.
.
Seungkwan menarik-narik Soonyoung seperti sedang menderek mobil mogok di tengah jalan. Soonyoung sengaja membuat langkahnya berat, berkali-kali pula ia mencoba melarikan diri dari pemuda asal Jeju ini. Namun gagal karena tenaga Seungkwan lebih besar darinya.
"Aku tidak jadi. Kita kembali ke kelas saja ya..."
Kata Soonyoung sedikit memelas.Seungkwan yang berjalan di depan membalikkan badan menatapnya, masih dengan tangan yang mencengkram pergelangan tangan Soonyoung erat, sangat erat. Ia tak mau pemuda berwajah hamster ini kabur darinya.
"Aku tidak bisa melakukannya..."
Kata Soonyoung dengan wajah memelas agar Seungkwan iba padanya."Aku ini memiliki riwayat lemah jantung, bagaimana kalau tiba-tiba aku mati karena terlalu gugup? Kau mau tanggung jawab?"
Cicit Soonyoung seperti burung beo yang tak mau berhenti berbicara. Kali ini ia melemparkan tatapan kesal pada pemuda berpipi cubby teman sebangkunya itu, namun Seungkwan justru membalas tatapannya dengan tatapan serius."Kau bilang kau menyukai Kim Mingyu si ketua basket itu 'kan?"
Soonyoung menunduk malu, tiba tiba pipinya merona saat Seungkwan menyebutkan nama itu. Ia mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan temannya tersebut.
"LALU KENAPA!"
Soonyoung tersentak kaget karena Seungkwan berteriak di depan wajahnya dengan suara yang sangat nyaring.
"Kalau kau menyukainya ya katakan padanya! Sampai kapan kau akan terus jadi menggemar rahasianya. Katakan langsung kalau kau menyukainya."
Katanya menggebu-gebu. Kenapa jadi Seungkwan yang lebih bersemangat di sini."A-aku... Aku.. Aku belum siap..."
Lirih Soonyoung."Bagaimana kalau besok kiamat? Dan seluruh umat manusia mati? Apa kau bisa mati dengan tenang tanpa menyatakan perasaanmu lebih dulu pada orang yang kau sukai?"
Kata Seungkwan dengan tampang sangat amat serius."Mulutmu itu.. Kenapa mengatakan sesuatu yang mengerikan."
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Bahkan 5 menit kedepan apa yang akan terjadi pada kita, kita tidak tahu. 5 menit kedepan kita mati juga tidak ada yang tahu."
Tiba-tiba Seungkwan menjadi sangat bijaksana, ia seperti seorang motivator yang ada di televisi."Usia kita masih 17 tahun. Kita adalah generasi muda yang akan meneruskan bangsa ini, bagaimana bisa sebagai generasi muda kau tidak punya jiwa pejuang. Menjadi mengecut yang bersembunyi, diam-diam memperhatikan orang yang kau sukai. Apa kau akan terus seperti itu? Menjadi pengecut."
Kata Seungkwan lagi panjang lebar.
Soonyoung hanya bisa menunduk merenungkan semua kata-kata temannya ini. Seungkwan benar, kalau tidak sekarang kapan lagi. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok.
.
.
Seungkwan mendorong-dorong Soonyoung yang berjalan di depannya, pria sipit ini berjalan dengan langkah sangat berat. Semakin dekat mereka dengan lapangan basket langkah Soonyoung menjadi semakin berat, seperti ada rantai besar di kedua kakinya.
Seungkwan kembali mendorong punggung Soonyoung membuat Soonyoung hampir jatuh tersungkur ke depan.
"Tidak jadi saja. Aku tidak bisa."
Soonyoung hendak berbalik, kabur dari situasi ini. Ia terlihat sangat pucat karena gugup.
"Seungkwan-ah, aku tidak bisa melakukannya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted: Seoksoon Collection
FanfictionHanya kumpulan cerita absurd yang tiba-tiba muncul di kepala :3 Campur. Ada Oneshot, Double Shot, Drabble. Pokoknya sesuka hati Author 😅😅