Bagian 28

98.9K 8.2K 503
                                    

Panggilan Louisa pagi tadi berakhir pada pertemuan antara Newt dengan wanita itu di siang ini. Keduanya duduk berhadapan, dengan Louisa yang memamerkan senyum manisnya serta Newt yang menatap ponselnya sambil mengotak-atik benda tersebut beberapa kali untuk menghubungi Sidney yang tidak ada kabar setelah memberitahukan bahwa Cliff sudah tiba di sekolah.

"Apa kau sesibuk itu?" tanya Louisa. Ia mulai merasa bosan karena terus-terusan diabaikan.

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, Lou."

"Tapi setidaknya tataplah aku, Newt."

Newt menghela napas kasar. Meninggalkan ponselnya untuk mengikuti keinginan Louisa.

Ingatan akan dirinya yang berniat mencari tahu maksud dari kedatangan wanita itu dalam hidupnya mau tak mau membuatnya harus menurut dan meninggalkan egonya sejenak.

"Ada apa, hm?"

Senyum Louisa kembali muncul saat Newt sudah berpaling padanya dan berbicara dengan nada lembut seperti Newt yang selama ini dikenalnya.

"Bagaimana dengan gadis itu?"

Newt mengerutkan keningnya. "Gadis itu? Sidney maksudmu?"

"Ya, Sidney."

Satu sudut bibir Newt tertarik bersamaan dengan tangannya yang bergerak menggenggam tangan Louisa yang berada di atas meja.

"Aku sudah mendapatkan umpannya. Gadis itu sudah masuk ke dalam perangkapku dan aku hanya tinggal membeberkannya pada orangtuaku. Lantas, seperti yang kau inginkan sejak awal, aku akan mendapatkan posisi sebagai managing director di perusahaan."

Louisa tak bisa tersenyum tanpa menampakkan deretan giginya. Ia terlalu bahagia mendengar berita yang Newt sampaikan.

"Itu bukan keinginanku, Newt. Tetapi keinginan Elin," koreksi Louisa meski tak kelihatan terlalu keberatan.

Ini dia poinnya! Yang setelah dipikir-pikir oleh Newt sejak rasa bersalah dalam dirinya perlahan mulai gugur, ada kejanggalan dalam permintaan terakhir Elin.

Awalnya Newt percaya sebab Louisa bilang bahwa Newt harus menjadi orang nomor satu di perusahaan agar bisa membiayai Cliff sampai bocah itu dewasa nanti. Tidak ada yang salah memang, tetapi setelah ditelaah lebih lanjut, ia merasa bahwa itu terlalu berlebihan. Elin tidak gila harta dan kesehariannya tampak sederhana.

Kendati begitu, banyak pertanyaan di dalam kepala Newt, pria itu akan tetap mengikuti laju permainan yang Louisa buat. Sebab, jika ia menyudahi semua ini dalam sekejap, maka ia tak akan mendapat jawaban apa pun dari rasa penasaran yang sering muncul belakangan ini.

Lantas, mengenai Sidney, Newt tak benar-benar mempermainkan gadis itu. Meskipun Sidney tak tahu apa-apa, tetapi ia akan tetap melibatkan gadis itu hanya agar ia bisa menjadi pelindungnya dalam keadaan apa pun.

Dan yang sebenarnya terperangkap dalam permainan Newt adalah Louisa sendiri. Ia berhasil menggunakan trik untuk membuat wanita itu masuk ke dalam permainannya. Salah satunya tentulah dengan mengatakan bahwa Sidney yang akan membawanya pada posisi teratas di perusahaan, yaitu bila dengan menikahinya. Beruntung Louisa langsung memercayainya begitu saja.

Newt memang menyetujui ajakan menikah yang dilontarkan oleh Louisa, tetapi nyatanya pria itu juga melamar Sidney—perempuan yang benar-benar diinginkannya tanpa embel-embel apa pun selain cinta.

Sambil mengusap punggung tangan Louisa dengan ibu jarinya dan menatap wanita itu dengan tatapan teduh, Newt menyunggingkan senyum misterius di dalam hati.

Ia benar-benar tak sabar menunggu sampai semuanya terbongkar dan mengetahui apa maksud dan tujuan Louisa masuk ke dalam hidupnya dengan membawa-bawa alasan bahwa semua yang dilakukannya adalah atas permintaan terakhir Elin.

The Billionaire's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang