannya. Menarik pelan lengannya yang berada di bawah leher Sidney dengan hati-hati kemudian mengambil posisi setengah duduk dan menyambar ponselnya yang berada di atas nakas.
Nama Neil muncul di sana. Newt tanpa sadar mendengus. Sungguh, ia berjanji akan memukul wajah Neil kalau panggilan adiknya itu sama sekali tidak penting.
"Ada apa?" tanya Newt tanpa basa-basi dengan nada malas yang tak ia sembunyikan sama sekali.
"Aku sedang dalam perjalanan ke rumahmu. Ada hal penting yang harus kau tahu, Newt."
Sontak Newt menegakkan tubuhnya. Duduk di pinggir ranjang penuh rasa waswas. Pasalnya, bila Neil sudah berkata dengan nada serius, ia tahu adiknya itu sedang tidak bercanda.
"Apa itu? Apakah tentang Louisa?"
"Aku rasa ini lebih parah dari Louisa."
"Katakan, Neil," geram Newt sembari bergerak menutupi tubuh polosnya dengan baju miliknya yang tergeletak bersama pakaian Sidney di lantai.
"Sepuluh menit lagi aku sampai."
Dan kalimat itu menjadi akhir dari pembicaraan mereka.
Newt mendesah panjang, mengacak rambutnya secara asal. Entah masalah apalagi yang akan dihadapinya. Belum selesai masalah soal Louisa, ia sudah dihadapkan oleh perkara lainnya.
Sebelum bergegas ke bawah untuk menunggu kedatangan Neil, Newt menghampiri Sidney terlebih dahulu, memberi kecupan intens di kening gadis itu.
"Jadi?" Newt membuka pintu dengan sebuah pertanyaan kala Neil muncul di sana.
"Kemarilah." Sambil menenteng laptopnya, Neil berjalan mendahului Newt, mengambil duduk di ruang tamu dan segera menghidupkan laptopnya.
Newt mengekor di belakang Neil, ikut mengambil duduk tepat di samping pria itu dan menunggu apa yang Neil ingin tunjukkan.
Alis di dahi Newt terangkat. Otaknya mulai bekerja ekstra, mengingat sebisa mungkin siapa pria yang ada di layar laptop Neil. Dan dalam beberapa detik ke depan, Newt memilih menyerah. Ia tidak ingat siapa pria berkepala botak itu dan memutuskan untuk menunggu sampai Neil menjelaskannya.
"Tyreese Hoverson. Itu namanya."
Mendengar nama Hoverson, Newt tak bisa menahan keterkejutannya. Itu adalah nama belakang Sidney. Ia ingat betul. Kepalanya tak perlu bekerja keras untuk tahu siapa itu Tyreese Hoverson. Yang jelas, orang itu pasti merupakan salah satu keluarga Sidney.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Bride
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Newt Hamilton, seseorang yang digadang-gadang akan mewarisi kekayaan ayahnya yang begitu berlimpah. Akan tetapi, sifatnya yang arogan membuat sang ayah belum mau memberikan semua kekayaan yang telah dirintisnya mulai d...