Ia merasakan kehampaan pada hari-hari terakhir Taeyong di Indonesia. Taeyong sibuk mengurus kepindahannya. Sampai di rumah sekitar jam-jam setelah maghrib lalu langsung tidur karena kecapean. Ia juga merasa hubungannya dengan Taeyong makin terasa jauh. Wiona sudah jarang mengobrol dengan suaminya. Biasanya ada sedikit cek cok tiap harinya kali ini tidak.
Kebiasaan baru Wiona selama sendirian di rumah adalah menatap kalendar. Kalendar mini yang ia tempel di dinding yang berhadapan dengan meja belajarnya. Lingkaran merah yang melingkari tanggal 2 Juli dan di berikan tulisan kecil dengan spidol yang sama bertuliskan 'suami gue pergi'.
Wiona menatap seksama tanggal tersebut dengan menumpu kepalanya di telapak tangan. Lalu mendesah pelan, "bisa-bisa dia bohong kalo ternyata tanggalnya udah di tentuin."
Sisa 2 hari lagi sebelum kepergian Taeyong. Wiona belum merasakan perasaan sedih sama sekali. Dia hanya merasakan kesalnya terhadap Taeyong karena membohonginya perkara tanggal ia terbang ke Singapur.
Wiona melirik arloji yang tertempel di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Ia menghela kesal karena jam tidurnya mulai berantakan tanpa sebab. Padahal ia tidak pernah meminum kopi sebelum tidur atau tidur sampai jam 1 siang yang biasanya bisa membuat seseorang tidak tidur sampai pagi buta. Walaupun ia tidur jam 3 pagi, ia akan tetap bangun jam 7-8 pagi.
Wiona menatap angka pada kalendar. Satu notifikasi masuk ke ponselnya yang ternyata pesan Rose.
LINE 3 seconds ago
Rose : lo surprise apa ke suami lo?"Hah? Apaan sih?" Wiona kembali menutup layar ponselnya tanpa menjawab pesan dari Rose.
"Loh? Hari ini ulang tahun Kak Taeyong?"
Wiona dengan cepat mengikat rambutnya dan dengan panik ia bergegas menuju dapur. Ia tergopoh dalam meyiapkan bahan-bahan untuk membuat adonan kue. Benar, ia akan membuat kue ulang tahun untuk Taeyong.
Kue ulang tahunnya tidak besar. Hanya berukuran setengah loyang dengan hiasan cantik yang membuat kue tetap terlihat indah walaupun tidak besar. Jam 3 pagi Wiona menyelesaikan semuanya. Ia akan simpan di dalam kulkas dan membiarkan Taeyong melihatnya sendiri.
Di saat bersamaan, ponselnya bergetar. Kali ini notifikasi panggilan dari Sehun. Tumben sekali Abangnya yang satu itu meneleponnya.
"Halo? Tumben lo nelfon gue?"
"Lo dimana?" Tanya Sehun.
"Ya di rumah lah. Jam segini lo nanya gue dimana, aneh lo."
"Mama koma, lo tau?"
Wiona duduk termenung di samping ranjang rawat inap tempat Mamanya tertidur dengan berbagai macam alat yang terpasang di bagian kepala Mama. Wiona memainkan jemarinya dengan ekspresi yang sama sekali tidak bisa Sehun baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa nikah
FanfictionNikah muda sama kapten futsal tergarang dan tergalak sepanjang masa?! Big no! 2017, markohun.