21

121K 13.7K 1K
                                    

Semakin hari semakin cepat berganti, seperti sekarang yang dimana tinggal H-10 UN bagi Taeyong. Taeyong juga merasa bahwa makin lama hubungannya dengan Wiona makin tidak jelas. Padahal sudah jelas status mereka adalah pasangan suami istri sudah bukan pasangan kekasih. Namun, dengan keadaan mereka sekarang justru membuat keduanya malah makin 'agak' jauh.

Siang itu, pasutri muda ini tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Taeyong sibuk memainkan PS di ruang tengah sedangkan Wiona sibuk memilah dress yang harus dia pakai untuk ke prom angkatan atas sebagai perwakilan kelas 11 malam ini. Bahkan warna-warna untuk make up nya pun di siapkan dari siang.

Wiona sebenarnya tidak tahu kenapa harus dirinya yang di pilih sebagai perwakilan kelas 11. Orang mengiranya karena Wiona adalah pacar seorang ketua angkatan. "Itu loh Wiona yang pacarnya Taeyong, hitsnya angkatan senior." Tapi ketika Wiona tanya ke suaminya, bukan Taeyong yang menyarankan untuk memilih Wiona. Memang usulan dari teman-temannya.

Tetap saja Wiona tidak percaya.

"Kak, gue gamau ikut prom angkatan lo! Lagian kenapa harus gue sih?! Lemari gue tuh isinya baju item semua!!" Omel Wiona yang menggerutu tidak jelas sambil membuka pintu kamarnya.

Taeyong tentu saja tidak menggubris.

"Kak Taeyong!" Pekik Wiona.

"Hm?" Taeyong hanya bergumam.

"Cari cewe lain aja ya buat prom nanti malem. Gue bener-bener gak niat." Balas Wiona asal.

"Gabisa. Lo siapa seenak jidat ngatur?" Kata Taeyong.

"Kan gue pacarnya kakak hits senior. Boleh lah, lo bilang ke temen-temen lo buat batalin nama gue."

"Gak bisa. Nanti gue sama siapa kalo lo gak dateng?"

Wiona justru di buat tertawa remeh dan mengacak pinggangnya sambil menatap remeh ke arah Taeyong.

"Cuy, angkatan lo itu gak cowo doang. Kenapa harus adik kelas? Lo emang mau tanggung jawab kalo gue di apa-apain fans lo?" Wiona benar-benar memeragakan perempuan lenjeh yang sedang meremehkan seseorang.

"Emang siapa yang berani ngapa-ngapain istri gue?" Taeyong mengucapkannya dengan sangat santai.

Sedangkan Wiona di buat tertegun dengan perkataan Taeyong. Wiona kalah telak jika Taeyong sudah berbicara seperti ini. Wiona tidak punya keberanian untuk membalas lebih jauh lagi.

"FUCEK! KAK TAEYONG FUCEK!" Pekik Wiona lalu membanting pintu kamarnya.

Kan, makin hari ada aja masalahnya. Dan benar-benar masalah sepele yang mereka besar-besarkan. Keduanya sama-sama mempunyai sifat tidak mau kalah.

Taeyong menaruh stik PSnya dan masuk ke kamar Wiona. Wiona tengah membereskan gaun-gaunnya untuk di kembalikan ke dalam lemari. "Lo ngapain?!" Pekik Taeyong.

"Gue gaikut prom angkatan lo! Sana cari cewe lain yang lebih cantik buat pasangan lo nanti malem!"

"Lo udah paling cantik."

Wiona justru malah menoleh ke arah Taeyong dengan ekspresi terkejutnya. Taeyong tetap diam menyandar ke dinding pintu dengan lagak santainya.

"Terserah lo deh mah ngomong apa. Yang jelas gue gak ikut. Gue marah sama lo."

"Apanya sih yang buat lo marah sama gue? Salah gue gitu?" Taeyong tidak mau kalah.

"Yaiyalah gue tuh gasuka lo paksa-paksa kayak gini. Lo sadar gak selama ini gue tertekan hidup sama lo?"

Taeyong mengerutkan dahinya dan menutup pintu kamar Wiona lalu bersandarnya.

"Gue tau lo pasti benci sama gue sehingga lo ngekang gue! Lo kebanyakan ngatur! Mendingan lo buru-buru kuliah ke Singapur biar gue tentram disini tanpa lo!"

Terpaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang