.
.
Semasa hidupnya, ia tidak pernah merasakan apa itu kebahagiaan. Ketika masih bayi, ia dibuang di depan pintu panti asuhan. Masa kecilnya dipenuhi kekerasan. Pengasuh di panti asuhan adalah seorang wanita paruh baya bertubuh gemuk yang sangat kejam, selalu memukul anak-anak yang tidak patuh padanya. Bahkan jika anak-anak tidak menghabiskan makanannya, anak-anak itu pada akhirnya akan mendapatkan bekas lebam di seluruh tubuh akibat hantaman keras batang rotan di tubuh kecil mereka.
Saat itu ia masih bayi. Bahkan nama pun ia tak punya. Salah satu pengasuh di sana memberinya nama. Soonyoung. Hingga usia 7 tahun, Soonyoung tinggal di panti asuhan tersebut hingga akhirnya ia diadopsi oleh sebuah keluarga. Soonyoung kecil tersenyum lebar, ia berpikir di dalam kepalanya bahwa ia akhirnya akan merasakan kebahagiaan seperti anak-anak lain.
Keluarga itu memiliki marga Kwon. Soonyoung kecil tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa ia akan dibawa ke rumah besar, keluarga Kwon sebenarnya adalah keluarga yang sangat kaya. Mulut kecilnya bahkan tidak bisa menutup saat ia melihat rumah besar yang tampak seperti Istana negeri dongeng.
Soonyoung tinggal di rumah itu seperti seorang pangeran, ia makan makanan enak setiap hari, memakai baju mahal yang bagus setiap hari. Tidak ada lagi orang yang akan memukulinya ketika ia tidak menghabiskan makanan di piringnya. Soonyoung bahkan dimasukkan ke sekolah dasar yang terkenal karena sekolah itu hanya dikhususkan untuk anak-anak keluarga kaya yang berpengaruh.
Hidupnya cukup bahagia sampai pada saat ia masuk ke sekolah menengah pertama, Ayah yang mengadopsinya jatuh sakit dan tak lama setelah itu beliau meninggal. Ibunya sangat terpukul, bahkan hingga mengalami depresi. Perusahaan Ayahnya jatuh bangkrut hingga semua aset disita oleh pihak bank. Ibunya yang depresi semakin terpuruk, hingga pada suatu hari, wanita cantik itu ditemukan sudah tak bernyawa di dalam bathup. Tubuhnya yang terbalut baju tidur terendam air darah. Ia menyayat pergelangan tangannya dengan pisau.
Pasangan yang mengadopsi Soonyoung tidak memiliki anak, itulah mengapa mereka membawa Soonyoung kecil untuk dirawat. Rumah besar itu telah disita oleh bank. Tak ada pilihan, Soonyoung yang masih sangat muda harus keluar dari rumah itu.
Ia sangat kehilangan ayah dan ibu yang memperlakukannya dengan sangat baik. Merawatnya dengan penuh kasih sayang, walau waktu yang mereka habiskan sebagai keluarga cukup singkat, namun Soonyoung mencintai kedua orang itu seperti ia mencintai orang tua kandungnya.
Harta keluarga Kwon telah habis disita oleh pihak bank. Tak ada yang tersisa. Soonyoung tidak ada pilihan selain mencari pekerjaan paruh waktu untuk menghidupi dirinya dan membiayai sekolahnya. Ia juga harus membayar uang sewa flat kecil tempat tinggalnya. Ia hanya sendirian, tak ada teman atau keluarga. Kebahagiaan yang selalu ia impikan semakin menjauh dari jangkauannya. Cahaya harapannya berubah menjadi sebuah titik kecil, bahkan titik kecil itu perlahan pergi meninggalkannya, hingga pada akhirnya tak terlihat lagi.
Soonyoung bekerja di sebuah bar. Walau anak di bawah umur dilarang bekerja di tempat seperti itu, namun pihak bar tetap mempekerjakannya secara ilegal.
Untuk makan dan biaya sekolah, membayar uang sewa flat, uang dari bekerja di bar itu tentu saja tidak cukup. Apalagi hidup di kota besar membutuhkan lebih banyak uang. Soonyoung masih seorang pelajar, ia tidak bisa mencari pekerjaan lain, karena ia masih menganggap pendidikan sangat penting bagi masa depannya. Mengambil sedikit keberanian, Soonyoung mendekati seorang pelanggan setia di bar tempatnya bekerja. Pelanggan itu selalu memperhatikan Soonyoung setiap kali dia mengunjungi bar. Teman-teman yang bekerja di bar itu mengatakan pada Soonyoung bahwa pria itu mungkin tertarik padanya. Mengambil kesempatan, Soonyoung mendekati pria itu, menggodanya untuk mendapatkan sedikit keuntungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted: Seoksoon Collection
FanfictionHanya kumpulan cerita absurd yang tiba-tiba muncul di kepala :3 Campur. Ada Oneshot, Double Shot, Drabble. Pokoknya sesuka hati Author 😅😅