|| Baby Crying ||

7.1K 425 98
                                    

"Hyung.. oh, bagaimana ini... Seokmin hyung, di-dia.. terpleset di tempat renang.. se-sekarang dia... di-dia tidak sadarkan diri. Bagimana ini...."

Dengan air mata yang tak mau berhenti mengalir membasahi pipinya. Soonyoung berlari menuju tempat renang, sesekali tanganya menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Ia berlari menerobos jalanan yang ramai lalu lalang orang, karena terlalu panik ia sampai lupa mengganti alas kakinya, sekarang ia berlari memakai sandal rumah Soonyoung juga masih menggunakan piyamanya. Ia seperti anak kecil yang kabur dari rumah, berlarian dijalan menggunakan piyama pink bercorak bunga-bunga dan sandal rumah berwarna senada berbentuk kepala babi yang sangat imut. Dia tak peduli dengan penampilanya, karena yang terpenting baginya adalah bisa segera melihat wajah pria itu. Kekasihnya.

Setelah mendapat telepon dari Chan, Soonyoung segera berlari ke tempat renang yang Chan bilang tadi. Ia sangat kacau saat ini antara takut, sedih, dan panik bercampur jadi satu. Rasanya seperti Tsunami di pagi hari yang meluluh lantahkan hatinya, sampai saat ini air matanya tak juga mau berhenti.

"Seokmin, kumohon..."
Kata-kata itu terus terucap dalam hatinya, tak putus berdo'a agar tuhan menjaga pria itu. Ia semakin mempercepat langkahnya, air matanya semakin deras mengalir di pipi putihnya.

Soonyoung sampai di tempat Gym. Ia segera berlari ke area kolam renang, semakin dekat ia semakin merasa takut, lututnya terasa lemas, telapak tangannya basah keringat.

"Hyung..."
Chan berlari menghampiri Soonyoung.

"Dimana dia.."
Tanyanya. Suaranya seperti tercekat.

"Masih di pinggir kolam renang.."

"APA KAU BODOH! KENAPA DIAM, CEPAT TELEPON AMBULANCE!!"
Teriak Soonyoung histeris. Pipinya basah dibanjiri air mata.

"Aku sudah menelepon ambulance, sebentar lagi mereka datang.."
Kata Chan dengan wajah tertunduk.

Soonyoung berjalan cepat melewati Chan. Ia berjalan masuk ke area kolam renang.

Tempat renang ini sangat luas dan besar, tempat ini sering menjadi tempat latihan para atlet renang profesional tapi disini juga dibuka untuk umum. Seokmin tadi sempat mengirim pesan pada Soonyoung, dia bilang mau pergi berenang bersama Chan setelah dari tempat renang dia mengajak Soonyoung pergi makan, namun Soonyoung belum sempat membalas pesan itu, karena dirinya masih tidur, Soonyoung mengetahui pesan itu setelah Chan menelepon.

Dari jauh terlihat seorang pria terbaring di pinggir kolam renang. Soonyoung memelankan langkah kakinya berjalan mendekati pria itu.

Ia tak bisa menahannya lagi. Soonyoung terisak, tangisnya pecah melihat wajah pucat pria itu. Ia mendekati kekasihnya yang tergletak di lantai.

"Seokmin... "

Ia bersimpuh disamping tubuh sang kekasih.

"Seokmin, buka matamu... kumohon...."
Ucapnya suaranya gemetar karena tangisnya.

"Kumohon...."

Ia kembali terisak. Bahunya bergetar seiring aliran deras air mata yang membasahi pipi. Ia menunduk, memeluk tubuh dingin pria yang dicintainya itu. Ia bisa merasakan nafas Seokmin yang begitu lemah.

"Seokmin.... bangunlah... kumohon....."
Ucapnya lirih. Mempererat pelukannya ditubuh pria itu.

"Aku sangat mencintaimu.. kau harus tahu itu....."

Tanpa Soonyoung sadari tangan Seokmin bergerak ke punggungnya, mendekap tubuh pria manis yang sudah ia buat manangis.

"Kalau begitu.. kau mau kan pergi makan setelah ini?"
Bisik Seokmin ditelinga Soonyoung. Sontak Soongyoung langsung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Seokmin.

"Kau.."

"Ayo, setelah ini kita cari makanan enak.."
Katanya dengan cengiran khasnya. Ia berkata seolah tidak terjadi apa-apa padahal Soonyoung berlari dari rumah kesini karena Chan menelepon mengatakan Seokmin tidak sadarkan diri karena terpleset di tempat renang, dan sekarang dia terlihat baik-baik saja. Ia terlihat sangat sehat.

"Kau..."

"Haduhhh~ punggungku sakit berbaring di lantai seperti ini.."
Seokmin bangun dari posisinya. Ia duduk sembari memukul-mukul punggungnya yang pegal. Lalu untuk apa Soonyoung menangis seperti sedang terjadi kiamat? Pria ini baik-baik saja dia bahkan masih bisa mengeluh hanya karena punggungnya yang pegal.

"Jadi, semua ini hanya bohong?"

"Habisnya kau tidak membalas pesanku. Kau tahu, aku menunggu kau membalas.."
Hanya karena pesannya tidak dibalas dia sampai membuat lelucon bodoh seperti ini? Soonyoung merasa sangat bodoh sekarang.

Soonyoung menghembuskan nafasnya. Ia bangkit berdiri, menengadahkan kepalanya ke langit-langit.

"Apa kau marah..?"
Tanya Seokmin hati-hati.

Soonyoung menurunkan pandangannya, menatap Seokmin.

"Menurutmu?"
Balik bertanya. Kakinya melangkah mendekati Seokmin yang masih duduk di lantai.

"Marah."
Jawab Seokmin.

Tanpa Seokmin duga Soonyoung mendorongnya ke kolam renang. Seokmin jatuh tercebur ke dalam air kolam yang berwarna biru jernih.

"KAU PIKIR INI MAIN-MAIN! KAU TAHU, AKU SANGAT KETAKUTAN! AKU TAKUT SESUATU YANG BURUK TERJADI PADAMU! AKU TAKUT KAU TIDAK BISA MEMBUKA MATAMU LAGI!!"
Teriakan Soonyoung menggema di seluruh ruangan. Ia kembali menangis.

"Kau tahu, KARENA AKU SANGAT TAKUT KEHILANGANMU!!"

Setelah mengatakannya Soonyoung berjongkok, ia menekuk kedua tangannya diatas lutut, menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan. Bahunnya bergetar, tangisnya kembali pecah. Seokmin bisa mendengar isakan pria manis itu.

Seokmin yang sudah keluar dari dalam kolam renang berjalan mendekati kekasihnya. Ia ikut berjongkok didepan pria manis itu.

"Maafkan aku...."

Ia mengusap lembut rambut Soonyoung, namun Soonyoung belum juga berhenti menangis.

"Aku sungguh minta maaf.."

Pria manis itu masih terus manangis menyembunyikan wajahnya.

"Soonyoung-ah.. maafkan aku..."

"Kumohon berhentilah menangis.."

Sekarang Seokmin benar-benar merasa sangat amat bersalah. Karena ulahnya pria imut ini tidak mau berhenti menangis.

"Aku harus bagaimana agar kau berhenti menangis..."

"Soonyoung-ah..."

"Kumohon berhentilah menangis.."

Suara isakan Soonyoung yang seperti anak kecil tak di izinkan membeli permen dan suara Seokmin yang terus membujuk Soonyoung agar berhenti menangis memenuhi area kolam renang.

Chan hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sepasang kekasih itu. Sebenarnya otak dari ini semua adalah dirinya, dia yang memberi ide pada Seokmin untuk mengerjai Soonyoung. Dia adalah orang yang patut disalahkan disini.

~FIN~

Addicted: Seoksoon Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang