Chapter 25💕

36 3 0
                                    

"Sudah lah Dhar tidak ada gunanya kita beradu argumen seperti ini"

Ponsel Adit di sakunya berbunyi lalu ia meminta izin pada Dhara untuk mengangkat teleponnya.

Dhara masih menatap jalanan kota Amsterdam yang masih ramai oleh lalu lalang kendaraan malam. Matanya masih terus menangis meskipun kadang bibirnya tersenyum getir. Entah apa yang ia rasakan sekarang ini begitu terluka di bandingkan kejadian 7 tahun yang lalu.

Tangisnya mulai berhenti sendiri bahkan air matanya sudah kering terkena angin. Dhara melirik ponsel yang ia biarkan sejak tadi. Puluhan panggilan dari Ayana dan Mamah nya tertera di sana. Dhara lalu memasukan ponselnya kembali dalam slim bag nya. Iya melangkahkan kakinya namun tertahan saat Adit berjalan menuju dirinya.

"Kamu mau kemana? " Tanya Adit mendekat ke Dhara.

"Aku lupa Dit jika orang tua ku datang ke sini. Puluhan panggilan dari Ayana dan Mamah tidak aku jawab dari tadi.  Aku takut mereka khawatir." Ucap Dhara menjelaskan.

"Baiklah biar aku antar pulang" kata Adit menawarkan mengantar Dhara pulang.

"Thank you Dit kamu udah nemenin aku di sini, tapi aku bisa pulang sendiri lagian aku juga bawa mobil" balas Dhara.

"Ya udah aku pulang dulu takut Mamah sama yang lain khawatir" lanjutnya lagi.

"It's okay Dhar. Kalo gitu hati-hati di jalan" ucapnya membalas pelukan gadis itu yng sudah memeluknya lebih dulu. Dhara hanya mengangguk pelan sambil melepas pelukannya lalu melangkah pergi.

Dhara mengendarai mobilnya menuju apartemennya. Hampir perjalanan selama 30 menit Dhara sampai di apartemennya. Dhara lalu masuk di sambut oleh Ayana. Gadis itu lalu memeluk sahabatnya dengan erat tanpa sadar lagi-lagi air matanya jatuh. Entah sudah berapa banyak air mata yang dia keluarkan sejak tadi. Gadia itu terus menangis sampai membuat piyama Ayana basah karena air matanya.

Ayana lalu membawa Dhara untuk masuk ke kamar. Ayana berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Minum dulu Dhar" Ucap Ayana memberi segelas air putih.

Dhara meminum air itu lalu menaruhnya lagi di atas nakas. Ia berusaha tenang sebelum mulai menceritakan peristiwa tadi.

"D... dia kembali Ay" ucap Dhara kembali meneteskan air matanya sambil memeluk sahabatnya. Ayana hanya bisa membalas pelukan Dhara sambil mengelus pundak gadis itu untuk menenangkannya.

"Dia kembali di saat gue udah berusaha membaik. Dia kembali di saat gue berusaha ngelupain masa lalu itu." Ucap Dhara merenggangkan pelukannya.

"Ya udah lo tenangin diri lo dulu" Ucap Ayana mengelus pundak Dhara.

"Dimana lo ketemu dia? " Ayana memulai pertanyaan.

Dhara menceritakan semuanya kejadian siang tadi. Saat di gedung dia bertemu dengan sosok masa lalunya itu. Seiring ceritanya Dhara terus mengeluarkan air matanya. Ayana yang melihat itu hanya bisa menenangkannya.

"Gue gak tau kenapa dia harus datang di saat semuanya udah baik-baik aja"

"Di saat bayangan udah gak butuh sosok agar terlihat" lanjutnya.

"Dia balik karena masa lalu lo belum selesai Ra. Iya. Cerita ini belum tamat." Ucap Ayana memegang ke dua  bahu Dhara sambil menyakinkan sahabatnya itu.

"Apa yang belum selesai. Bahkan dia sendiri yang mengakhiri cerita ini sebelum selesai. " Balas Dhara dengan nada rintih.

"Semuanya udah jelas Ay gue gak perlu penjelasannya. Gue udah liat penjelasan itu dengan mata gue sendiri. " lanjutnya lagi.

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang