Chapter 4💕

75 12 2
                                    

Weekend ini papa Dhara mengajak temannya untuk bertanding basket di lapangan samping komplek Dhara. Sebenarnya Dhara tidak tau cara main basket tapi dia suka main basket karena dia bisa lari sampil loncat- loncat. Ya itulah lah Dhara yang masih seperti anak kecil. Dia memang selalu menyukai permainan yang loncat-loncat.

Pagi itu pukul 6 Dhara sudah ada di lapangan bersama papah,mamah,dan Dava. Dhara meletakan botol air mineral yang dia bawa dari rumah.

"Ayo main sekarang" ajak Dhara tidak sabar.

"Bentar papa lagi nunggu temen papa yang mau main basket bareng kita" kata papanya sambil sesekali menvoba menelpon temannya.

Tidak lama kemudia suara mobil memasuki perkarangan rumah Dhara. Pemilik mobil itu langsung menuju lapangan. Dhara tidak merespon siapa yang datang dia malah asik berlari-lari. Sampai akhirnya papa nya memanggik dia.

"Dhara sini" panggil papanya.

Melihat siapa yang datang Dhara langsung kaget karena yang datang adalah.

"Satria" ucap Dhara kaget.

"Kalian udah saling kenal" tanya om Wijaya teman papanya.

"Iya pah ini temen Satria" jawab Satria tersenyum.

"Dhara,Dava ini temen papa waktu SMA namanya om Wijaya" kata papanya memperkenalkan mereka. Mereka berdua langsung memberi salam kepada Wijaya.

"Nah kalo ini istri om namanya Farah" kata om Wijaya. Dhara dan Dava hanya mengangguk dan memberi salam.

"Ya udah ayo kita main Wijaya kamu sama saya biar mereka ber tiga" kata papa Dhara. Om Wijaya hanya tersenyum sambil mengangguk.

Mereka semua bermain basket tapi mama Dhara dan tante Farah hanya duduk di pinggir lapangan sambil berbincang. Mereka juga menyiapkan minuman untuk yang bermain basket.

Setelah kurang lebih 30 menit mereka bermain mereka istirahat. Dhara yang masih ada di tengah lapangan dengan lelah menidurkan tubuhnya sambil memejamkan mata karena matahari sangat silau. Tiba-tiba ada yang menempelkan minuman dinggin di pipi kanan Dhara. Dia langsung bangun dan membuka matanya.

"Nih di minum dulu" ucap Satria sambil menempelkan minuman di pipi Dhara.

"Makasih Satria" kata Dhara mengambil minuman itu sambil tersenyum ke Satria.

"Sejak kapan lo suka main basket bukannya dulu gak bisa mainnya" tanya Satria sambil duduk di samping Dhara.

"Sejak gue tau kalo basket itu mainnya seru lompat-lompat sama lari jadi gue suka" jawabnya singkat.

"Dasar anak kecil" Satria tersenyum sambil mengacak rambut Dhara yang panjang.

🌷 🌷 🌷

Malam ini Dhara ada janji dengan kedua sahabatnya untuk menonton film yang baru tayang di bioskop. Karena besok masih libur jadi Dhara diizinkan oleh ayahnya tapi harus di temani oleh kakanya. Karena Dhara anak perempuan satu-satunya jadi orang tuanya selalu khawatir jika dia pergi sendirian.

Sekarang Dhara sedang ada di depan cermin merapihkan rambutnya panjangnya. Dhara terlihat cantik dengan drees hitam diatas lutut yang dia kenakan. Serta menggunakan sedikit polesan lipgrous di bibirnya agar tidak pucat dan sepatu snekers berwarna putih. Rambutnya dibiarkan terurain dan di beri pita warna hitam makin serasi karena dia mengenakan slimbag warna putih.

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang