Part 16

2.2K 145 5
                                    


"Allah mencintai kita dengan cara yang istimewa, dan terkadang membuat kita tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. "
__________

🍁🍁🍁

"Caca, ayo ikut. " ucap Dewi mengajak Caca agar ia masuk ke dalam mobil.

Caca melangkah dengan ragu, namun senyum tetap ia berikan kepada Dewi dan juga Fira.

Caca duduk di belakang bersama dengan Fira, sementara Dewi duduk di depan bersama dengan Azka.

Semua tampak biasa saja, dan tak ada ketegangan di dalam sana, namun dari tadi tak ada yang berbicara.

Rambut hitam itu sudah menjadi ciri khas dari Azka, dan ia selalu nampak tenang, padahal Caca hanya melihatnya dari belakang.Jika di lihat dari tempat Caca saat ini maka hanya terlihat telinga kiri dan juga rambutnya, Ternyata Azka tak banyak berubah, mungkin hanya sedikit meninggi.

Caca tidak berani melihat Azka dari pantulan kaca depan, karena ia tak mau bertemu dengan mata hitam milik Azka. Cukup dulu saja saat ia pertama kali kenal dengan Azka dan bertatapan langsung dengan bola hitam itu walau tidak terlalu lama, karena saat itu Caca sadar jika itu termasuk zina mata.

Mereka sudah sampai di sebuah rumah, dan ternyata itu rumah Fira.

"Ayo Ca,masuk." Fira menarik tangan Caca agar ia ikut masuk ke dalam rumah

Sementara Azka masih harus memasukkan mobil ke garasi. Dan Ibu Dewi sudah melangkah duluan memasuki rumahnya, setelah sebelumnya menyuruh Fira untuk mengajak Caca masuk ke dalam rumah.

Rumah ini terlihat mewah, tapi Caca tak heran akan rumah ini, padahal ia baru pertama kali ke sini. Caca langsung duduk di sofa yang ada di ruang tamu, sementara Fira menyuruh Caca untuk menunggunya terlebih dahulu karena Fira langsung naik ke lantai atas.

Caca bertanya dalam hati, sebenarnya untuk apa ia di ajak ke sini? Ada hal apa yang ingin di sampaikan oleh Fira? Lagi-lagi Caca melamun, dan ia sama sekali tak sadar jika Azka sudah masuk melewati pintu, dan saat ini sedang memperhatikan Caca yang sepertinya sedang melamun.

"Melamun itu nggak baik. " Azka berjalan melewati Caca dan Azka harap Caca sadar

Ternyata benar Caca langsung kembali ke dunia nyata, dan ia terkejut karena ada Azka di hadapannya.

"I-iya. " jawab Caca dengan ragu sambil memulihkan pikirannya.

"Iya apaan? Memang kakak nyuruh apa? " Azka tersenyum dan mencoba untuk kembali bertanya karena ia tak yakin jika Caca tadi mendengarkannya.

Caca sudah pasrah, ia tak tau tentang apa yang tadi di katakan Azka. Yang membuat Caca sadar tadi adalah suara Azka yang mengejutkan.

Caca memberikan senyuman " Nggak tau kak. " Caca memutuskan untuk jujur, ia harap Azka segera pergi meninggalkannya di ruangan ini sendirian.

"Kamu sekarang kenapa sering melamun? " Azka menghela nafasnya setelah itu ia duduk di sofa dengan mantap, pupus sudah harapan Caca menyuruh Azka untuk pergi.

Caca sudah keringat dingin, ia tak tau harus menjawab apa, ini seperti menjawab soal untuk menentukan kelulusan, sangat sulit. Caca sendiri juga heran, kenapa dirinya sering melamun? Namun Caca selalu mencoba menghindarinya sebisa mungkin.

Assalamu'alaikum UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang