Part 22

2.1K 126 8
                                    

" Tidak perlu bertanya untuk siapa hati ini kiranya, pantaskan saja diri dan perbanyak ibadah karena Allah Ta'ala "

🍁🍁🍁

"Udah lama? " Azka duduk di hadapan laki-laki itu, dan seketika laki-laki itu tersadar dari lamunan panjangnya.

"Baru aja kok, gimana kabar lo? " Vino langsung bertanya dengan ramah.

Azka memang tidak menyangka jika yang mengajak ia bertemu sore ini adalah Vino, sudah lama laki-laki ini menghilang, lalu tiba-tiba saja dia menghubungi Azka untuk bertemu.

Dan Vino tidak menyangka jika siang tadi dia bertemu dengan Caca, sebelumnya memang ia sudah janjian dengan Azka sore ini.

"Baik, ada apa? " Azka meletakkan ponselnya di atas meja, dan ia mulai fokus untuk membicarakan topik saat ini.

"Gue kira lo udah lupa sama gue, dan gue gak nyangka kalo lo mau datang ke sini. " Vino tersenyum getir, ia terlihat tenang, namun di dalam matanya terdapat kesedihan.
"Kan lo nyuruh gue ke sini, ya nggak mungkinlah gue nggak datang. " Azka sedikit tersenyum, ia mulai melihat raut wajah Vino yang sepertinya menyembunyikam sesuatu.

"Gue dengar lo mau nikah? " tanya Vino langsung pada intinya.

"Lo tau dari mana? " Azka mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa Vino tau, padahal hal itu sangat rahasia bagi keluarga Azka.

"Dan gue rasa semua orang juga udah tau, " jawab Vino seadanya, sedangkan Azka semakin tidak mengerti.

"Kalo gue mau nikah emangnya kenapa? " Azka pasrah saja, percuma dia mengelak, karena Vino pasti sudah tau semuanya.

"Gue cuma mau bilang, jangan lupa ngundang gue. " lagi-lagi Vino tersenyum getir, entah apa yang ada di kepalanya.

"Itu gampang. Apa cuma ini yang mau lo omongin? " Azka sedikit geram, karena ia dari tadi mencoba memahami Vino,namun laki-laki itu justru malah mempermainkannya, dan membuat semua berputar-putar.

"Lo masih ingat kan sama Nisa? " Vino bertanya dengan santai. Berbeda dengan Azka yang kini langsung menatap Vino dengan tajam.

"Maksud lo apaan? " Azka semakin penasaran tentang apa yang ada di pikiran Vino saat ini, sebenarnya topik mereka mengarah kemana.

"Seharusnya gue yang nanya, lo cuma bilang kalo lo mau nikah tanpa kasi tau gue siapa cewek yang mau lo nikahin. " Vino mulai manaikkan nada bicaranya, tapi tetap saja dia duduk dengan tenang.
"Sorry, tapi gue rasa itu bukan urusan lo. " Azka mencoba untuk sabar, ia mengatakan itu dengan tegas.

"Ok, kalo gitu Nisa nggak ada lagi urusannya sama lo kan? " Vino manaikkan sebelah alis matanya.

Azka diam, ia sedang berpikir.

"Dari dulu gue emang nggak ada urusannya sama Caca. " entah angin dari mana yang membuat Azka menjawab seperti itu.

"Dan gue harap lo nggak nyesal sama keputusan lo. " Vino tersenyum, ia sedikit menghela nafasnya, jika Vino terlihat tenang, maka berbeda dengan Azka yang terlihat gelisah.

...

"Ca, kamu nggak papa kan? " tanya Fathur saat Caca sedang duduk santai di halaman belakang rumah.

Assalamu'alaikum UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang