Chapter 29

18 1 0
                                    

Dhara sampai di depan rumahnya dengan di antar pulang oleh pria yang baru ia temui tadi. Aditya membukakan pintu mobilnya untuk Dhara, lalu gadis itu turun tanpa mengucapkan apapun.

"Hati-hati" Ucap Aditya tepat berbisik di telinga Dhara saat gadis itu jalan.

Dhara menghentikan langkah kakinya lalu berjalan balik ke arah Aditya yang masih berdiri di samping mobilnya.

"Adhara. Makasih." Ucapnya sambil mengambil tangan Aditya lalu melepasnya lagi dan berlari masuk.

Aditya hanya menatap punggung gadis itu sambil tersenyum. Setelah Dhara menghilang dari balik pintu Aditya lalu masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Dhara.

Sesampainya di dalam rumah, Dhara lalu berlari masuk ke dalam kamar karena takut orang tuanya melihat keadaannya yang sudah basah kuyup.

"Dhara kamu udah pulang? " tanya Dava. Dhara sama sekali tidak membalikan badan dan menjawab kakaknya dia langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa lagi dia? " batin Dava sambil bangkit dari sofa dan menyusul ke kamar adiknya itu.

Dhara masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci rapat-rapat pintu kamarnya agar tidak ada yang melihay bahwa dia sedang kacau saat ini.

Tok...tok...tok

"Dhara ini kakak kamu kenapa buka pintunya kakak mau bicara" Tapi Dhara tak merespon apapun.

"Ra kamu kenapa kalo ada masalah di selesain baik-baik dek jangan kaya gini."

"APA KAK, GAK ADA LAGI YANG PERLU DI JELASIN BAHKAN SEMUA SUDAH JELAS-JELAS NYATA"

"AKU EMANG TERLALU BODOH KAK NGASIH KEPERCAYAAN SAMA ORANG BODOH" Ucap Dhara sambil terisak di dalam kamar.

"Apa maksudnya Ra kakak gak ngerti coba kamu cerita sama kakak baik-baik." bujuk Dava.

Dhara sudah duduk di atas bednya dia sudah mengganti pakaian basahnya dengan kimono hangat yang ia kenakan sekarang.

"Ini teh nya di minum biar anget badannya" ucap Dava sambil memeberikan secangkir teh hangat.

Dhara lalu meminum teh itu untuk menghangatkan badannya.

"Sekarang kamu tidur dulu karena ini udah malem, tapi inget kalo kamu mau cerita apapun kakak siap dengerin." Ucap Dava lalu mencium kening Dhara dan keluar kamar Dhara untuk membiarkan gadis itu istirahat.

Setelah meminum tehnya Dhara mengambil laptop dan menyalakan nya. Entah apa yang di lakukan gadis itu tapi dia begitu serius menatap layat laptopnya. Setelah selesai memainkan laptopnya Dhara lalu menaruhnya kembali di atas nakas tempat tidurnya.

Tok...tok...tok...

"Dhara bangun udah siang" kata Dava sambil membuka pintu kamar adiknya yang tidak terkunci.

"Ra bangun ini udah siang" Sambil membuka selimut yang menutupi adiknya itu.

Tapi....

"Dhara!! Dhara kamu dimana?" teriak Dava terkejut karena melihat adiknya tidak ada di kamar. Dia lalu mencari ke kamar mandi,balkon,kolam renang dan taman belakang. Tapi hasilnya nihil akhirnya ia kembali ke kamar Dhara dan coba menghubungi adiknya lagi. Tapi tanpa sengaja mata Dava menangkap sebuah amplop berwarna coklat.

Dear Semua

Mama,papa,kak Dava.
Maaf ya mungkin kalo kalian baca surat ini aku udah gak ada lagi di antara kalian.
Aku pergi jauh ke negara orang mah,pah,kak.
Kalian semua jangan khawatir ya aku pasti baik-baik saja.
Aku di sini mau lanjutin pendidikan aku seperti yang aku cita-citakan.
Dan untuk kak Dava maaf kak aku udah bikin kakak selalu susah.
Untuk yang tadi malem itu kenapa aku nangis.
Kak semalem aku lihat dengan jelas kak Satria tidur di apartemen sama cewek lain. Dan untuk dinner itu semua gak ada kak aku dateng nunggu selama 2 jam tapi Satria nggak dateng kak.
Tapi nggak papa kakak jangan marah sama dia ya kak.
Mungkin aku yang bodoh terlalu percaya ngasih hati aku ke dia kak.
Tapi aku mau minta tolong, tolong jangan kasih tau Satria tentang surat ini.
Jangan kasih tau dia tentang aku yang mau kuliah di sini.
Kalo dia nanya aku kemana bilang aja kakak nggak tau.
Buat mamah sama papah maaf ya Dhara sering biki khawatir kalian tapi Dhara janji Dhara bakal mandiri mah,pah di sini.
Dhara sayang kalian semua.
Love you...

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang