Part 10

3.3K 164 4
                                        

🍁🍁🍁

"Anterin Caca pulang gih." perintah Dewi dengan lembut.

Azka menoleh ke arah Bundannya dengan tatapan yang lagi-lagi sulit di tebak. Membuat Caca merasa tidak enak hati.

"Emm, nggak papa buk. Caca naik....." ucapan Caca terpotong
"Ya udah ayo. " Azka langsung bediri dengan mantap, dan mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja.

Caca terdiam dan menatap Azka dengan heran. Dewi dan Fira hanya tersenyum.

Azka berjalan mendekati pintu, tetapi ia merasa tak ada yang mengikutinya dari belakang, dan membuatnya berhenti untuk menoleh ke belakang.

Azka melihat Caca masih berdiri di sana menatapnya dengan tatapan heran. "Jadi nggak? " tanya Azka dengan dingin

"Eh, iyaiya jadi. " jawab Caca saat tersadar dari pikirannya.

"Buk, Caca pulang dulu yah" pamit Caca

"Iya, hati-hati yah. Fir anter Caca ke depan gih" jawab Dewi

"Ok Bun. " ucap Fira

"Assalamu'alaikum" Caca keluar dari ruangan setelah ia mencium tangan Dewi

"Wa'alaikumsalam" balas Dewi

Caca berjalan di antar oleh Fira, sementara Azka sudah keluar lebih dulu.

"Makasih Ca udah jenguk Bunda aku" ujar Fira saat mereka berjalan menuju parkiran. Fira mengantar Caca hingga ke parkiran, padahal Caca sudah menolaknya.

Caca tersenyum "Iya Fir, Yang ngajak itu Mas Fathur" sesaat itu mereka sudah sampai tepat di depan mobil Azka.

"Aku balik duluan yah" Caca membuka pintu mobil, dan berniat untuk duduk di belakang.

Tapi ada yang aneh dengan mobil ini, kenapa pintunya tak mau di buka?

"Kenapa Ca? " tanya Fira karena dari tadi Caca kesusahan untuk membuka pintu mobil.

Padahal di dalam mobil sudah ada Azka, bahkan mesin mobil juga sedang di hidupkan,tapi kaca mobil dan pintunya tidak terbuka.

Fira melihat ke arah Azka yang duduk di depan, walaupun gelap dan tak terlihat Azka di dalamnya, tapi Fira seolah mengerti maksud dari kakaknya ini.

Fira menghela nafasnya dan berjalan membukakan pintu depan, pintu langsung terbuka dengan mudahnya. "Itu bisa Ca, masuk gih" suruh Fira

Ternyata Azka sengaja mengunci pintu belakang mobilnya, hal itu karena ia ingin Caca duduk di depan di sampingnya, jadi itulah maksud dari Azka, dan Fira sudah tau tentang cara pikir Azka yang sedikit licik, dan modusan.

Caca masuk dengan ragu, tapi pikirannya tidak sampai jauh ke sana seperti yang ada di pikiran Fira. Justru Caca merasa bahwa ia tak bisa membuka pintu mobil karena ia sama sekali tak ada kekuatan.

Saat ini keadaan di dalam mobil hening, dari tadi tak ada yang memulai pembicaraan, Caca takut karena Azka mulai mengeluarkan sifat dinginnya. Sementara Azka masih memilih untuk diam.

Assalamu'alaikum UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang