|| The Last Snow || #Part Two

1.1K 109 30
                                    

.

.


Lumatan itu turun ke dagu, terus turun ke leher, mengisapnya meninggalkan tanda kepemilikan di sana.

Kulit Soonyoung terasa begitu dingin, nafasnya begitu lemah. Namun Seokmin tak peduli, ia terus mengerjai tubuh tak berdaya itu.

Lidah panasnya terus bergerak menjilati permukaan kulit dingin itu, turun menjilati dada yang penuh dengan luka cambukan ikat pinggang. Mengulum nipple cokelat kemerahan itu seperti orang kelaparan, mengisapnya, sesekali akan menggigitnya keras.

Tubuh Soonyoung sudah sedingin es.

Seokmin menarik dirinya sedikit menjauh. Menatapi tubuh di bawahnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu kembali menunduk, melumat bibir mungil itu lagi.

Hanya bercumbu dengan tubuh Soonyoung yang tak sadarkan diri saja sudah membuat penisnya bangun. Seokmin melepaskan kuluman bibirnya, ia beranjak dari atas tubuh dingin itu.

Sebuah seringkaian kembali muncul di bibirnya. Menatap wajah pucat itu sekilas. Seokmin mengangkat kaki kanan Soonyoung, lalu menaruhnya dibahunya, sedangkan kaki kiri Soonyoung ditekuk ke atas, ke perut rata yang penuh luka cambukan. Dan terpampang lah dengan jelas single hole berwarna pink menggoda itu. Walaupun wajah Soonyoung sangat pucat, namun, tidak dengan lubang sempitnya. Masih tetap menggiurkan seperti biasanya.

Melihat pemandangan di hadapannya ini membuat penisnya semakin mengeras, ia sudah tak tahan lagi untuk memasukinya. Seokmin memposisikan miliknya tepat di depan lubang Soonyoung, mengocoknya sesaat sebelum memasukkannya.

Bukanya kasihan melihat kondisi memprihatinkan kekasihnya, sebaliknya. Seokmin justru menyukai keadaan Soonyoung yang seperti ini, baginya Soonyoung terlihat lebih menggairahkan jika dalam kondisi seperti ini. Ia sangat menyukai menyetubuhi Soonyoung dalam keadaan tidak sadarkan diri seperti ini, setelah sebelumnya ia siksa lebih dulu. Hal ini memberinya kepuasan tersendiri.

Dengan kasar Seokmin menghentakkan miliknya ke dalam lubang sempit itu. Dalam sekali hentakkan penisnya sudah tertanam sempurna di dalam tubuhnya Soonyoung. Walaupun tubuh Soonyoung begitu dingin, namun tidak dengan lubangnya. Masih tetap hangat dan nikmat seperti biasanya.

Perlahan Seokmin menggerakkan pinggulnya, mengeluar masukan penisnya di lubang yang kering itu. Tanpa foreplay ataupun pelumas, Seokmin memasukkan paksa miliknya. Tentu saja ini sangat amat menyakitkan, namun kondisi Soonyoung saat ini tak bisa merespon apapun, termasuk rasa sakit yang diterima tubuhnya.

"Bagaimana? Kau menyukainya? Bukankah ini nikmat ....?"

Ucap Seokmin seraya menatap wajah pucat itu. Sama sekali tak ada respon dari tubuh lemas itu, tubuh Soonyoung terhentak-hentak karena gerakan Seokmin yang semakin kasar dibawah sana.

"Aahhh ... Sshhh .... Ka-uhh selalu saja nikmathh ..... "

Tiba-tiba raut wajah Seokmin berubah sendu. Tangannya bergerak membelai pipi yang telah kehilangan ronanya itu.

".. tapi kenapa kau tak mau menatapku ...? apa kau marah padaku, hmm ....?"

Ia berbicara dengan suara bergetar seperti menahan tangis. Namun, raut wajah itu tak bertahan lama, wajah sendunya hilang begitu saja tergantikan oleh seringkaian mengerikan.

"Kau selalu saja menggairahkan ...."

Ibu jarinya mengusap bibir tipis itu. Seokmin semakin brutal memompa lubang Soonyoung yang kini mulai memerah karena Seokmin memaksakan miliknya masuk. Bahkan penis Soonyoung masih lemas, tubuhnya sudah tidak bisa merasakan apapun. Luka cambuk disekujur tubuh membuatnya tak berdaya.

Addicted: Seoksoon Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang