"Jadilah pribadi yang sabar, dan ikhlas dalam menerima skenario dari-Nya."_______________
🍁🍁🍁
Menatap langit malam yang penuh dengan bintang membuat hati Caca menjadi lebih tenang. Begitu banyak perubahan yang terjadi. Ia kembali mengingat memori yang terjadi dalam beberapa tahun ini.
Waktu yang berjalan begitu cepat atau ia yang tak mampu mengatur waktu? namun Caca yakin semua telah menjadi rencana-Nya. Tersenyumlah seolah langit menatapmu dengan penuh harap, dan ikhlaskanlah seolah hidup menyaksikanmu dalam gelap.
"Ca, kamu di sini? " suara itu membuat Caca tersadar dari lamunannya.
"Iya Mas, lagi pengen liat bintang." Caca tersenyum memandangi langit malam.
"Ada apa? " Fathur bingung melihat adiknya, tidak biasanya ia mau berdiam diri sambil menatap langit malam.
"Maksudnya? Emang Caca nggak boleh liat langit? " pertanyaan Fathur membuat Caca protes dan tidak terima karena ia memandangi langit bukan karena ada sesuatu yang terjadi.
"Ya udah deh terserah. Nanti jangan lupa tutup jendelanya. Ingat angin malam itu nggak baik Ca. " Fathur seolah mengerti maksud adiknya, ia tak ingin membuat mood Caca berantakan, lebih baik Fathur membiarkan Caca sendiri dulu saat ini.
"Iya Mas." Caca kembali larut dalam pemikirannya, besok adalah hari kelulusan sekaligus perpisahan.
Tak terasa Caca akan masuk kuliah. Dan bukan menjadi anak SMA lagi.
Dalam setahun ini, ia menjalani sekolah dengak baik. Bahkan saat Ujian Nasional akan di mulai Caca terlihat sangat bersungguh-sungguh untuk belajar.
Terlepas dari itu semua, ia berharap semoga hari-harinya akan jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Kantuk yang menyerang Caca saat ini membuat ia harus berhenti memandangi bintang, Caca menutup jendela kamarnya dan ia berjalan menuju kasur miliknya.
Selimut tebal yang hampir menutupi seluruh tubuh Caca membuatnya menjadi hangat. Mata itu perlahan menutup, dan mulai memasuki alam mimpi.
Kebiasaan Caca jika tertidur ia selalu memakai jilbabnya. Terkadang ia lupa melepas jilbab, dan terkadang ia sengaja memakainya.
...
Caca tidak terlalu suka memakai kebaya, terlalu sempit dan susah bergerak. Tapi hari ini ia harus memakainya. Kebaya yang Caca pakai saat ini jauh di luar dugaan, karena ini terlihat seperti gamis dan tidak membentuk lekuk tubuh.
Sangat simple, karena ini gamis bermodel seperti kebaya. Warna putih dan coklat, dengan jilbab yang terulur panjang.
"Ummi duduk situ aja. Biar deketan sama Fira." Caca memilih tempat duduk sebelahan dengan Fira.
Fira langsung menyambar tangan Hana dan mencium punggung tangannya, begitu juga dengan Caca dengan ibunya Fira.
Tak terasa acara berlangsung selama hampir setengah hari itupun selesai. Caca hanya sekali saja ikut berfoto dengan keluarga besar kelasnya, setelah itu ia ingin segera pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Ukhti
SpiritualMaut, rezeki, dan jodoh. Semua telah di atur oleh Nya, maka percayalah dan serahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Yakinlah Allah selalu bersama dengan hamba-hamba Nya.