Part 9

2.9K 155 0
                                    

🍁🍁🍁

"Cara yang kakak pakai ini adalah cara yang salah. " Caca menatap Vino dengan tatapan yang bercampur, yaitu tatapan kesedihan, dan tatapan kekecewaan.

Setelah itu Caca langsung pergi meninggalkan Vino di kelas Azka

Vino mengacak rambutnya, bahkan ia menendang beberapa kursi dan meja. Pikirannya kacau, rasanya semua hal yang ia lakukan selalu salah di mata Caca.

Bukan hal ini yang gue pengenin Sa. Gue nggak bakal nyerah buat dapetin elo. Ucap Vino dalam hatinya.

"Kakak kenapa si berantem sama kak Vino? " tanya Fira dengan wajah kesal tapi tangannya tetap saja bergerak mengobati luka di sudut bibir Azka.

"Caca mana? " hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Azka

"Kak, Fira nih nanya! " kesal Fira

"Kakak juga nanya Fir. " jawab Azka

"Ya udah Fira nggak tau! " Fira sangat kesal dengan Azka karena tak menjawab pertanyaannya.

Azka hanya diam dan sesekali meringis kesakitan karena lukanya. Tapi untung saja lukanya ini tidak terlalu parah, karena lukanya tidak sampai memar. Mungkin hanya luka di sudut bibirnya saja yang terlihat sangat parah.

Hal itu dapat di sembunyikannya dari Bundanya. Karena ia sama sekali tak mau membuat Bundanya khawatir.

"Fira mau ke kelas. Udah Fira obatin tuh, jangan berantem lagi! " Fira menunjuk tangannnya ke arah Azka, seolah memperingkatkan.

Azka hanya diam, ia masih tidak mengerti. Oleh karena itu ia tak menjawab pertanyaan dari adiknya.

Vino sedang berada di belakang sekolah. Tempat ini menjadi tempat favoritnya. Ia sama sekali tak peduli dengan luka memar yang ada di pipinya, ataupun luka di hidungnya yang mulai mengering.

Ia duduk sendirian, matanya memandang jauh ke arah pepohonan besar yang terdapat di belakang sekolahnya. Pikirannya masih sangat kacau, dan sepertinya ia ingin sendiri dan melupakan sejenak tentang apa yang sudah ia lakukan.

...

Caca berjalan sendirian di koridor melewati beberapa kelas sambil membawa botol air mineral yang di genggamnya dengan erat.

Caca ingin mencari Azka di ruang UKS, tapi ternyata Azka sudah tidak ada di sana dan membuatnya mau tak mau  mencari Azka di kelasnya.

Saat ini Azka sedang berdiri di depan meja Vanessa, ia bertanya tentang apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi dari tadi tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Vanessa.

"Gue minta sama lo jelasin semuanya! Bukan minta lo diem kayak gini." Azka masih berusaha bersikap tenang.

Yang di tanya malah diam dan menunduk seolah tak tau apa yang terjadi.

Lagi-lagi Azka harus bersabar, walaupun saat ini Azka sudah mengeluarkan tatapan elangnya, tapi ia masih berusaha tenang dan menahan emosinya.

Azka menghela nafasnya dengan kasar. Rasanya ia hanya membuang waktu saja untuk bertanya dengan gadis di depannya saat ini.

Assalamu'alaikum UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang