4

157K 17.6K 1.6K
                                    

Wiona tampak sedang mengemaskan seluruh sampah karena jadwal piket hari ini adalah dia, Rose dan Lucas, lelaki nan jangkung yang paling dekat dengan Wiona di kelas.

"Jaga mulut lo ya Rose!" Pekik Wiona kepada Rose yang sedang menyapu kelas. Rose hanya terkekeh kecil lalu mengacungkan jempolnya.

"Apaan nih kok gue gatau?" Tanya Lucas sambil menaruh penghapus papan tulis di meja.

"Rahasia perempuan." Balas Wiona dengan sinis.

"Jahat ah ga temen." Dumel Lucas.

"Lah emang bukan temen." Wiona dan Rose reflek tos-an ketika Rose membalas sehingga membuat Lucas skakmat.

LINE 3 seconds ago
Taeyong : l dmn? w udh mw plg

Wiona segera mengambil ponselnya yang ia taruh di dalam tasnya. Lagi-lagi Wiona kesal dengan cara Taeyong mengetik, sangat singkat dan tidak jelas sampai Wiona harus membacanya berkali-kali karena tidak mengerti dengan singkatan-singkatannya.

Wiona : msh piket, tungguin bntr aja

Taeyong : gc

Taeyong : lbh dr 5 mnt w tinggal

"AGHHH ROSE!" Wiona melempar ponselnya ke dalam tas lalu segera memakai jaket pinknya sambil menggendong tas ranselnya.

"Kenapa sih Wiona?" Tanya Rose sambil menepuk pundak Wiona .

"Gue benci banget sama dia!!" Pekik Wiona lalu ia berlari meninggalkan kedua temannya yang bungkam heran melihat tingkah temannya yang satu ini.

Berjalan cepat pun ternyata tak cukup waktunya karena jarak gedung jurusan musik dengan parkiran lumayan jauh. Apalagi kelas Wiona berada di lantai 3. Memakai lift pun juga malah memperlama waktu sampai akhirnya Wiona memakai tangga darurat hingga ia akhirnya sampai di parkiran mobil.

"KAK! KAK TAEYONG!" Pekik Wiona ketika ia melihat mobil Taeyong malah melaju. Wiona pun berlari sambil mengetuk-ketuk mobil bagian belakang Taeyong dan akhirnya mobil tersebut berhenti.

"Kampret lo! Gue ngos-ngosan nih!" Wiona berusaha menetralkan nafasnya lalu ia menyandarkan kepalanya ke joknya sambil mengeluarkan tempat minumnya dari dalam tas.

"Lo gausah nyebut-nyebut nama gue. Kalo orang denger gimana?" Dumel Taeyong sambil melajukan mobilnya secara tiba-tiba sehingga membuat badan Wiona otomatis mendadak maju.

Wiona memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas berat dengan kesal sambil membatin, untung calon Ya Allah...

Selama perjalanan, mereka tidak mengobrol sama sekali. Alasannya yang pertama adalah karena Wiona keburu hilang mood karena Taeyong hampir meninggalkannya barusan. Alasan yang kedua yaitu karena memang Taeyong tidak berniat bertukar cerita dengan gadis di sampingnya. Memang naif.

"Kita mau kemana, Kak?" Tanya Wiona . Taeyong tidak menjawab, bahkan melirik pun tidak. Matanya tetap berkutat pada jalanan.

Kasihan Wiona , baru persiapan pernikahan saja sudah semumet ini. Bagaimana nanti ia menjalani hidupnya dengan pangeran dingin seperti Taeyong itu? Apa Wiona perlu bunuh diri agar hidupnya tenang?

"Diamonds?" Gumam Wiona ketika mobil Taeyong berhenti di depan toko emas yang bernuansa putih tulang dan berbagai motif silver yang menambahkan aura elegan dan mewah dari toko tersebut.

Tanpa basa-basi, Taeyong keluar dari mobil tanpa menunggu Wiona . Membukakan pintu untuk Wiona saja tidak. Wiona dengan berat hati mengekori Taeyong yang sedang memasuki toko.

"Selamat sore." Itu yang di dengar calon pengantin ini ketika mereka memasuki toko tersebut. Wiona pun memilih untuk berpisah dengan Taeyong karena ia ingin melihat beberapa varian kalung emas yang ternyata harganya selangit. Taeyong? Entahlah, Wiona bahkan tidak mau tahu.

"Gak kemahalan beli disini?" Tanya Wiona ke Taeyong yang hanya di balas, "Diem-diem aja lo." Wiona pun mengurungkan dirinya untuk mencoba mengobrol dengan Taeyong lagi.

"Theolla─"

"Nama gue Wiona ." Potong Wiona yang tengah berjalan menghampiri Taeyong yang menatapnya juga tanpa ekspresi.

Wiona melihat cincin yang sedang di keluarkan oleh penjualnya, mungkin itu cincin yang di pilih oleh Taeyong untuk akad nikah nanti. Wiona mengernyitkan dahinya bingung, "Bagusan yang ini gak sih, Kak?" Kata Wiona sambil menunjuk cincin dengan varian lain yang lebih terkesan simpel dari pada yang di pilih Taeyong yang terlihat jelas bahwa cincin tersebut adalah cincin couple karena terdapat ukiran bentuk hati sedangkan cincin yang Wiona pilih hanya bulat polos biasa.

"Gak, bagusan yang ini. Lebih keliatan couplenya." Balas Taeyong.

Wiona lagi-lagi memutar bola matanya dengan malas lalu berargumen, "Kok lu ngatur sih?" Taeyong menoleh lalu menatap intens mata Wiona hingga membuat Wiona tiba-tiba merasa jantungnya sedikit berdebar.

Wiona tidak bisa bohong, kalau tatapan Taeyong memang sangat mendebarkan. Tidak heran teman-temannya begitu mengagumi calon suaminya ini.

"Gue suami lo. Mending lo ikutin apa kata gue aja."

Wiona diam-diam mengelus dadanya sambil memejamkan matanya, lalu berdoa-doa agar dia diberi ketabahan ketika nanti mereka serumah dan ia pun membantin,

Jadi suami aja belom.....


tbc

xoxo,markohun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




xoxo,
markohun

Terpaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang