.
.
Perlahan ia membuka kelopak matanya, namun kembali memejamkan mata erat tatkala rasa sakit itu kembali berdenyut hebat. Soonyoung memegangi kepalanya seraya mengerang kesakitan.
"Anda sudah sadar?"
Perawat wanita itu berjalan menghampiri ranjang tempat Soonyoung berbaring, dengan cekatan perawatan itu memeriksa keadaan Soonyoung.
"Dimana dia..?"
Perawat itu hanya diam, menatap Soonyoung bingung.
"Dia... pria yang datang bersamaku..."
Lirihnya. Menanyakan keberadaan sang kekasih."Dia...."
Belum selesai perawat itu menjawab Soonyoung kembali mengulangi pertanyaannya."Dimana dia sekarang..?"
Soonyoung memaksakan tubuhnya untuk bangkit."Akhh!"
Erangnya saat rasa sakit di kepalanya kembali muncul, berdenyut-denyut seperti mau pecah. Namun Soonyoung tak peduli, ia harus melihat pria itu. Dia harus melihat keadaan Seokmin saat ini. Harus."Anda tidak boleh banyak bergerak dulu."
Cegah perawat wanita itu, memegangi kedua bahu Soonyoung untuk menyuruhnya berbaring kembali, dan beristirahat."Tidak. Aku harus melihatnya.. Aku harus melihat keadaannya!"
Soonyoung mendorong perawat wanita itu hingga jatuh terduduk di lantai. Dengan kasar Soonyoung menarik selang infus yang menancap di pergelangan tangannya, ia bahkan tak peduli dengan darah yang mengalir akibat jarum infus yang di tarik paksa. Soonyoung segera bangkit dari ranjang rumah sakit, baru saja berdiri ia sudah sempoyongan tak mampu menyeimbangkan tubuhnya, ia hampir terjatuh namun dapat kembali berdiri dengan tegak.
Ia berjalan cepat sembari menolehkan kepalanya ke segala arah mencari keberadaan sang kekasih tercinta.
"Tuan, anda mau kemana?! Anda belum boleh banyak bergerak!"
Perawat wanita itu bangkit, sedikit berlari untuk mengejar Soonyoung yang menghilang dengan cepat. Lelaki itu baru saja kecelakaan tapi entah kekuatan dari mana ia bisa berjalan secepat itu, kepalanya bahkan masih di perban. Baru dua jam yang lalu Dokter memperban kepalanya yang terluka.
Soonyoung keluar dari ruangan UGD tempatnya dirawat tadi. Ia berjalan keluar seperti orang linglung, antara takut dan cemas. Cemas akan keadaan pria yang dicintainya, takut kalau sesuatu yang buruk terjadi.
Perasaannya mulai tak enak, Soonyoung semakin gelisah.
"Seokmin... Lee Seokmin..."
Bibirnya terus melafalkan nama itu lirih. Soonyoung asal masuk ke dalam ruang rawat, ia mendorong pintu dengan kasar. Menyingkap tirai dalam ruangan tersebut, tirai pertama hanya ada anak kecil yang sedang duduk di atas ranjang sembari di suapi makan oleh sang ibu, kedua orang itu sedikit terkejut dengan kehadiran Soonyoung yang tiba-tiba, mereka melayangkan tatapan aneh pada Soonyoung.
Tapi Soonyoung sama sekali tak menghiraukannya, dia pergi begitu saja seraya berteriak-teriak memanggil nama sang kekasih.
"Seokmin! Lee Seokmin!!"
Semua kamar rawat Soonyoung masuki namun ia tak juga menemukan keberadaan Seokmin. Soonyoung sudah seperti orang tidak waras yang berkeliaran di dalam rumah sakit, terus berteriak memanggil nama Seokmin sembari berlarian memasuki setiap kamar rawat hingga membuatnya dikejar oleh para perawat dan dokter, yang berniat menenangkannya, karena Soonyoung benar-benar sudah membuat kekacauan.
"SEOKMIN! LEE SEOKMIN!! SEOKMIN, DIMANA KAU...!!"
Para dokter dan perawat kewalahan mengejar Soonyoung yang berlarian seperti orang kesetanan. Tak kunjung menemukan sosok Lee Seokmin membuat semakin cemas dan ketakutan, takut sesuatu yang buruk terjadi pada pria yang di cintainya itu. Ia sangat takut tidak bisa melihat pria itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted: Seoksoon Collection
FanfictionHanya kumpulan cerita absurd yang tiba-tiba muncul di kepala :3 Campur. Ada Oneshot, Double Shot, Drabble. Pokoknya sesuka hati Author 😅😅