29

101K 11.7K 2.3K
                                    

Aku di teror di dm wattpad, dm ig, komen, dm twitter hiksrot. Maaf ya gengs kelamaan <3







Wiona bener-bener udah nggak habis pikir sama dosa yang baru saja ia perbuat. Nggak nyangka aja Jeno bakal bertindak sejauh itu. Seorang Jeno, yang Wiona kenal adalah seseorang yang nggak mungkin melakukan sesuatu yang bisa merusak rumah tangga orang.

Jeno loh Jeno!!! Anaknya terkenal baik, sering jadi ketua panitia di acara ini di acara itu!!! Semua orang taunya Jeno itu anaknya bijaksana dan nggak sembarang NYIUM ISTRI ORANG!

Sebenarnya kalau ditanya apakah Wiona sadar akan perlakuan Jeno, jawabannya sadar banget. Nggak cuma sekali dua kali Wiona diginiin sama cowok ya jelas lah berasa rasanya. Bisa lah bedain yang mana cowok yang lagi pdkt dan mana cowok yang murni cuma berteman.

"Duh gimana ya..."

Masalahnya, entah karena apa typing Taeyong balik lagi kayak dulu sebelum berlayar.

Taeyong : plg

Udah gitu doang. Kayak chat dari bokap ke anak gadis yang belum pulang padahal masih jam 7????

Wiona turun dari mobil antar-jemput khusus siswa dispensasi. "Pak Agus makasih ya!" Ucap Wiona sebelum ia membuka pagar rumahnya.

Langkah Wiona terhenti dan lagi-lagi keraguan melanda ketika melihat sepasang sepatu milik Taeyong di teras.

Jantungnya berdegub kencang lagi dan lagi. Masih memikirkan bagaimana cara yang baik untuk jujur. Toh, kalau diingat-ingat, Wiona tidak bersalah kan?

Tangannya memberanikan membuka knop pintu rumah dan menampilkan sosok Taeyong yang tertidur terletang di sepanjang sofa. Kan, Wiona malah diam di pintu karena nggak punya energi untuk melangkahkan kakinya.

Gawat. Mata Taeyong mulai kebuka.

Wiona jadi gelagapan. Mau jalan masuk ke dalam rumah, takut ke-gap. Kalo tetap berdiri disini, takut malah nggak bisa ngomong apa-apa.

Mau nggak mau, Wiona beneran lari ke kamarnya tapi sayangnya udah telat.

"Wiona."

Belum juga menyentuh knop pintu terpaksa gadis itu harus memberhentikan langkahnya. Ia melirik ke arah Taeyong yang sedang membenarkan duduknya dari sesi rebahannya tadi.

"Eh Kak... Udah bangun?"

"Keliatannya?"

Wah apaan nih kok dia jadi galak...

"Udah bangun, hehe."

Wiona justru malah merasa canggung dengan posisinya sekarang. Kenapa Taeyong nggak biarin Wiona masuk dulu ke kamarnya terus ganti baju? Wiona bahkan tidak punya nyali untuk masuk ke kamar.

Wiona tahu, sebenarnya tingkahnya aneh dikala itu bisa ngebuat Taeyong makin curiga.

"Sini." Ucap Taeyong.

"A-aku ganti baju dulu."

Nggak seperti biasanya Wiona ganti baju selama 10 menit. Kelamaan ngumpulin nyali buat keluar dari kamar.

"Kenapa?" Wiona duduk di sebelah Taeyong. Ini udah sesantai mungkin.

"Tadi menang?" Tanya Taeyong.

"Menang. Kamu... nggak nonton kan tadi?"

Taeyong terdiam. Taeyong tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Wiona turut melegakan pundaknya.

"Emangnya kenapa?"

"Nggak apa-apa. Kan kamu ke Jakarta katanya mau nonton aku."

"Iya... Tadi pesawatnya delay."

Terpaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang