Chapter 8 : Penjaga Cahaya dan Sebuah Kesempatan

110 16 3
                                    

Kini, Aletha dan Rizkiya sudah saling duduk berhadapan dan keadaan pun sudah berubah menjadi lebih tenang. Walaupun kini kepala Rizkiya sudah dipenuhi dengan benjolan akibat tertimpa kamus yang amat tebal dari rak buku yang ada di sebelahnya. Begitu pula dengan Aletha, walaupun masih ada sisa-sisa semburat merah di wajahnya, kini ia bisa lebih tenang.

“Aku berharap memiliki kemampuan menghapus ingatan,” Ucap Aletha tak tanggung-tanggung.

“I-itu tidak perlu, Aletha. Kurasa aku sudah melupakannya,” Balas Rizkiya mulai ketakutan dengan tingkah Aletha.

Padahal Rizkiya sendiri tidak tahu apa kesalahannya hingga Aletha hampir membunuhnya seperti itu.

“Benarkah? Kalau begitu bagus,” Ucap Aletha sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

Keadaan kembali hening dan tidak ada pembicaraan. Sebenarnya, Rizkiya memiliki banyak pertanyaan untuk Aletha. Hanya saja, ia ingin menanyakannya di waktu yang tepat sehingga ia tidak perlu merasakan bagaimana rasanya tertimpa kamus sejarah lagi. Dan ia merasa saat inilah waktunya.

“Aletha. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu,” Ucap Rizkiya kembali tegas.

“Apa itu?”

Setelah menyadari kalau keadaan Aletha sudah mulai tenang, Rizkiya pun menanyakan hal yang sedari tadi mengganggunya.

"Apa kau tahu motif si pelaku melakukan ini, Aletha?"

"Hmm, benar juga, aku sama sekali tidak memikirkannya," Jawab Aletha santai. "Makhluk itu tak bisa menyentuh ataupun disentuh apapun. Kurasa mustahil untuk melakukan apapun."

"Lalu apa tujuan dia sebenarnya?" Tanya Rizkiya masih dengan rasa penasarannya.

"Kurasa dia ingin membangkitkan legenda dalam desa itu. Apa kau melihat bentuk makhluk yang menyerangmu?"

"Sesuatu seperti serigala," Jawab Rizkiya setelah sebelumnya dia perlu mengingat-ingat kejadian di hutan wilayah timur itu.

"Aku pernah membaca kisah tentang serigala hitam dengan desa itu. Kurasa itu tidak terlalu penting. Kita bisa menyelidikinya di lain waktu," Jawab Aletha setelah sejenak berpikir.

Dan Aletha mengakhiri penyelidikannya tentang kasus makhluk ilusi yang menyerang mereka kemarin. Sedangkan Rizkiya menjadi kecewa dan lemas. Dia sangat suka mendengarkan kasus seperti ini dan menyelesaikannya.

"Sebagai gantinya, aku pernah mendengar kisah tentang penjaga cahaya dan penguasa kegelapan. Apa kau ingin mendengarkan legenda ini?"

Aletha bertanya untuk mendapatkan persetujuan Rizkiya. Tapi, sebenarnya hal itu juga tidak terlalu diperlukan. Karena dia sudah tahu Rizkiya akan setuju. Lagipula yang kita bicarakan adalah Rizkiya disini. Dia akan bersedia mendengarkan legenda apapun juga.

"Tentu saja!" Jawab Rizkiya penuh dengan rasa penasaran.

"Baik, akan kumulai."

"Dunia ini selalu dipenuhi kegelapan dan cahaya. Dan tentu saja terdapat makhluk yang harus mengendalikannya. Dan itu adalah penguasa cahaya dan penguasa kegelapan.

Tidak ada buku yang menjelaskan secara detil menceritakan mereka. Aku tidak tahu mereka makhluk apa. Mereka berdua bekerja sama dalam menciptakan keseimbangan dunia. Cahaya dan kegelapan harus seimbang di dunia ini.

The Wolf & Prince - Tale of Two World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang