Wiona terdiam sejak beberapa menit yang lalu dengan tatapan kosong tanpa mendengarkan obrolan antara Ibunya Taeyong dan Ibunya sendiri sambil memaikan tanaman bohongan yang biasanya menjadi pajangan meja tamunya. Sebenarnya bukan hanya Wiona yang diam sejak tadi, Taeyong yang duduk di sampingnya pun begitu. Taeyong justru malah asik dengan ponselnya tanpa memperhatikan apa yang di bicarakan kedua orang tua mereka.
"Kalian setuju gak?" Tanya Imas yang membuat dua sejoli ini langsung mendongak. Wiona mengangkat kedua alisnya karena ia merasa bingung. Tapi, berbeda dengan Taeyong, dia malah kembali berkutat pada ponselnya.
"Setuju apa?" Wiona pun malah bertanya balik yang membuat Imas kesal dengan anaknya yang satu ini sampai akhirnya ia menjawab, "Ya tentang pernikahan kalian lah. Masa pernikahan mama?"
Wiona menggerutu tidak jelas lalu ia menyenggol lengan Taeyong yang membuat Taeyong menoleh ke arahnya. Taeyong menaikkan dagunya bertanda bertanya mengapa Wiona menyenggol lengannya.
"Di tanya tuh gimana pernikahannya." Ucap Wiona dengan nada sinis, Taeyong mengalihkan pandangannya ke kedua Ibunda mereka lalu menjawab, "Bebas."
Dasar gigi gondrong
Kedua Ibunda mereka mengangguk-angguk lalu menggebrak meja agar anak-anaknya ini mendengar.
"Taeyong dengerin bunda dulu dong, sayang." Taeyong pun menaruh ponselnya. Wiona masih memainkan bunga tanaman hiasan yang sejak tadi belum ia lepas.
"Jadi pernikahan kalian itu sekitar tiga minggu lagi. Soal cincin sama baju, kalian bisa nentuin sendiri ya? Bunda sama tante Imas yang bakal ngurus sisanya. Ngerti kan?" Ujar Yuni sang Ibunda dari Taeyong.
Wiona mengalihkan pandangannya ke arah dapur yang tidak jauh dari ruang tamu dan melihat Sehun yang sedang menjulurkan lidahnya ke arahnya. Wiona rasanya ingin sekali melempar tanaman yang ia mainkan sejak tadi ini ke wajahnya!
"Taeyong sama Wiona mau ngobrol dulu gak?" Tanya Imas.
"Gak." Jawab keduanya serempak.
Imas dan Yuni hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ini baru permulaan, belum lagi bagaimana mereka kedepannya mengelola kehidupan sebagai pasutri nanti. Doa Imas dan Yuni hanyalah semoga mereka bisa saling mencintai satu sama lain.
Setelah kedua orang tua mereka meninggalkan mereka bersama keheningan yang menyelimuti ruang tamu ini, Wiona langsung menyalakan TV agar tidak terlalu canggung.
Jelas dia tidak ada niat untuk mengobrol dengan kapten futsal kampret di sampingnya ini. Bayangkan saja selama ini dia jarang sekali mengobrol dengan Taeyong, selalu memaki abis-abisan karena dingin dan garangnya lelaki pecinta ponsel di sampingnya tersebut.
"Lo gaada niatan buat batalin?" Tanya gue yang masih cemas dengan esok hari yang mungkin sudah di sibuki dengan persiapan pernikahan kedua sejoli ini.
Taeyong dengan jelas mendengar umpatan Wiona . Hm, memang benar kalau kita jangan pernah membangunkan singa yang kelaparan. Lihatlah Taeyong, rasanya ia ingin sekali menonjok perempuan di sampingnya tapi ada satu hal yang tidak pernah bisa membuat ia marah kepada Wiona .
"Gue juga bisa kasar sama cewe." Gumam Taeyong sambil menatap mata Wiona dengan tatapan matanya yang begitu tajam. Wiona menyesal, ia menelan salivanya.
"Udah sana lo pulang aja lah." Tutup Wiona yang berjalan cepat menuju kamarnya meninggalkan Taeyong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa sih udah berhari-hari lo bete berkelanjutan? Kenapa? Jangan bilang lo punya gebetan? Terus gebetan lu udah punya pacar? Oh dude, alasan galau yang terlalu klasik." Rose menggoyangkan badan Wiona yang begitu lemas sejak pelajaran dimulai dari tadi pagi.
Wiona menoleh ke Rose dengan ekspresi sedih, "Gue di jodohin, Rose." Rose terdiam membeku lalu tertawa remeh seakan perkataan Wiona barusan adalah canda.
"Yang boneng?" Wiona mengangguk.
"Terlebih lagi calon gue ada di sekolah kita, Rose."
Hm, dalam hati Rose sangat penasaran padahal wajahnya sedang mengatur agar dia tidak terlihat penasaran. "Siapa emang?"
"Kak Taeyong."
"KAPTEN FUTSAL?!!!"
Wiona reflek menutup mulut Rose dengan telapak tangannya agar tidak terdengar guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Hm, tapi ternyata gagal karena suara Guru itu kalah kencang dengan suara Rose jadi guru itu langsung mencari sumber suara.
"Kalian mau gantiin saya di depan? Boleh kok sini." Ujar guru tersebut. Wiona dan Rose hanya menunduk karena sudah tidak punya nyali untuk menatap guru tersebut.
"WIONA , ROSE, KELUAR KELAS SEKARANG!"
Berakhir lah mereka duduk melantai di koridor sambil bercerita tentang cerita yang tadi di potong oleh teriakan Rose. Wiona makin bingung karena pertanyaan dari Rose sangat banyak.
"Lah terus lo bakal punya anak sekarang dong?!" Tanya Rose yang membuat Wiona makin frustasi.
"Ya gak sekarang lah Rose! Gue sama Kak Taeyong aja belum tentu bakal nikah selamanya atau mungkin nanti cerai."
Mendengar jawaban Wiona, Rose langsung menoyor kepala Wiona dengan kencang lalu berkata, "Gila lo! Udah beruntung jodoh lo langsung ketemu, lo seenaknya bilang nanti cerai? Lumayan loh dapet Kak Taeyong. Dia keliatan bisa jadi kepala rumah tangga yang baik karena dia orangnya tegas Wiona dan dia ganteng banget lagi. Lumayan bisa memperbaiki keturunan."
Wiona malah tertawa remeh karena nasehat Rose. "Jadi maksud lo gue jelek gitu?"
"Iya. Bang Sehun diang yang ganteng."
"Sialan."
Timingnya sangat tepat, Taeyong dan Jaehyun ternyata hendak berjalan melewati koridor yang sedang di huni dengan Wiona dan Rose ini. Terlihat Jaehyun menyenggol lengan Taeyong lalu memasang ekspresi meledekya ke arah Taeyong yang dibalas dengan decakan sebal.
Taeyong menoleh ke Wiona yang sudah bertekad untuk tidak menoleh. "Lo ngapain di luar?" Tanya Taeyong. "Emang urusan lo buat tau?"
"Gue nanya baik-baik padahal." Rose dan Jaehyun malah lirik-melirik satu sama lain lalu Jaehyun mengisyaratkan Rose untuk membuyarkan aura-aura yang sepertinya akan terjadi adu bacot diantara calon pasangan suami istri ini.
"Anu kak, kita di keluarin dari kelas gara-gara kita berisik tadi." Kata Rose.
Taeyong mengangguk-angguk lalu Jaehyun dan Taeyong kembali berjalan. Dan tak lupa Taeyong mengucap kata-kata mautnya, "Kasian amat."
"HARUSNYA LO GAUSAH NGOMONG KAYAK GITU, ROSE!" Pekik Wiona sambil mengguncangkan badan Rose.
"UDAH TAU MULUT DIA KAYAK CABE, PEDES!"
"HAHA lucu banget sih kalian berdua. Awas aja kalo sekarang benci-benci, eh nanti tumbuh buih cinta HAHAHA."
"ROSE!"
tbc
Mau berdoa biar neo city ke jakarta tapi gak sekarang juga gapapa😔
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.