Epilog

16 1 0
                                    

Manusia gak pernah berjanji, untuk selalu ada di sisi kita. Karena sejatinya setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Dan ya. Manusia punya masa masing-masing. Karena Tuhan lebih tau diri kita dibandingkan kita sendiri. Tuhan juga lebih berhak atas takdir yang sudah di tuliskan untuk setiap umatNya.

Selalu ada pertemuan untuk ada perpisahan. Selalu ada luka dalam bahagia. Karena sejatinya hidup adalah tentang beriringan. Seperti aku dan kamu serta dia dan mereka. Dipisahkan untuk di pertemukan dengan versi terbaik adalah kado terindah. Tapi bagaimana jika perpisahan yang dimaksud adalah kematian. Bagaimana kalo kita sama sekali tidak bisa melihat wujudnya lagi?

Tidak ada lagi adalah alasan untuk kita tersenyum setiap hari. Tidak ada lagi suara yang selalu terdengar. Tidak ada lagi manusia paling menyebalkan sekaligus paling menyenangkan. Tidak. Tidak akan pernah ada. Kalau pun ada tidak sama. Kalau pun ada dan sama tidak mirip. Kalau pun ada, sama, dan mirip itu bukan kamu. Dan kalau bukan kamu aku tidak mau.

Egois bukan? Tapi memang begitu nyatanya. Mau semirip, dan se perfect apapun dia, aku tetap tidak mau. Kalau bukan kamu. Pokoknya kamu. Karena kamu sudah ada di tahta tertinggi di hati. Kamu sudah punya ruang sendiri yang bahkan kalau aku hilangkan tidak akan pernah bisa. Tapi memang jalan terakhir dari perpisahan ada mengikhlaskan. Entah itu berpisah karena seseorang, perasaan, cinta, Cita-cita, atau bahkan takdir dan kematian.

Ikhlas itu sulit, tapi ikhlas itu harus. Ikhlas itu kunci untuk bisa berdamai dengan keadaan dan hati. Ikhlas dan belajar untuk lebih kuat lagi dari sebelumnya. Walaupun sejatinya tidak ada manusia kuat dan lemah. Karena memang kuat dan lemah adalah manusiawi. Kita berhak atas perasaan apapun itu. Tapi memang akhirnya adalah ikhlas. Ikhlas. Dan ikhlas.

Sebatas Bayangan

Tidak pernah ada di kepala dan memori saya, tentang perpisahan yang secepat ini.
Tidak pernah, karena memang tidak akan ada manusia yang menginginkannya.
Tapi kembali lagi kepada yang Maha Kuasa.
Dia jauh lebih berhak atas umatNya.
Kamu itu cuma sebatas bayangan.
Sesaat kamu hadir, lalu pergi karena takdir.
Mungkin benar, bahwa setiap manusia akan merasakan yang namanya perpisahan.
Entah itu karena orang ketiga,atau kematian.
Tapi kenapa, perpisahan yang kau pilih ada kematian.
Seperti sudah merelakan, tapi belum mengikhlaskan.
Seperti sudah damai, tapi perasaan ini belum usia.
Seperti sudah pergi, tapi bayangannya masih disini.
Bahkan kehilangan mu, sudah membuatku mati tanpa harus kehilangan denyut jadi.
Ternyata, aku sesakit itu tanpa mu.

-Adhara Senja Rinjani-

"SATRIA AJI SUKMA Terima kasih, sudah menjadikan aku cinta terakhirmu. "

"Terima kasih juga sudah mencintai dengan tulus bahkan saat akhir hidupmu. "

"Bahkan sepertinya mencari penggantimu, adalah hal bodoh yang tidak akan pernah saya lakukan. "

"Aku gak tahu, berapa banyak Terima kasih yang aku sampaikan. But--"

"Thanks you so much, and i love you."

"Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya. "
🥀
-Adhara-

-End-

Sebatas Bayangan.
Astri Aprilia

Sampai jumpa🥰
See you next story

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang