Chapter 20💕

32 2 0
                                    

Malam itu menemani Dhara bersama ribuan perasaan tak karuan yang ia rasakan. Bahkan saat ini Dhara ingin menghindar dari Satria karena takut jika dekat dengannya Dhara akan terkena penyakit jantung. Setip kali Satria dekat dengan Dhara entah mengapa jantung Dhara seakan berlari di dalam sana.

Bahkan perasaan itu tak pernah ada sebelum nya. Dhara memejamkan matanya membiarkan setiap hembusan angin malam menyapu wajah ayunya. Rambutnya yang tergerai bergerak searah dengan terpaan angin malam. Dhara ingin malam ini berbagi dengan malam agar beban yang ia rasakan setidaknya dapat berkurang.

Masih dengan mata tertutup Dhara mendengar suara langkah seseorang yang mendekat padanya. Entah siapa orang itu tapi untuk saat ini dia ingin berdua bersama malam dan menikmati angin di luar. Seseorang yang semakin dekat itu lalu duduk persis di samping Dhara. Dia tidak mengeluarkan satu kalimat pun.  Dia hanya duduk dan memandang wajah gadis di sampingnya sambil berdecak kagum.

"Dhar gue minta maaf" ucapnya satu kalimat yang memechkan kesunyian malam itu.

Sudah dapat Dhara kenal suara berat yang selalu menghanyutkan itu. Pemilik suara itu siapa lagi kalo bukan Satria.  Laki-laki yang saat ini sedang berada di dalam otaknya. Bahkan susah untuk di lupakan meski sebentar saja.

"Lo gak salah kok Sat" ucapnya sambik tersenyum kepada pria di sampingnya.  "Cuma gue kesel aja sama lo gak ngasih tau kalo mau kesini" lanjutnya lagi sambil membuang muka dan mengerucutkan bibirnya. Persis seperti anak kecil yang sedang meminta es krim.

"Iya maaf tuan putri gue kan mau bikin kejutan. Tadi juga om Indra sama kak Dava gak boleh gue kasih tau tentang ini ke lo" ucap Satria sambil mencolek Dhara dan menggodanya agar tidak marah lagi.

"Dasar papah sama kak Dava liat aja nanti" ucap Dhara dalam hati.

"Udah dong ngambeknya. Tapi kalo lo lagk ngambek lo tambah lucu deh Ra" Goda Satria sambil memcubit pipi kanan Dhara.

Gadis itu masih saja jual mahal tak mau sedikitpun tersenyum. Dia malah kembali memalingkan wajahnya karena malu jika Satria melihat rona merah di pipinya itu.

"Coba gue mau liat pipi lo blushing gitu" Godanya lagi semakin membuat Dhara malu.

"Apaan sih Sat. Gue bakal maafin lo asal lo harus temenin gue jalan-jalan seharian sama beliin gue es krim" ucap Dhara.

"Ceritanya lo lagi pengen deket nih sama gue pake modus pengen jalan bareng lagi" Ya. Lagi lagi Satria membuat Dhara kesal sekaligus malu karena rayuan recehnya itu.

"Ya udah kalo gak mau" ucap Dhara beranjak dari kursi itu.  Tapi tangan kanan nya di tahan oleh Satria.

"Iya sayang lo tukang ngambek ya" ucapnya.

"Janji ya" balas Dhara memberikan tangan kelingkingnya pada Satria dan Satria menjabatnya. " Janji anak kecil"

Ya. Begitu lah Dhara yang selalu manja pada Satria. Tapi Satria tetap bisa membuat Dhara seakan istimewa. Satria selalu membuat Dhara tersenyum. Meskipun dia juga yang membuat tangisnya.

🌷 🌷 🌷

Gelap sudah menjelma menjadi pagi yang berembun. Pagi-pagi buta sekali Dhara sudah bangun. Seperti janjinya tadi malam bahwa dia akan jalan-jalan bersama Satria.

Dhara sudah siap lalu tirin dan menunggu Satria di dapur sambil mengisi perutnya dengan roti dan susu. Tak lama kemudia Satria turun berjalan kearah Dhara yang sedang berbincang dengan bi Narti.

"Pagi cantik. Pagi bibi cantik" ucapnya menggoda Dhara dan bi Narti yang sedang masak.

"Pagi Satria jelek" ucap Dhara sambil tertawa. "Pagi den Ganteng" ucap bi Narti sambil melakukan aktivitasnya memasak.

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang