|| EX - Birthday gift for mother ||

2.8K 230 32
                                    

Dia hanya berdiri di sana dengan sebuah kotak kado ditanganya. Sudah lebih dari 30 menit ia berada di sana. Berdiri di depan sebuah rumah yang sudah lama tak ia kunjungi, dulu rumah ini juga adalah rumahnya. Ya, dulu.

Ia menghembuskan nafas panjang, menghilangkan rasa gugupnya. Ia memantapkan langkahnya menuju pintu rumah itu. Ia meletakan kotak kado tersebut di depan pintu, kemudian berbalik, lalu melangkah pergi meninggalkan begitu saja kotak kado berwarna merah muda dengan pita cantik berwarna merah di atasnya. Kotak kado yang sangat cantik.

Setelah pria muda itu jauh, dan perlahan hilang dari pandangan, sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah tadi, seorang pria turun dari mobil. Pria tampan yang memakai setelan jas mahal, senyumnya mengembang ketika kakinya sudah melangkah di depan rumah.

Tak sengaja kakinya tersandung kotak kado berwarna merah muda berpita merah di atasnya.

Siapa yang meletakan ini disini? Pikirnya. Ia memutar kepalanya ke kanan dan kiri, namun tak ada siapapun di sekitar rumahnya.

Ia mengambil kotak tersebut, membaca kertas kecil yang tertempel di atasnya.
Untuk nyonya Han-Yoon-Ji. Hanya itu yang tertulis di atasnya, tak ada nama pengirim ataupun alamat sang pengirim.

Tercium aroma harum dari dalam rumah, aroma yang selalu ia rindukan dari rumah ini. Ya, ibunya pasti sedang memasak di dapur. Mencium aroma harum ini membuat perutnya berbunyi, ia lapar, ia memang sengaja ingin makan di rumah, ia rindu masakan wanita itu. Ibunya.

Ia membawa masuk kotak kado berwarna merah muda itu.

"Ibu... aku lapar...."
Rengeknya saat memasuki rumah. Ia merengek seperti anak kecil.

"Oh! Seokmin, kau datang."
Sahut wanita paruh baya tersebut, berjalan keluar dari dapur. Ia terlihat sangat bersemangat melihat putranya ini pulang ke rumah.

Saat ini Seokmin sudah menjadi seorang Dokter, ia memiliki apartemen pribadi, jadi ia jarang pulang ke rumah, karena letak apartemennya dari rumah sakit tempatnya bekerja letaknya lebih dekat. Dan lagi, akhir-akhir ini ia sangat sibuk, tak memiliki waktu untuk pulang ke rumah menengok kedua orang tuanya.

"Ya, ampun.. aku pikir kau lupa hari ulang tahun ibumu sendiri.."
Kata wanita itu sembari menghambur di pelukan putra tercintanya.

Detik berikutnya ia mengurai pelukannya.
"O, kau juga tak lupa membeli kado."
Ucapnya dengan mata berbinar, menatap kotak berwarna merah muda ditangan sang putra.

"Mm, sebenarnya a-aku tak sempat membeli apa-apa.. aku hanya memiliki waktu makan siang 30 menit, aku sempatkan pulang ke rumah.."

"Kado ini tadi kutemukan di depan pintu."

Seokmin memberikan kotak kado itu kepada ibunya.

"Dari siapa?"

"Entahlah, tak ada nama pengirimnya.."
Ujar Seokmin seraya mengendikan bahu.

Wanita itu berjalan ke meja makan, menarik kursi, kemudian duduk. Ia meletakan kotak kado tersebut ke atas meja, ia tersenyum senang seperti gadis remaja yang tak sabar membuka kado dari sang kekasih. Ia merobek kertas pembungkus kotak tersebut, kertas berwarna merah muda bergambar bunga mawar kecil-kecil. Cantik.

"Tunggu! Ibu tidak bisa membukanya begitu saja, bagaimana kalau isinya bom."
Kata Seokmin seraya menarik kursi di samping ibunya, kemudian duduk.

"Ck, kau berlebihan.. keluarga kita ini bukan keluarga presiden. Jadi tidak mungkin mendapat teror-teror seperti itu."
Ia membuka kotak itu dengan semangat, sama sekali tak takut dengan kemungkinan yang dikatakan putranya.

Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan perempuan, berwarna silver dengan taburan berlian di pinggir lingkarannya. Jangan ditanya harganya, di lihat saja sudah bisa diketahui kalau jam tangan ini berharga fantastis.

"Wahh, cantik sekali.."
Komentar Seokmin.

Ada sebuah kertas di dalam kotak tersebut, wanita itu mengambilnya kemudian membaca apa yang tertulis di sana.

Selamat ulang tahun ibu. Aku harap ibu selalu sehat dan panjang umur. Aku sangat merindukan ibu, ibu harus tahu itu. Aku berharap ibu mau memakai hadiah pemberianku, aku membelinya karena jam ini sangat cantik, sepertimu.
Aku mencintaimu bu.

Kwon Soonyoung.

Tanpa sadar air matanya menetes begitu saja saat melihat nama si memberi hadiah.

"Ibu, ada apa?"

Seokmin mendekatkan dirinya, mencoba melihat isi tulisan di kertas yang di pegang ibunya.

Namun sebelum sempat Seokmin melihat tulisan di kertas itu, buru-buru ia memasukan kertas itu ke dalam kotak, kembali menutup kotak itu rapat-rapat.

"K-kau, tidak bertemu siapa-siapa di depan rumah tadi?"

Seokmin menggeleng. Ia memang tidak bertemu siapapun tadi, bahkan tak ada orang yang lewat di sekitar rumahnya.

"Memangnya itu dari siapa?"

"Ini, i-ini dari Bibimu, dia memang selalu membuang-buang uang.."
Katanya berbohong. Ia kemudian berdiri, membawa kotak itu ke kamarnya.

"Kau cuci dulu tanganmu, ibu menaruh ini dulu."
Katanya seraya masuk ke dalam kamar, menaruh kotak kado tersebut. Kado spesial dari mantan menantunya. Ya, mantan menantunya. Menantu kesayangannya.

Setelah menaruh kado tersebut, ia kemudian menyiapkan makanan untuk putranya itu.

Setiap hari ulang tahunnya Soonyoung tak pernah lupa untuk mengiriminya kado, walaupun dia tak pernah muncul langsung untuk memberikan kado tersebut. Namun Soonyoung tak pernah lupa hari ulang tahunnya, dulu, ketika dia masih tinggal di rumah ini dia yang paling sibuk saat ada yang ulang tahun di rumah ini, dia akan sibuk menyiapkan kado atau kue ulang tahun. Dia anak yang manis dan sangat perhatian.

Tapi 3 tahun terakhir, ia harus menyembunyikan kado memberian Soonyoung dari sepengetahuan Seokmin, jika Seokmin tahu ia masih menerima kado pemberian Soonyoung, pasti Seokmin marah besar. Seokmin tak mau Soonyoung berurusan dengan keluarganya lagi, setelah perceraian mereka, Seokmin telah mengakhiri semuanya, ia tak mau lagi berurusan dengan mantan suaminya. Kwon Soonyoung.

Semua orang di rumah ini tak ada yang berani menyebutkan nama itu di depan Seokmin, Kwon Soonyoung, seolah haram disebutkan di depannya. Cinta yang dulu berkobar kini telah berubah menjadi sebuah kebencian yang meresap hingga ke sumsum. Seokmin pernah pengatakan pada Soonyoung untuk tak menampakan dirinya lagi di depan keluarganya, itulah mengapa Soonyoung tak berani menemui keluarga Seokmin, sekalipun ia sangat ingin melakukannya. Ia sangat merindukan keluarga ini, bagaimanapun mereka pernah tinggal dalam satu atap untuk waktu yang cukup lama.

Keluarga sampai kapanpun tetaplah keluarga, tak peduli apa yang telah terjadi.

-FIN-

Addicted: Seoksoon Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang