"Ibu, Alice akan pergi berburu ya?" Tanya Alice sambil membawa mangkuk sup. Seperti yang terlihat, dia tengah membantu ibunya memasak.
Karena mereka tidak lagi bisa pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan karena dirinya, Alice menjadi merasa bersalah dan mengajukan dirinya untuk pergi berburu hewan di hutan sejak beberapa hari yang lalu untuk membantu. Ibunya itu hanya tersenyum melihat anak satu-satunya itu menatap dirinya berharap diizinkan. Bahkan, Alice mengibas-ngibaskan ekor serigalanya karena tak sabar menunggu jawaban darinya.
"Baiklah, hati-hati ya? Di hutan juga ada hewan buas," Ucap wanita paruh baya itu memperingati Alice.
"Baiklah!"
Dia segera pergi ke kamar pribadinya untuk mengambil busur dan beberapa anak panah. Ibu kandung Alice sendiri juga agak keberatan untuk membiarkan anak satu-satunya itu untuk pergi berburu. Tapi, karena tekad baja anak itu, akhirnya ia mengijinkannya. Walaupun dia masih sangat cemas karena umurnya yang tergolong masih anak-anak.
Dan ijin yang ia berikan itu tidak percuma. Alice selalu pulang dengan membawa hewan buruan untuk dimasak. Warga desa kini tidak mengijinkan dirinya untuk berbelanja di pasar lagi sebelum dia berhasil membunuh anak kandungnya sendiri itu.
Tentu saja ia tak bisa melakukan itu. Bagaimanapun juga, Alice adalah satu-satunya anak kandung yang ia miliki saat ini. Seluruh keluarganya juga meninggalkannya karena takut dengan Alice, sedangkan suami dan kedua anak kandungnya selain Alice telah menghilang beberapa tahun yang lalu.
Karena sampai sekarang tidak ada kabarnya, dia dan para warga desa menganggapnya telah meninggal. Ia tak mungkin tega melukai satu-satunya anggota keluarga miliknya yang tersisa. Jadi, ia lebih memilih hidup susah bersama anak kandungnya ketimbang harus membunuh anak kandungnya sendiri.
"Alice berangkat!"
"Tunggu, Alice!"
Mendengar ibu kandungnya memanggil dirinya, Alice segera berbalik arah ke hadapan ibunya. Dia sudah siap dengan busur di tangannya dan tempat anak panah yang ada di punggungnya.
"Belakangan ini kau terlihat murung, ada apa?"
Alice agak terkejut ibunya bisa tahu kalau belakangan ini ia murung. Ia lalu menjawab pertanyaan ibunya itu dengan sedikit murung karena yang akan ia ceritakan bukanlah hal yang baik menurutnya. "Belakangan ini Alice mendapatkan mimpi aneh yang selalu sama."
"Mimpi seperti apa?"
"Mimpi dimana pradisia dan ras bernama Manusia bertarung di tengah kobaran api sebuah pedesaan kecil. Oh iya, di mimpi Alice bertemu dengan seseorang yang mirip dengan Alice dan-"
Alice tiba-tiba menghentikan ucapannya yang sedang semangat menceritakan mimpi yang di dapatkannya itu. Karena ia tidak mungkin menceritakan kelanjutan cerita setelah ia bertemu gadis yang mirip dengannya di mimpi.
"Dan?" Tanya ibunya Alice menunggu kelanjutan cerita Alice.
"Eh? Bukan apa-apa!" Jawab Alice gugup.
Melihat ibunya terlihat sedang berpikir keras dengan apa yang diucapkan dirinya barusan, Alice menjadi tidak enak hati melihatnya. Padahal ia tidak perlu terlalu memikirkannya karena Alice sendiri tidak terlalu peduli dengan mimpi yang dimilikinya.
"Alice tahu itu mimpi yang aneh, bukan? Sebaiknya ibu jangan terlalu memikirkannya. Kalau begitu, Alice pergi dulu!"
Gadis kecil itu pun akhirnya pergi melewati pintu secara terburu-buru. Wanita itu tahu kalau sebenarnya Alice tidak ingin ia terlalu memikirkan mimpi yang dimilikinya itu. Dia tahu, Alice adalah anak yang tak ingin merepotkan orang tuanya dengan masalahnya. Ya, padahal ia sendiri ingin agar Alice lebih bergantung pada dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/120476170-288-k568297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf & Prince - Tale of Two World [END]
Fantasy------------------ Dunia yang tak pernah ku inginkan. Dunia yang bahkan tak pernah ku ketahui. Bukan ini yang sebenarnya kuinginkan. Aku ingin pulang. Bagaimana keadaannya disana? Apa mereka masih melakukan hal-hal seperti itu padanya? Andaikan ak...