🍁🍁🍁
"Jadikan kesalahan sebagai pelajaran, bukan malah menjadikan kita sebagai orang yang tersudutkan"
_______________
Hal yang tidak akan pernah di sangka oleh siapapun kini terjadi.
Caca tengah menatap ke arah kaca mobil, pandangan Caca tertuju ke arah beberapa pohon yang tinggi menjulang di pinggir jalan.Pikirannya bercampur, entah keinginan dari mana membuat Caca saat ini duduk manis di dalam mobil Vino.
Ia berusaha untuk membantu Vino agar ia berubah. Karena Vino sudah bertekad jika ia akan berubah mulai saat ini. Dan Caca hanya membantunya.
Caca mengajak Vino untuk pergi ke panti asuhan, tentu saja hal itu akan membantu Vino agar ia sadar. Caca pikir, hidup Vino saat ini sangat glamour, padahal semua uang dan fasilitas itu bukan milik Vino melainkan milik orang tuanya.
Perjalanan mereka terasa begitu lama, mobil kedap suara ini menjadi hening seketika, tak ada yang memulai pembicaraan.
Hingga mobil Vino saat ini tengah memasuki sebuah gang kecil yang terletak di ujung, kini tak ada lagi mobil yang ramai, perumahan yang agak sempit membuat jalanan ini semakin sepi.
"Yakin ini jalannya? " Vino membuka suaranya karena ia sedikit ragu.
"Emm...... Iya. " Caca sedikit berpikir, hingga ia menjawab dengan mantap.
Tapi lihat saja saat ini, mobil tiba-tiba mengerem mendadak dan membuat kepala Caca sedikit terbentur.
"Awww" ringis Caca sambil memegang keningnya
Vino langsung menoleh dan mendapati Caca yang sedang kesakitan memegang keningnya.
"Kamu nggak papa kan? " nada khawatir itu terdengar jelas di telinga Caca
Belum sempat Caca menjawab Vino sudah menyela "Kamu tunggu di sini sebentar, aku ada urusan" Vino segera turun dari mobil sebelum Caca menjawab sepatah katapun.
Caca hanya melihat punggung Vino sebelum ia keluar, dan mata Caca terus mengikuti arah gerak Vino hingga saat ini Vino tepat di depan mobilnya.
Sudah ada 5 orang yang menunggu di sana, mereka berhadapan dengan Vino. Dan terdapat 5 motor besar yang kemungkinan besar adalah motor dari masing-masing mereka.
Caca tidak tau siapa mereka, yang jelas mereka memakai seragam sekolah, tapi tak sama dengan seragam yang Caca pakai saat ini. Dan intinya mereka seumuran, hanya saja sekolahnya berbeda.
"Ada apaan?" Vino bertanya dengan santai.
Senyum miring dari mereka membuat Vino semakin tidak mengerti.
Salah satu di antara mereka maju "Sekarang lo udah hebat ya. " wajah meremehkan terlihat jelas di sana.
"Maksud lo apaan? " Vino berusaha menahan emosinya.
"Jadi gini cara lo berteman? " Terdengar jelas nada menantang di telinga Vino
"Gue udah keluar kan dari anak motor? Tapi lo tenang aja,kita masih temenan kok. " balas Vino dengan senyum yang tulus
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Ukhti
SpiritualMaut, rezeki, dan jodoh. Semua telah di atur oleh Nya, maka percayalah dan serahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Yakinlah Allah selalu bersama dengan hamba-hamba Nya.