"Udah sana, lo layanin aja dulu suami lo. Gimana sih masa baru nikah udah teleponan sama temen."
Mendengar kalimat Rose, Wiona menjadi agak kesal karena ia mengingat bahwa notabenenya ia adalah istrinya si kapten galak yang selama ini dia benci, Taeyong.
Apalagi mengingat kejadian semalam, jangan ambigu! Justru semalam mereka berdua berdebat hingga hampir setengah jam, hanya karena Wiona tidak bisa tidur gelap sedangkan Taeyong tidak bisa tidur jika lampu di nyalakan. Untung saja Yuni, Ibunya Taeyong menengahkan mereka berdua karena terlalu berisik.
Wiona melempar ponselnya lalu bertengkurap di samping Taeyong yang masih memainkan game di laptop Wiona . Sedangkan mata Wiona sedikit mengintip, kali ini Wiona harus jujur kalau Taeyong memang sangat tampan. "Ah kampret." Wiona pun menarik selimut sehingga seluruh tubuhnya terbalut selimut tebal. Tak lupa ia menaruh guling di antaranya dengan Taeyong.
Sudah hampir seminggu Wiona gabut di rumah, sedangkan hari ini Wiona disuruh menginap di rumah orang tuanya Taeyong. Iya, mereka sedang di kamar Taeyong. Tapi boleh di wajarkan mengapa Wiona malah gabut ketika ia sudah tinggal di rumah suaminya. Orang tua Taeyong tidak membiarkan Wiona melakukan apa pun di rumahnya seperti memasak, mencuci, bersih-bersih. Suatu alasan yang dimana Yuni bilang kalau di rumah sudah ada pembantu rumah tangga jadi Wiona tidak perlu sibuk.
"Ajak gue ngobrol kek, ngebosenin dah lo." Wiona menusuk lengan Taeyong dengan telunjuknya. "Gausah pegang-pegang." Itu yang malah di lontarkan Taeyong, membuat Wiona makin Wionagkel dengannya.
"Kak." Taeyong pun bergumam. "Emang lo enggak punya pacar?" Wiona bisa melihat bahwa tangan Taeyong berhenti bergerak, lalu setelah beberapa detik ia kembali bergerak. "Kenapa emang?"
"Abis lo dengan mudah mengiyakan pernikahan kita." Balas Wiona tanpa melirik Taeyong, matanya lurus ke arah lampu yang masih gelap karena memang masih Subuh.
"Enggak, gue gak punya pacar."
Seriusan tuh?, "Masa iya gak punya pacar? Kan banyak banget yang ngantri─" "Gak tertarik." Potong Taeyong yang masi berkutat pada gamenya.
Wiona mempout bibirnya, memang tidak ada yang seru dari suaminya ini. "Tapi ada gebetan." Wiona melotot dan dia menatap Taeyong dengan tatapan penasarannya.
"Siapa tuh?" Taeyong melirik Wiona , membuat Wiona sedikit tertegun. Bujangan itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke Wiona lalu berkata, "Kepo."
Wiona berdecak sebal lalu ia membiarkan Taeyong meninggalkan ia sendirian di kasur, Taeyong keluar dari kamarnya dan Wiona pun mengambil laptop yang tadinya habis di pakai Taeyong.
"Anjir ada passwordnya lagih?!" Wiona berdecak sebal lalu mencoba memasukkan password denga asal-asalan. Ia hendak mencoba dengan tanggal ulang tahunya Taeyong, lalu Wiona lupa kalau dia sama sekali tidak tau kapan Taeyong lahir.
"Wah jangan bilang ultah gue?!" Wiona memasukkan tanggal ulang tahunnya. Oh? Tidak bisa. Bagaimana bisa Wiona pede sekali seperti tadi?!
Wiona lupa kalau mereka berdua sama-sama pecinta sepak bola, sama seperti dirinya. Tokoh kesukaan Wiona itu adalah David Beckham. Apa jangan-jangan Taeyong memakai tanggal lahir pemain-pemain bola?
Wiona ingat kalau Taeyong juga menyukai klub Chelsea. "Lampard?" Gumam Wiona lalu memasukkan tanggal lahirnya Lampard. Oh bukan ternyata.
Atau mungkin di luar klub Chelsea? David Beckham?, batinnya Wiona lalu memasukkan tanggal lahir David Beckham.
"Oh bener!!!" Wiona bersorak riang lalu melihat banyak permainan lelaki di desktop laptopnya Taeyong. Wiona melihat permainan PUBG, dan mencoba memainkannya karena sebenarnya Wiona juga sangat sering main PUBG bersama teman-teman kelasnya, seperti Lucas dan Jungwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa nikah
FanfictionNikah muda sama kapten futsal tergarang dan tergalak sepanjang masa?! Big no! 2017, markohun.