13

140K 17.4K 2.5K
                                    

NYALAKAN MULMED👿

"Dimana?"

"Masih di kelas. Lagi piket. Tadi pak Junho lama banget ngajarnya ih sebel! Padahal udah bel dia masih aja ngajarin materi katanya karena nanggung." Dumel Wiona.

Lucas menoleh ke Wiona dan bertanya siapa. "Oh, ini kak Taeyong."

"Masih lama gak?" Tanya Taeyong di telfon.

"Gak kok. Tungguin aku—AK!!" Wiona memekik ketika ponselnya jatuh dari pundak dan telinga yang menjepit ponsel Wiona karena sedang mengumpulkan sampah dengan sapu dan pengki.

"Halo halo masih denger aku gak???" Ucap Wiona pada ponselnya.

"Masih. Kok tiba-tiba aku kamuan?"

"Ada Lucas." Balas Wiona pelan.

"Kalo udah selesai kabarin."

"Siap bos."

Wiona pun membawa pengki yang sudah menampung banyak sampah, debu dan kotoran dari kelasnya. Sedangkan Lucas dan Rose udah siap-siap pulang karena bagian mereka udah selesai.

"Lucas! Gue boleh nebeng gak?!!!" Pekik Rose yang menarik kerah Lucas yang hampir pergi. Lucas menatap Rose heran, "Kenapa? Tumben lo mau nebeng gue."

"Kak Jaehyun maksa gue buat pulang sama dia. Gue takut. Gue sama lo aja yaa plis plis!" Pinta Rose.

"Dia ngegebet lo itu Rose. Gue jadi lo mah gamau nolak cogan." Sahut Wiona.

"Yeu cowo lu aja udah cogan nyet." Kata Rose ketus.

"Eh ini siapa tadi yang minjem gak di balikin?!" Pekik Wiona ketika ia melihat gitar dan saxophone di sudut kelas.

"Si Eunha sama Moonbin! Balikin ya Wi tolon hehe kan bagian elu itu. Daaaah duluan ya kitaa!" Kata Rose sambil merangkul Lucas yang begitu tinggi.

Wiona pun menggendong tas ranselnya dan menyeret 2 alat musik tersebut. Iya tadi ada praktek re-aransemen lagu. Masing-masing di suruh bawa alat musik apa aja. Tapi Eunha sama Moonbin lupa bawa makanya mereka pinjem ke ruang penyimpanan alat musik.

"Permisi pak..." Ucap Wiona sambil membuka ruang penyimpanan alat musik. Terdapat Henry sebagai penjaga ruang penyimpanan alat musik.

"Mau balikin ya?" Tanya Henry.

"Iya pak. Atas nama Eunha sama Moonbin dari kelas XI Sopran." Balas Wiona.

Henry mencari nama tersebut di data peminjaman di komputer. Hendery mengerutkan dahinya, "Gaada tuh nama mereka."

"Tadi mereka pinjem pas pelajaran ke 6 pak."

"Oalah saya tadi lagi ke bank jam segitu. Tapi harusnya mereka nyatet nama mereka biar ada bukti. Takutnya ilang alat musiknya kan tanpa di ketahui siapa yang minjem. Yaudah besok bilang ke bendahara kelasnya buat ngasih duit 20 ribu ke bapak ya sebagai denda:" Jelas Henry.

Hhhh dasar kelakuan!, batin Wiona. "Iya pak. Makasih pak."

Wiona pun menaruh dua alat musik yang di pinjam oleh teman kelasnya. Lalu ia salim kepada pak Henry ketika ia hendak meninggalkan ruang penyimpanan alat musik.

Siapa sangka ternyata Taeyong sudah ada di depan ruang musik? Wiona juga tidak tau bagaimana caranya Taeyong bisa tau kalau istrinya sedang di ruang musik. Taeyong sedang berdiri menyandar ke tembok sambil memainkan ponselnya yang di sangkutkan earphone di kedua telinganya.

"Mau aja lo jauh-jauh jalan ke gedung ini. Kok lo tau gue disini?" Kata Wiona.

"Tadi gue ketemu Rose sama Lucas." Balas Taeyong yang mendahului Wiona.

Terpaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang