Chapter 16💕

45 6 0
                                    

"Nih buat lo" ucapnya memberikan buket bunga yang dia buat sendiri pada Dhara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih buat lo" ucapnya memberikan buket bunga yang dia buat sendiri pada Dhara.

"Makasih, bagus banget bunganya" balasnya.

"Sat gue mau liat langit malam disini gue gak mau balik ke perkemahan dulu" ucapnya pada Satria.

"Iya gue udah bilang kok sama pak Andi" sambil mengacak rambut Dhara.

Dhara dan Satria duduk di atas rumah pohon itu. Dhara menyandarkan kepalanya di bahu Sartia. Inilah hal paling nyaman yang Dhara suka dari Satria. Dia selalu bisa membuatnya bahagia dan nyaman.

Mereka berdua menikmati langit yang mulai jingga itu dengan bahagia. Mungkin jika ada alat pengukur kebahagiaan Dhara adalah orang yang sangat bahagia.

"Dhar lo seneng gak" kata Satria sambil terus memperhatikan langit yang mulai gelap perlahan.

"Gue seneng banget makasih Sat buat hari ini" ucap Dhara.

"Karena tugas gue emang bikin lo bahagia Dhar" batinnya.

"Gue seneng kalo lo juga seneng" jawabnya sambil mengelus rambut Dhara yang terurai dan di terpa angin malam.

"Gua cuma penikmat kebahagian lo bukan pemilik atau bahkan penyebabnya " batin Dhara.

Dhara menikmati malam itu ya, malam bersama Satria. Mereka menikmati langit malam yang indah mereka menanti senja dengan setia. Dhara memejamkan matanya menikmati setiap angin yang menusuk masuk ke setiap tubuhnya yang mulai menggigil dan ditutupi oleh jaket Satria.

Menurutnya malam adalah hal paling romantis. Dengan ketenangannya dia mampu membuat orang jatuh cinta pada bintangnya. Membuat jutaan mata terus terpikat oleh indahnya.

Ingin...

Jika takdir mengizinkan aku
Ingin selalu menjadi penyebab dia bahagia

Jika takdir berpihak padaku
Aku ingin waktu dihentikan sedetik saja
Agar aku bisa menikmati malam bersamanya

Jika itu mungkin aku tak akan lagi berharap ingin
Karena sudah yakin bersamanya

-Adhara Senja Rinjani-

"Dhar kenapa lo lebih suka malam dari pada senja" tanyanya memecahkan lamunan Dhara.

"Gue bukan gak suka senja tapi gue cuma lebih mengagumi sang malam"

"Lo tau karena apa Sat? " lanjutnya. Satria hanya menggelengkan kepalanya.

"Gak tau kenapa menurut gue malam itu lebih menenangkan lebih tenang untuk kita nikmati dan lebih indah karena kita kagumi. Karena itu gue suka malam"

Sebatas Bayangan (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang